Kehidupan Nahida

40 14 28
                                    

Cuaca hari ini gelap. Awan hitam menutupi matahari, disaat itu ada seorang adik kakak yang baru saja kehilangan kedua orang tuanya karena kecelakaan hebat. Seorang kakak yang bernama Nahida serta seorang adik bernama Klee, akan menjalani hidup tanpa kasih sayang orang tua.

Hikss...

Hikss...

Suara tangisan dari seorang anak perempuan, tangisan itu terdengar begitu sakit dan mendalam.

"Ayah... Ibu... Kenapa kalian pergi ninggalin aku begitu saja.. aku masih membutuhkan kalian.. aku tidak bisa hidup tanpa malaikat seperti kalian.. Hikss.." Ucap Klee sambil menangis haru.

"Berhentilah menangis, Klee. Ikhlaskan ayah dan ibu, biarkan mereka bahagia di atas sana." Ujar Nahida.

"Aku gak bisa berhenti menangis kak, ini berat banget, aku gak mau kayak gini, aku mau nyusul juga secepatnya.." Jawab Klee dengan frustasinya.

"KLEE!!" Teriak Nahida.

"Kakkk... Aku gak bakal kuat menjalani hidup.."

"Klee! Disini masih ada kakak! Kakak masih bisa berjuang, kakak masih hidup! Kamu tega ninggalin kakak sendirian? Kakak tahu ini berat bagi kamu, gak cuma kamu aja, bagi kakak juga berat Klee..."

"... Maaf kak, aku.. gak bakal ninggalin kakak, aku bakal hidup sama kakak."

"I know you are really sad, ayo pulang. Kamu belum makan dari tadi."

Diperjalanan pulang ke rumah, Klee teringat sesuatu bahwa 4 hari kedepan adalah hari ulang tahunnya. Ia tidak bisa membayangkan dihari ulang tahunnya ini tanpa hadir nya seorang ibu dan ayah. Padahal Klee sangat menginginkan kue ulang tahun yang dibuat oleh ibunya.

Satu hari setelahnya, Nahida memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah terlebih dahulu karena mentalnya yang kurang bagus. Klee tetap pergi ke sekolah agar ia tidak bosan di rumah.

"Kakak! Klee berangkat dulu ya~!" Teriak Klee.

Saat perjalanan, Klee bertemu dengan temannya. Nama temannya ialah Anya. Anya adalah teman baik Klee sejak kecil, mereka masih bersama hingga saat ini.

"Klee~ selamat pagi~" ucap Anya.

"Iya.. pagi Anya..." Jawab Klee dengan lesu.

"Eh- kamu lemes banget.." ujar Anya.

"Maaf Anya, aku masih lesu karena kejadian kemarin.." jawab Klee.

"Oh iya, tidak apa Klee! Aku harap kamu bisa menerima dan mengikhlaskan semuanya ya~" ucap Anya sambil menyemangati Klee.

"Makasih banyak Anya."

"Iya~ ayo ke sekolah, takut telat"

Di kelas, Klee hanya melamun dan ia pun tidak menyimak guru di depan yang sedang mengajar. Entah apa yang dia pikirkan, ia tiba tiba menangis sambil segukan, teman sekelasnya memperhatikannya lalu memanggil guru di depan itu untuk menghampiri Klee.

Setelah itu, guru menghampiri Klee dan bertanya mengapa dia tiba tiba menangis.

"Ada apa Klee? Kenapa menangis?" Tanya guru tersebut.

"N-nggak... nggak apa apa kok.. Klee cuman keinget Ibu sama Ayah.." jawab Klee sambil menangis.

"Klee, saya tahu kok ini berat buat kamu, tapi... Kamu jangan nangisin kedua orang tua mu terus ya sayang? Mereka bakalan sedih kalau Klee juga sedih.. bahagia terus ya nak, Klee sayangku." Jawab guru sambil mengelus kepala Klee.

Disekolah, Klee benar benar tidak ada semangat sama sekali, ia hanya melamun dan menangis dengan suara kecil. Teman sekelas yang melihat ia dengan wajah pucat begitu kasihan, mereka berpikir bahwa lebih baik kalau Klee beristirahat dirumah saja, mereka juga merasakan apa yang Klee rasakan, maka dari itu teman teman Klee menyarankan agar ia beristirahat dirumah dengan nyaman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NahidaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang