Bab.2 : kehidupan sicupu

50 9 1
                                    

Hari ini adalah hari terakhir Jaemin dirumah sakit, barang-barangnya sudah di siapkan oleh kedua sahabatnya? Perlahan Jaemin mulai mengerti.

Sepertinya ia ditugaskan disini untuk merubah kehidupan si cupu ini,iya! Jaemin mengingat beberapa hal yang terjadi padanya ia tidak tahu darimana ingatan itu berasal yang jelas bahwa ia akan membalaskan dendam si cupu.

Mereka bertiga berjalan keluar menuju pintu keluar rumah sakit.

"Kunci apartemen Nana mana?"tanya Renjun pada haechan.

"Oh iya? Mana?"

"Tidak perlu! Aku ingin pulang kerumah"jawab Jaemin.

"Hah tidak! Kau menginap di rumah ku saja kalau begitu"Renjun

"Tidak Renjun,aku sedikit merindukan keluargaku"jawab Jaemin menyeringai.

"Kau yakin?"

"Tentu saja"

"Segera hubungi kami jika terjadi sesuatu"haechan.

"Kau sedikit mengingat semuanya?"Renjun bertanya.

"Ia aku sudah mengingat semuanya injunie..."

Renjun tersenyum ia yakin karena Nana atau jaemin? Memanggil nama panggilan sayangnya.

Mereka berdua mengantar Jaemin menuju mansion Na,sepanjang jalan jaemin hanya tersenyum haechan dan Renjun melihat itu sebagai hal yang normal,Nana memang selalu tersenyum! Tapi ada sesuatu dibalik senyum itu.

🥕🥕🥕

"Berani sekali kau menapaki kakimu kesini lagi?"

Baru saja ia masuk tapi ia sudah disambut oleh penolakan? Ckckckck tidak heran Jaemin itu.

"Tentu saja kan ini juga rumahku"ucap Jaemin datar.

Haechan dan Renjun sudah pulang sedari tadi karena Jaemin memaksa mereka berdua pulang.

"Heii kau anak..."

"Shuttttt! Diam! Kau bukan siapa-siapa disini kalau ayahku tidak menikahimu dasar jalang tua" wanita tersebut terdiam.

"Kenapa?minggir aku sangat lelah,apa kau tidak tau aku habis koma 3 hari" Jaemin berjalan melewati wanita tersebut.

"Na jaemin kau..."

"Sudah kubilang diam! Aku sedang tidak ingin ribut"

"Dasar anak itu,hei kalian seret pemuda tidak tau diri ini keluar rumah!"

Seketika 4 pria berbadan bongsor mendekati Jaemin dan memegang lengan Jaemin.

Jaemin tidak suka dipegang,ia mendecih kemudian dengan sedikit tenaga ia menendang satu persatu tulang kering pria bongsor tersebut.

"Ckkkk baru segitu kemampuan kalian? Lemah " setelah mengatakan hal itu Jaemin berlalu menuju ke lantai atas dengan menenteng tasnya.

"Anak itu sudah mulai berani rupanya,lihat saja!" Wanita paruh baya tersebut mendecih

"Kalian saya pecat! Dasar tidak berguna"teriaknya.

Jaemin tersenyum dibalik tembok ujung tangga.

🥦🥦🥦

Jaemin melirik tak suka melihat bagaimana kamarnya begitu sangat emmm imut? Ah bagaimana mereka menyebut hal itu? Intinya kamarnya seperti Barbie. Bukan cuman interior kamar tapi juga baju yang ada di lemarinya sungguh terlihat sangat kuno.

Ia memanggil pekerja di rumah tersebut.

"Tolong kalian buang semua baju menjijikkan itu! Semuanyaaa! Jangan sampe ada yang terlewat jika ia maka nyawa kalian yang akan hilang. Satu lagi aku akan pergi berbelanja sebelum pulang kalian harus mendekor kamarku menjadi abu hitam termasuk kasurnya,aku tidak mau tau jika semuanya belum berubah kalian semua aku pecat atau bahkan nyawa kalian yang ku pecat"

Semua pekerja yang mendengar sedikit takut melihat sang tuan muda,

"Jangan kalian anggap enteng ancamanku tadi,kalian harus tau bahwa aku orang yang nekat "

Jaemin berlalu dengan sombongnya,ia menyeringai ketika ekor matanya tak sengaja melihat wanita tua tengah mengintip dibalik tembok.

Jaemin berjalan keluar rumah,ia membawa sebuah kartu hitam yang ia temukan di kamar sang ayah. Kalian tak usah bingung kapan dan bagaimana ia mengambil itu. Ia memanfaatkan ingatan pemilik raga dan kemampuan mencurinya untuk mengambil barang tersebut.

ANOTHER NA | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang