Lanjutt!!!
Sekarang di daerah kalian lagi hujan gak, nih?
Soalnya, seringkali hujan membawa kenangan😭
•••••
Aroma obat-obatan begitu menyengat di sekitar ruangan. Chanva menerjapkan matanya, kepalanya terasa sangat sakit.
"Shh..." lenguhnya, memegangi kepala yang masih amat berat.
"Cha." panggil Renata yang setia di sampingnya. Chanva melihat raut wajah Renata yang panik.
"Kepala gue sakit banget, Re."
"Lo belum makan?"
Chanva menggeleng. Renata membantunya untuk duduk, ia menyodorkan segelas air putih.
"Minum dulu."
"Makasih, Re."
Sedetik kemudian, raut wajah Renata berubah drastis, ia menatap Chanva tersenyum menggoda kearahnya. Chanva yang melihatnya langsung bergidik ngeri.
"Lo kesurupan apa, anjing?! Ngeri gue liatnya." ia memungmdurkan sedikit tubuhnya.
"Tadi yang nolongin lo ganteng banget, anjing! Mana gercep lagi, pas tau lo pingsan." ucap Renata dengan heboh.
"Siapa?" tanya Chanva, Renata menggeleng.
Sedangkan di luar ruangan, seorang siswa mendengar semua percakapan mereka. Ia merasa lega, setelah tau Chanva baik-baik saja.
"Lang!" ia menepuk pundak Elang.
Elang menoleh ke arah Rigra.
"Ngapain?"
****
Tring! Tring! Tring!
Terdengarnya bel pulang sekolah adalah momen yang paling di tunggu-tunggu para murid. Dengan tergesa, mereka berhamburan keluar kelas.
"Cha, gue duluan, ya." pamit Renata pada Chanva yang masih membereskan alat tulisnya.
Chanva menatap Renata, menhangguk. "Makasih. Hati-hati."
"Iya. Dadah!" terak Renata yang sudah melewati pintu kelas.
Setelah semuanya selesai, Chanva melangkah keluar kelas.
"Cha! Cha! Cha!" beberapa kali Renata memanggil Chanva dari kejauhan sembari berlari kecil.
Kedua alis Chanva terangkat.
Renata masih mengatur napasnya yang tersenggal. "Gue liat dia."
"Siapa?" tanya Chanva.
"Orang yang nolongin lo tadi." jelasnya.
Baru saja ingin bertanya, Renata langsung menarik lengan Chanva untuk mengikutinya. Hingga mereka berdiri di pinggir lapangan. Terlihat ada beberapa siswa yang masih bermain basket.
"Apaan?" tanya Chanva menatap Renata.
Renata menunjuk dengan mengisyaratkan kepalanya. "Itu."
Mata Chanva pun mengikuti arah petunjuknya. "Dia?" gumamnya.
"Iya, yang baru duduk tuh, tuh." tunjuk Renata. Ia menatap Chanva. "Lo kenal?"
Tanpa menjawab pertanyaan Renata yang masih menatapnya bingung. Chanva berjalan menghampiri siswa tersebut.
Dari kejauhan, Rigra melihat Chanva yang mendekat ke arah mereka.
"Lang, liat noh. Cewek yang tadi pagi nabrak kita." ucap Rigra menyenggol lengan Elang yang berada di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elang
Jugendliteratur"ELANG!" Baru satu langkah masuk ke rumah, teriakan-teriakan itu kembali memecahkan telinganya. Tanpa mendengarkan panggilan dari Galang, Elang terus berjalan sembari membawa gitarnya itu. "Papa bicara sama kamu! ELANG!" Elang menghentikan langkahny...