Wajah sepucat rembulan, menutup bagai tabir.
Laksana kepinding yang terkatung-katung.
Menambah pedih dan lara yang tak berkesudahan.
Menjadi pendongkrak luka dalam dada.Dekrit mana yang menjadi penghalang.
Bila asa telah sampai.
Nasehat mana yang menjadi obat.
Bila kekosongan tetap membelenggu.Di mana sinar rembulan yang memberikan kehidupan pada matamu.
Di wajahmu tidak lagi terbentuk senyum bagai bulan sabit.
Air mata kematian membasuh kesedihan ini.
Menjadi penutup di setiap langkahmu.