Gamau sama koko

910 46 6
                                    

Mark dan haechan sedang menyiapkan makanan untuk buah hatinya yang sedang menyiapkan dirinya untuk berangkat sekolah. Mark membantu haechan menyiapkan makanan sederhana tadinya haechan ingin sekali membuatkan nasi goreng kesukaan chenle tapi karna mereka semua telat untuk bangun pagi jadinya haechan hanya membuat sandwich ala ala rumahan saja.

"Chenleee ayo turun, jangan lama-lama diatas nanti kamu terlambat"

"Iya dadda sebentar, aku mau ngerapihin tas dulu"

Mark yang mendengar ocehan dua buntelan kesayangannya hanya tersenyum lebar. Situasi seperti ini lah yang membuat mark betah dirumah dan tidak ingin berlama-lama dikantor, walaupun mark suka kesal kalau anaknya hobi sekali memanipulasi suaminya sampai dia tidak mendapatkan jatah rutnya dan berakhir meminum pil.

"Sini de, minum susunya dulu"

"Nanti kamu diantar sama supir, pulangnya dijemput a hendery. Kamu nginap disama dulu sampai besok, daddy ada perlu sama dadda kamu"

"Daddy, apa boleh chenle ga usah sekolah saja?"

Pertanyaan itu membuat mark membulatkan matanya, saat mark ingin memberikan beberapa pertanyaan, haechan menepuk pundak mark sambil tersenyum. Mark yang mendapatkan afeksi kecil dari suaminya hanya terdiam, mark tau bahwa haechan akan memberitahunya nanti.

"Ade makan dulu ya sayang" ujar haechan dan mendapatkan gelengan keras dari chenle

"Dadda aku serius. Chenle tidak usah sekolah saja ya?"

"Kan kemarin dadda udah bilang sama kamu sayang. Anak dadda yang paling ganteng ini percaya sama dadda apa tidak?"

Chenle terdiam beribu bahasa, bibirnya terlalu kaku untuk mengucapkan sepatah kata. Mark yang melihat situasi rumah sangat tidak baik akhirnya membuka suaranya.

"Chenle kan baru 1 hari sekolah nak, mangkanya lele bilang sekolah ga seru" haechan mengelus kepala buah hatinya sangat lembut.

"De kalau kamu ga sekolah, kamu mau kayak om om silver"

Mark hanya ingin membuat suasana kembali dan mendengar teriakan chenle. Tetapi chenle hanya berdiam dan menundukan kepalanya, tidak menanggapi pertanyaan daddynya, hanya mendengarkan dan memainkan makananan yg ada didepannya. Mark yang melihat chenle hanya menghembuskan nafasnya.

"Dek, dengerin daddy"

"kamu liat daddy dulu ya nak" dengan cepat chenle menatap mark.

"Ade emangnya mau, kalau daddamu nanti diambil sama orang?" Ucapan mark ini membuat chenle bergeleng ribut.

"Dek dengerin daddy ya sayang. Chenle mau tau ga? Ga selamanya daddy muda dan sehat terus pasti ada dimana daddy butuh istirahat karna daddy sudah tua. Daddy juga ga selalu ngurus perusahaan, pasti ada penerusnya sayang yang nerusin perusahaan pasti kamu. Bubu, mae, kakek jae sama kakek jhon juga ga mungkin ikut campur sama urusan perusahaan lagi. Terus kalau kamu ga mau sekolah, siapa yang mau nerusin perusahaan daddy. Bayangin deh dek. Perusahaan daddy tiba-tiba ancur karna gaada yang nerusin, akhirnya perusahaan bangkrut. Kalau bangkrut kita jadi miskin, kalau kita miskin dek kita bakalan tinggal dirumah sempit, ya paling rumah yang kita tempatin bakalan sebesar kamar mandi kamu. Cukup lah ya buat hidup kita bertiga. Terus dadda, ninggalin kita berdua"

Mendengar kata-kata terakhir dari mark, chenle langsung membulatkan matanya lebar, air matanya sudah menggenang banyak sekali, mungkin kalau chenle menutup matanya air mata itu akan terjatuh bebas di pipinya.

"Gamau, lele gamau ditinggal dadda"

"Dadda tetap sayang daddy dan lele kan?" Ujar chenle sambil memegang gangan haechan dan menatapnya dengan penuh harapan

Bapak Dan Pangeran KecilnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang