Pagi hari disambut..
Yeah, encok pinggang Zea. Permainan semalam berlangsung selama beberapa jam. Baru pertama kali having sex dengan orang asing lalu di buat brutal semalam lalu pagi nya orang asing yang hampir menculik nya itu kini entah kemana
Zea terbangun seorang diri, saat menyentuh sisi yang lain, sofa itu sudah dingin berarti orang yang di samping sudah pergi sejak lama. Dia mencoba bangun dan duduk bersandar
Namun pikiran jahat yang baru saja hinggap di kepala Zea terpatahkan dengan suara berisik dari suatu ruangan yang lampunya menyala. Selang beberapa menit, si penculik kemarin muncul dengan semangkok mie instan rasa ramen di tangan nya. Mangkok itu diserahkan ke tangan Zea
"Maaf, aku hanya punya mie instan" kata si penculik
"Kenapa?" Tanya Zea sambil meneteskan air mata nya
"Karena aku belum punya uang untuk memasakkan makanan yang kayak untuk mu" kata si penculik lagi sambil menghapus air mata si manis
"Maksud ku, kenapa kau begitu baik? Aku orang asing bagi mu" kata si manis sambil melihat sebuah baju yang di gantung antara lampu-lampu temaram
Zea sadar kalau diri nya bangun bukan menggunakan seragam kerja nya melainkan sebuah kaos oblong bersih dengan parfum maskulin yang pekat. Seragam nya terlihat baru dicuci dan sekarang sedang di gantung
Helaan nafas terdengar di rungu, si penculik itu bingung harus berkata bagaimana. Hati nya merasa kalau si manis ini kayak untuk diperlakukan lembut apalagi mendengar sekilas cerita sedih dari hidup Zea. Yang dia lakukan sekarang adalah memperhatikan bagaimana cara si manis mulai memakan mie instan buatan nya
Pipi nya menggembung karena mie yang belum tertelan, makan nya pun sangat lahap seperti belum makan seharian"Terima kasih, aku belum makan dari kemarin siang" kata Zea
"Oh, pantas" batin si penculik itu. Dia mengambil mangkok itu dan menyimpan nya di wastafel. Cuci? Ah, kapan-kapan saja
"Namaku Willes, orang-orang ku menyebut diri ku serigala cacat" kata si penculik itu. Zea kemudian memperhatikan betul-betul bagaimana rupa pria ini
Willes, si serigala cacat. Tidak heran kalau dipanggil cacat, karena luka bakar yang besar itu memanjang dari atas alis nya sampai ke pipi kanan nya. Bisa dilihat kedua warna bola mata nya berbeda, sebelah kiri nya berwarna kelabu dan sebelah kanan berwarna putih. Mungkin akibat infeksi luka yang menjalar ke pupil mata kanan nya
~•~
Singkat cerita, setelah beberapa saat mengobrol, Zea memutuskan untuk pulang dengan petunjuk jalan dari Willes. Sebenarnya, Willes ingin mengantar sendiri si manis pulang namun seperti nya itu bukan keputusan yang bijak
"Aku pulang" ucap Zea saat membuka pintu dengan lesu
PYARR
"Dasar anak durhaka! Mana ada shift malam yang karyawan nya pulang pagi! Mengaku kau, dari mana saja anak kurang ajar!"
Sesuai dugaan si manis, ayah nya akan marah setiap dia pulang pagi-pagi. Alasan nya? Bukan. Bukan karena ayah nya ini khawatir atau semacam nya namun dia marah tidak ada yang membersihkan rumah dan memasak makanan untuk nya
Zea hanya mematung di depan pintu sambil menatap pecahan gelas kaca yang berserakan di dekat nya. Kalau tidak salah, itu salah satu gelas koleksi nya dari sabun cuci piring gratis gelas kaca
Menangis? Sudah terlampau terbiasa dengan situasi ini dan air mata nya tidak mampu meredam murka ayah kandung nya ini
Zea membungkuk ke depan hendak membersihkan kaca yang berserakan tapi jambakan di rambut nya mengurungkan niat nya. Si ayah menjambak kuat rambut anak nya dan menarik nya sehingga si anak mau tidak mau menginjak pecahan kaca tersebut
Sambil meringis, si anak manis ini tetap mengikuti langkah ayah nya yang menuju ke dapur walau dirasa telapak kaki nya sudah berdarah-darah
BRUK
"Cepat! Masakkan aku makanan! Apa kau tidak tau ayah mu ini kelaparan dari semalam hah!?"
Tubuh lemah Zea langsung ambruk saat dibanting di meja dapur. Mata nya melirik sedikit ke arah kaki nya, kaos kaki putih nya sudah menjadi semerah darah sekarang
"Lambat! Tunggu apalagi!? Aku sudah lapar!"
Tangan mungil nya bergemetar mengambil pisau lalu mulai meracik bumbu untuk memasak sebuah sop ayam kaldu. Sekitar setengah jam, masakkan sudah selesai dan langsung disajikan ke hadapan ayah nya
"Buat diri mu berguna, bersihkan kekacauan mu" Kaya ayah nya sambil menunjuk bekas gelas kaca dan darah di mana-mana
Air muka si manis sudah sangat pucat dan sangat kesakitan sekarang. Apa yang bisa dia lakukan selain menuruti perintah mutlak ayah nya? Tidak bisa dilanggar, itu lah yang ada dikepala nya
BRUKH
Sudahlah, Zea sudah tidak kuat. Dia pasrah pingsan di depan ayah nya yang sedang makan sementara darah segar terus mengalir dari telapak kaki nya, si ayah tetap santai makan
~•~
Sore tiba, dan Zea baru sadar dari pingsan nya. Dia harus segera membersihkan kekacauan ini, lalu memasak untuk ayah nya. Jam masuk kerja shift malam dimulai 2 jam lagi, harus segera bangkit pikir Zea
Syukurlah, ayah nya tidak marah-marah lagi dan diri nya bisa absen tepat waktu. Luka sobek di telapak kaki nya hanya sempat ia berikan obat merah dan membungkus nya dengan perban setebal mungkin. Saat ia memakai sepatu boots nya, perih masih bisa dirasakan nya
Pekerjaan nya di pabrik makanan ini adalah hanya menyiapkan bahan baku lalu sampling untuk uji pemeriksaan di laboratorium pabrik. Tentu saja, dia harus cepat bergerak karena waktu untuk setiap sampel hanya berkisar 30 menit untuk diperiksa setelah itu sampel atau bahan baku dianggap tidak layak
Akhirnya jam istirahat tiba, ada waktu untuk sedikit rehat. Langkah Zea sudah tertatih-tatih menuju koperasi pabrik
"Permisi Bu, mau beli perban 4 sama tablet tambah darah nya 2 ya" Ucap Zea lemah pada Ibu penjual nya, dia juga mengambil satu roti piscok dan air putih botol tanggung
"Astaga, kenapa wajah mu pucat sekali? Apa kau sedang sakit? Kau tau kan nak, kau bisa ijin pulang cepat jika iya" ucap si ibuk penjual panjang lebar. Zea hanya bisa tersenyum sambil berbohong
"T-tidak, aku tidak apa Buk. Aku punya anemia dan lupa minum obat tadi siang. Berapa total nya?"
"Ahh nak, jangan terlalu memaksakan diri sekalipun kau anak baru disini, oke. Semua nya jadi 24 ribu nak"
"Ini uang nya Bu, terima kasih" ucap Zea berusaha pergi secepat mungkin dengan langkah tegap
Setelah mengganti perban nya di kamar mandi, si manis ini langsung memakan roti hanya dengan 2 siap dan cepat-cepat meminum air nya sampai setengah botol. Kalau dia bisa menyelesaikan sisa pekerjaan nya dalam 2 jam, maka dia bisa pulang cepat
Entah kenapa, diri nya ingin sekali bertemu dengan Willes lagi. Baru pertama ini, dia diperlakukan sebegitu lembut nya bahkan having sex pun Vanilla
~•~
"Nak Zea, kau boleh pulang cepat. Wajah mu sangat pucat nya sampai aku tidak tega melihat mu, pekerjaan mu sudah selesai semua kan?"
"Sudah pak, terima kasih banyak. Saya pamit dulu ya pak" Zea berusaha bangun tapi ...
GRAB
Keseimbangan nya oleng karena terlalu lelah dan banyak darah yang hilang. Untung saja Bapak Usman pembimbing nya dengan gercep menangkap tubuh nya
"Nak Zea! Kau tidak apa? Biarkan bapak mengantar mu pulang ya" kata Pak Usman khawatir
Zea merasa pusing sekali namun tetap menolak bantuan lebih dari pembimbing kerja nya ini. Terlanjur rindu dengan Willes
~•~
T
B
CCanon gak nih :)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER
Short StoryKumpulan Oneshoot BxB GxG Semua cerita ini adalah plot/ide murni dari pengarang: L-Chiexxx