PROLOG

60 7 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Juga jangan nyonyek yak

Happy Reading
.
.
.
.
.

Tap.. tap...

Suara langkah kaki terdengar ribut dan berbolak balik di atas lantai marmer yang dingin.

Angin kencang yang mengibarkan gorden-gorden besar di jendela membuat suasana malam ini semakin dingin menambah kekhawatiran dan kepanikan di sebuah kamar.

Cahaya bulan yang melewati jendela perancis tidak mampu untuk menutupi wajah seorang anak yang kini memejamkan matanya gelisah dan disampingnya terdapat tiga orang  dengan satu orang paruh baya diantaranya.

Keringat terus bercucuran di sekitar kening anak itu dengan mata yang sampai kini masih tertutup. Enggan untuk terbuka.

"Tuan Muda?! Tuan Muda!? Bangunlah.. Tuan Muda!? Buka matamu Tuan Muda!?" Wanita paruh baya itu terus menepuk-nepuk pelan pipi anak laki-laki itu.

"Bagaimana ini Bibi?" Tanya seorang wanita yang tampaknya masih berumur dua puluhan kepada wanita paruh baya itu sangat hawatir.

"Tidak bisa begini kita harus cepat memanggil dokter" ucap wanita paruh baya itu mengerutkan kening hawatir.

"Panas Tuan Muda semakin tinggi, kita tidak bisa lagi membiarkan ini"

"Ani kau cepatlah siapkan mobil kita akan membawa Tuan Muda ke rumah sakit"

"Tunggu sebentar bibi" ucap perempuan satu lagi lalu berlari tergesah-gesah keluar.

"Mama, Papa" sebuah lirihan lembut keluar dari celah bibir pucat seorang anak laki-laki itu tanpa membuka sedikitpun kelopak matanya.

"Tuan Muda" ucap wanita paruh baya itu dengan menempelkan kembali handuk kecil yang sedari tadi ditempelkan dikening anak itu.

"Bangunlah Tuan Muda" kata wanita paruh baya itu yang biasa dipanggil Bibi Maria.

Namun anak itu belum juga membuka matanya membuat Maria dan Lusi dilanda kekhawatiran.

"Bi-bi hah mobil sudah siap" tiba tiba Ani datang dengan nafas tersengal sangking terburu-buru nya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Apa kamu sudah mengabari Tuan dan Nyonya?" tanya Maria kepada Lusi yang tadi ikut pergi bersama mereka ke rumah sakit.

"Ah aku lupa, tunggu sebentar bibi"

"Aish kenapa bisa lupa"

"Hehe maaf bibi aku tadi sangat panik dengan kondisi Tuan Muda"

"Mm biar bibi saja yang menghubungi Nyonya"

"Makasih Bi"

Di telepon

Setelah menunggu beberapa waktu akhir telepon diangkat pihak lain.

Terhubung..

"Tuan"

"Bibi Maria? Ya ada apa bukankah jam disana.."

ATHALLA (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang