12 : Deviland

1.4K 299 174
                                    

Sebelum membaca. Silakan lempar semongko ke wajah saya terlebih dahulu 🍉

Terima kasih.

***

Soojae merasa hampa. Meskipun perjalanan menuju kastil Delrico terasa menyenangkan, sebab dia akan berada jauh dari Zander--meskipun padang rumput dan langit kebiruan menyambang, Soojae tak bisa menikmati semua itu. Kepalanya terus mengulang ucapan Zander. Bagaimana cara pria itu menatapnya, bagaimana pria itu berbicara dengan suara berat yang mengancam. Zander benar-benar menyimpan dendam kepadanya, dan Soojae merasa rapuh karena tak berdaya dalam pengawasan makhluk itu.

Zander menginginkanku karena aku seorang Slava dan niat untuk balas dendam. Padahal aku tidak melakukan apa pun, padahal aku sama sekali tak bersalah. Mengapa harus aku? Aku bahkan tak menyangka bisa berada di dunia seperti ini. Aku ingin pulang, kembali ke pelukan papa dan mama, tetapi aku bahkan tak tahu caranya. Aku tak bisa, tetapi aku harus melakukannya demi Soorim dan yang lain, ini beban yang terlalu besar untuk gadis rapuh sepertiku.

Menyadari kalau dia akan berada di dunia itu selamanya, air mata Soojae nyaris tumpah. Sudah tidak ada harapan untuknya bebas.

Sekarang aku tawanan iblis kejam itu.

Oh! Tentu saja Zander tidak akan menyia-nyiakan kesempatan. Zander adalah iblis licik, sifat alamiahnya adalah sesat. Dalam dirinya tak satu pun tersimpan perasaan iba, kasih dan sayang. Zander seorang monster, dan monster itu akan mendapatkan semua keuntungan saat memilikinya nanti, kehidupan abadi dan hasrat yang terpuaskan.

Setidaknya itulah yang bisa Soojae cerna dari semua ucapan Zander dan Abra. Soal Slava, keabadian dan rasa puas. Begitu Soojae kembali nanti, Zander pasti akan meminta semua yang diinginkannya selama penantian setahun, Zander akan meminta itu sesering mungkin.

Teringat akan rasa sakit ketika Zander merobeknya, Soojae tanpa sadar meremas tangannya sendiri. Padahal kemarin lalu ia masih gadis penyakitan, yang duduk saja tak sanggup dan hanya mampu berbaring di atas ranjang seharian.

Padahal kemarin lalu dia masih gadis 20 tahun yang sangat polos, bahkan berciuman pun Soojae tidak pernah, dan malam itu Zander menggagahinya tanpa perasaan.

Soojae masih bisa merasakan sentuhan Zander di bagian-bagian tubuhnya yang sensitif, bahkan ketika Soojae masih remaja, dia malu sekali menyentuh bagian-bagian rahasia itu dan atau saat menatap tubuh telanjangnya dari air bak kamar mandi.

Soojae masih sangat hijau, ketika puncak gairah itu datang untuk pertama kalinya. Soojae ingat tubuhnya bergetar dan meledak bagaikan kembang api, telinganya berdenging keras dan cahaya putih muncul di matanya. Soojae masih ingat tekanan tubuh besar Zander di tubuhnya, gerakan menyatu pria itu yang kasar dan engahan napas mereka.

Setiap Soojae mencoba melupakannya, dia selalu gagal.
Kemudian rasa sedih mulai bermunculan, dibarengi rasa jijik pada diri sendiri karena setiap memikirkan itu. Bukannya membuat benteng terhadap pesona Zander, Soojae justru bergairah.

Soojae tidak tahu kalau bercinta itu akan terasa sakit tetapi juga candu, dan meskipun sudah dua kali melakukannya dengan Zander, Soojae tak mengetahui apa pun soal hubungan suami-istri. Sebab, setiap Zander melakukan itu, pikirannya melayang-layang dan hanya mampu mencerna rasa sakit akibat desakan tubuh Zander dan kenikmatan saat puncak itu tiba.

Tahukah Zander kalau milik Soojae terasa bengkak karena tak sanggup membungkus dirinya yang perkasa itu? Bahkan hanya membayangkan Zander menggagahinya lagi sudah membuat Soojae gemetar marah, marah karena tak berdaya.

Mengapa yang ada dalam pikirannya hanyalah seks? Raja macam apa dia?

Meskipun Soojae berulang kali menenangkan diri, tetapi pikirannya terus berkecambuk. Mengapa harus setahun? Mengapa tidak lebih lama saja? Supaya ia bisa menemukan jalan untuk menyelamatkan keluarganya? Supaya ia bisa memiliki banyak waktu untuk tidak berdekatan dengan Zander. Jujur, Soojae sangat takut. Dia ketakutan setiap saat, tetapi ketika mengingat mamanya. Rasa takut itu cepat-cepat dibungkus rapat, lalu dikuatkan bahunya untuk tetap tegak.

Deal With The Devil (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang