TAK TERMAKAN WAKTU

3 0 0
                                    


Terbaring di atas hamparan rumput hijau. Berselimut langit malam penuh bintang. Aku menatap Bulan yang menghipnotis ku untuk segera pergi ke alam mimpi. Kesadaran ku semakin lama menipis hingga aku tertidur di atas permadani Tuhan yang indah ini. Kupikir aku sudah sampai di alam mimpi. Disambut pemandangan yang sama seperti tempat ku tertidur. Kukira mimpiku akan tetap membosankan, sampai kulihat dari dalam rimbun nya pepohonan seorang anak laki-laki dengan kemeja putih bersih dan celana hitam pendek berlari ke arah ku. Layaknya kunang-kunang kecil yang indah. Anak itu berhenti di depan ku dengan tatapan kecilnya yang membuat hatiku meleleh seperti es krim di musim panas. Senyuman lucu nya seperti habis memakan permen sekotak penuh.

"Halo kakak peri, kita bertemu lagi" Ujar nya padaku dengan senang.
"Apa kita pernah bertemu sebelum nya? " Tanyaku pada Si kecil imut ini. Cukup membingungkan karena seperti nya ini adalah pertama kali kami bertemu di mimpi. Sekilas informasi saja mimpi ku selalu membosankan. Baiklah mari kembali pada pertanyaan ku. "Tentu saja kita pernah bertemu sebelumnya. Bahkan sering" Aku sedikit terkesiap dengan jawaban si kecil ini. Pasalnya aku tak pernah mengingat kami pernah bertemu. "Tak apa, kaka peri memang selalu lupa jika bertemu dengan ku. Jadi kaka peri cukup percaya padaku"
Baiklah jika dia bilang begitu. Nurani ku berkata untuk percaya padanya.
Sedetik kemudian dia sudah menggandeng tanganku dan berlari menarik ku untuk ikut dengan nya. Tangan nya dingin, halus dan lembut. Tentu saja tangan anak kecil yang tampak bersih dari dosa. Aku pun ikut berlari dengan nya. Kami berlari menembus angin malam yang kencang. Memasuki hutan gelap penuh pepohonan dan semak-semak tinggi. Aku tak melihat sekeliling ku lagi. Fokus ku hanya pada Si kecil yang berlari menggandeng tangan ku.

Sepertinya sudah sekitar lima menit kami berlari di dalam hutan. Aku seperti tak peduli kemana kami pergi. Hingga perlahan Si kecil mengurangi kecepatan langkah nya. Seperti nya kami sudah hampir sampai di tempat tujuan. Si kecil pun berhenti tepat di depan sebuah bangunan tua. Si kecil? Tunggu kemana perginya Si kecil yang menggandeng ku tadi? Tangan kami masih bertaut, namun tangan yang menggenggam tangan ku menjadi lebih besar dari tangan ku sendiri. Sosok Si kecil yang tadi kulihat berubah menjadi sosok laki-laki. Seperti nya seumuran dengan ku. Penampilan yang sangat mirip dengan Si kecil tadi. Apakah Si kecil tiba-tiba tumbuh menjadi remaja tampan yang kulihat di depan ku? Sungguh tak masuk akal bila memikirkan nya. "Kau pasti berpikir bagaimana anak kecil yang tadi menggandeng tanganmu dengan begitu erat menjadi laki-laki dewasa dalam sekejap" Tebakan nya sangat tepat. Tapi, dewasa? Jadi dia lebih tua dari pada aku? Yahhh terserah aku hanya penasaran dengan kejadian berikut nya.

" Jadi.... Apa yang akan kita lakukan? Hanya berdiri didepan bangunan tua ini? Dilihat dari manapun bangunan ini terlihat seperti mansion tua yang mewah. Ini milik mu? " Tanya ku setelah kami hanya diam bertatapan selama dua menit. Waktu yang cukup lama hanya untuk bertatapan. Tatapan nya padaku terasa tak asing. Seperti tatapan yang ku rindukan. Tatapan lembut dan hangat namun juga sedih diwaktu yang sama. Tatapan yang seakan ingin mendekapku dalam dekapnya selama yang dia inginkan. Selama dua menit itu aku berpikir apa hubungan ku dengan nya. Benarkah kami hanya pernah bertemu atau kami punya hubungan khusus di kehidupan yang lalu. " Kau akan tau setelah kita masuk ke dalam. Dan mansion ini milik kita berdua" Jawab nya dengan senyuman indah menghiasi wajah rupawan itu. Ada sedikit rasa takut dalam diriku saat kami memasuki mansion di depan kami. Yahhh tak heran mansion megah terbengkalai adalah salah satu tempat yang dihuni makhluk-makhluk tak kasat mata.

Sebenarnya lelaki ini juga mencurigakan. Tapi aku sudah terlanjur mengikutinya. Yahhh ini hanya mimpi, aku akan terbangun jika sudah saatnya. Kami masuk ke dalam mansion. Dia masih menggandeng ku. Menuntun ku memasuki mansion tua ini. Ruang tamu yang megah dan luas. Pernak-pernik khas rumah orang kaya juga ada disini. Lukisan , guci, sofa, dan banyak barang mahal lainnya. Yang menarik perhatian ku adalah sebuah lukisan pernikahan. Aku menghentikan langkahku sejenak memperhatikan lukisan itu. Lagi-lagi aku merasa tak asing dengan wajah di lukisan itu. "Itu kita berdua. Kau lupa? " Celetuknya menyadari fokus ku teralihkan ke lukisan itu. Mataku membulat sempurna. Refleks ku toleh kan kepala ku ke arah nya. Lagi dan lagi senyuman indah itu. Seperti menyiratkan sebuah kisah yang menyedihkan. Kisah yang mungkin saja tak sanggup ku dengarkan. Tapi tidak, kisah itu secara otomatis muncul di serpihan ingatan ku. Seketika penglihatan ku disaat itu juga berubah. Kini yang kulihat adalah sebuah mansion megah yang masih terawat. Sangat indah layak nya istana. Hingga kulihat seorang wanita yang mirip dengan ku berlari tergesa-gesa menuruni tangga di dekat ruang tamu. Dibelakang nya ada seorang pria paruh baya yang mengejarnya. Darah menghiasi wajah pria itu, penampilan nya pun berantakan. Sepertinya telah terjadi suatu tragedi disini. Aku hanya memperhatikan mereka. Wanita itu berlari hingga mendekati pintu utama mansion. Sayang nya dia tidak bisa membuka pintu itu. Pintu nya terkunci. Entah bagaimana bisa terkunci. Dan pria paruh baya itu semakin mendekat ke arah wanita itu. Mengulurkan sebuah pistol ke arah wanita itu. Hampir saja pria itu menarik pelatuk pistol nya jika saja sebuah suara tidak menginterupsi mereka.
"HENTIKAN PAMAN!!! " Teriak seorang lelaki yang mirip dengan lelaki yang membawa ku ketempat ini. Dia berada tak jauh dari mereka. Rasanya seperti menonton film. Tapi hatiku terasa sangat sakit disini.
"Ahahahaha Lumier.... Lumier.... Kau benar-benar dibutakan oleh cinta yahhh" Pria paruh baya itu tertawa sambil berbalik menatap Lumier.
"Hanya karena penyihir ini menyelamatkan nyawamu di medan perang, bukan berarti kau boleh menikahi wanita penyihir yang jahat ini"
"Pernikahan kami sudah sah dimata agama dan hukum. Orang tua kami juga sudah menyetujui. Kenapa paman sekarang membuat masalah dengan membunuh semua orang di mansion ini? "
"Kau mau tahu kenapa? Dia lah yang membunuh kaka mu!!! " Ekspresi Lumier berubah drastis. Dia terlihat sangat terkejut. Seakan tak percaya Lumier pun beralih menatap wanita yang mirip sekali dengan ku itu. Wanita itu terlihat ketakutan. Dapat kulihat seluruh tubuhnya bergetar karena rasa takut.

" Ophelia cintaku.... Apa benar yang paman katakan? Kau yang membunuh kakak ku? " Tanya Lumier kepada wanita yang ternyata bernama Ophelia. Tunggu, selain wajah kami bahkan nami kami pun sama?!! Lumier terlihat sangat putus asa saat menanyakan hal itu. Ophelia menatap Lumier dengan tatapan tak percaya. Air mata membasahi pipi Ophelia tanpa henti.
" Lumier.... Sebegitu tidak percayanya dirimu padaku? Aku sudah pernah mengatakan nya bukan aku yang membunuh kakak mu kan? Mengapa kau menanyakan ini lagi? Tahukah kau? Hatiku teriris melihat mu meragukan ku seperti ini" Tangis Ophelia memenuhi ruangan ini. Lumier tak sanggup melihat belahan jiwa nya menangis. Lumier seketika berlari ke arah Ophelia dan memeluknya dengan erat.
"Maafkan aku Ophelia. Ini salah ku" Ujar Lumier berusaha menenangkan Ophelia yang kalut.
"Berpelukan lah kalian sepuasnya karena sebentar lagi aku akan memisah kan kalian" Seru Sang Paman. Lumier dengan terpaksa melepaskan pelukan nya dan beralih menghadap paman nya.
"Paman terlihat sangat tertarik dengan kami. Paman pasti sangat menyayangi kami"
" Tentu saja keponakan ku tersayang, aku akan mengirim mu ke akhirat terlebih dahulu sebelum wanita penyihir itu"
" Tak perlu repot-repot seperti itu paman. Aku yang akan mengirim Paman ke akhirat terlebih dahulu. Bagaimana kalau kita duel berpedang seperti waktu itu Paman? Aku akan senang jika bisa melakukan nya lagi"
" Baiklah aku akan mengabulkan permintaan mu"
Setelah percakapan singkat itu, aku hanya melihat adegan menegangkan antar dua pria yang sedang berduel. Dentingan pedang memenuhi ruangan. Pertarungan sengit berlangsung hingga pedang Paman Lumier jatuh.
" Aha Paman sudah kalah. Lebih baik Paman pergi" Ujar Lumier penuh bangga. Paman Lumier hanya terdiam. Namun tanpa Lumier sadari Paman nya sudah menggenggam pistol di tangan nya yang lain. Dengan cepat Paman menarik pelatuk pistol itu. DORRR...... suara peluru yang melesat mengheningkan seluruh ruangan. Lumier terkejut. Matanya terbelalak. Tidakk... Bukan karena peluru yang menembus tubuh nya. Namun karena Ophelia yang menggantikan nya menerima peluru itu.

"Hahh... Hahh... Hahh... Apa yang barusan kulihat?? Apa itu kehidupan masa lalu kita? " Aku kembali ke waktu sekarang. Napas ku berat, jantung ku berdebar kencang. Kilasan-kilasan memori masa lalu memenuhi ingatan ku. Air mata ku
terus menghujani pipiku. Lumier yang masih menggenggam tangan ku, menarikku ke kedalam dekapan nya. Aku menangis di dalam pelukan nya. Menumpahkan seluruh emosi yang kurasakan. Sangat hangat hingga membuat ku tenang.

" Tak apa aku disini. Itu yang membuat kita berpisah. Kau memberikan semua kekuatan mu padaku. Aku berumur panjang. Tapi tanpamu aku tak bisa hidup. Saat aku mati, jiwa ku tak menemukan mu. Mengetahui fakta kau bereinkarnasi membuatku putus asa saat itu. Karena jiwa penyihir tidak bereinkarnasi. Aku berusaha mencari mu. Hingga saat ini akhirnya kita bertemu. Hiduplah dengan bahagia. Aku akan menunggu mu disini. Aku akan selalu menemuimu di mimpi "
Aku bahagia bertemu dengan nya lagi. Kenangan yang selama ini kulupakan.
Aku bertemu dengan nya di dalam mimpi. Rasa lega namun sedih menjadi satu. Hanya dia dipikiran ku sekarang.

" Waktunya sudah habis. Jika terlalu lama kau tidak akan bisa bangun nanti. Sampai bertemu lagi Ophelia, aku mencintaimu "

"LUMIEREE......." Aku terbangun dengan pikiran kosong. Menatap sekeliling aku terbangun masih di tempat yang sama saat aku tidur semalam. " Aku juga mencintaimu Lumiere " Aku menangis lagi. Aku merasakan rasa sakit yang selama ini di rasakan Lumiere saat kehilangan lu. Kini aku yang kehilangan dirinya.
Tak apa. Aku tak apa. Benar kan?




























Haiii guysss aku bikin cerpen selagi nyari inspirasi buat ngelanjutin questions answers yahhhh.....
Happy reading yahh guyss 🥰🥰🥰

Yesterday Today TomorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang