A.1

35 3 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Juga jangan nyonyek yak

Happy Reading
.
.
.
.
.


8 Tahun berlalu..

Trangg...

Suara benda terjatuh mengejutkan semua orang di sebuah kediaman.

"Apa yang terjadi?" Seorang pemuda 22 tahun datang mendekati sumber suara.

"Kenapa? Kenapa?" tak lama suara pemuda yang tampak berumur 20 tahun menimpali.

"Tuan Muda kau tidak terluka?" tanya bibi Maria tergopoh-gopoh, walaupun sudah menginjak usia senja dia tetap menunjukkan sikap seperti usia tiga puluhan.

"Aku baik baik saja bibi" Athalla, biasa dipanggil Al melunakkan nada bicaranya walaupun matanya masih menunjukkan kedinginan dan keterasingan yang jelas.

"Apa yang terjadi Al?" tanya pemuda 22 juga khawatir.

"Tdk sengaja" balas Athalla singkat namun kini nada bicaranya tidak lagi melunak seperti dia berbicara dengan Maria.

Sedangkan pemuda 22 tahun yang bernama Rafael itu mengerutkan keningnya sedikit heran dengan adik bungsunya ini.

"Ada apa sebenarnya dengan adik ku ini? Kenapa dia bersikap dingin dengan semua orang terkecuali Bibi Maria, kak Lusi dan kak Ani" batin Rafael cukup tertekan, instingnya mengatakan bahwa dia melakukan banyak kesalahan dengan adik paling kecilnya ini.

Tidak jauh dari Rafael seorang pemuda 20 tahun juga menatap heran adiknya.

"Ada apa sebenarnya dengan Al, bahkan dengan Papa dan Mama dia tidak pernah menunjukkan wajah lembut seperti itu tapi dengan bibi Maria dia sangat lembut dan juga penyayang" batin pemuda yang dikenal sebagai Diandra atau Ian.

"Dan seperti ini sudah terjadi sejak lama" batin kedua saudara itu tanpa mengetahui kesamaan pikiran mereka.

"Baiklah ketiga Tuan Muda, sebaiknya kalian kembali ke kamar kalian urusan di sini biar bibi yang urus" ucap Maria tapi tatapan pada Tuan Muda Ketiga atau si bungsu.

"Biar aku bantu Bi" bukannya menuruti permintaan Maria Athalla malah berjalan mendekati pecahan gelas yang tidak sengaja dia jatuhkan.

"Eh tidak perlu tidak perlu, biar bibi saja Tuan Muda" tolak Maria mendahului Athalla.

"Tapi.."

"Tuan Muda kamu kembali saja ke kamar mu" ucap Maria kekeh dengan perkataanya.

"Haah baiklah, tapi hati hati bibi jangan sampai terluka" kata Athalla memegang tangan yang sudah mulai mengeriput itu.

"Baik baik"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Athalla langsung berjalan menuju ke kamarnya setelah berbicara dengan Maria tanpa menyapa ataupun melihat dua pemuda yang merupakan kakak nya.

Tentunya Rafael dan Diandar tidak tinggal diam, mereka segera menghentikan Athalla.

"Al bisa kita bicara sebentar?" tanya Rafael menahan pergelangan tangan adiknya.

Athalla berbalik tapi matanya menatap tidak suka tangan yang saat ini memegang tangannya. Rafael yang menyadari hal itu segera melepaskan pegangannya dari tangan adiknya.

"Berapa lama?" Athalla tampak enggan untuk berbicara dengan kedua saudaranya ini.

"Hanya sebentar" kata Diandra dengan sedikit tatapan permohonan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ATHALLA (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang