25 Januari

0 0 0
                                    

Aku hanya diam ketika segerombolan siswa laki-laki di kelas ku melemparkan gumpalan - gumpalan kertas ke arahku.
" Kenapaaa harus kau yang jadi sahabat Bela? Astaga aku cemburu sekali " Ucap salah satu dari mereka.
" Mana ku tahu. Tanya saja Bela "
Jawab ku pelan, yang ternyata masih bisa didengar oleh mereka. Yahh tepat seperti perkiraan ku. Satu pukulan keras mengenai pipiku dan menjatuhkan kacamataku. Sakit? Tentu tapi sudah terlalu sering seperti ini mau ku apakan lagi?

Aku beranjak dan membawa barang - barangku lalu pergi ke halaman belakang sekolah. Disana seorang gadis sedang menunggu ku. Bela. Sahabatku, dari kecil tentunya. Menyadari kedatangan ku, dia langsung memarahiku.
" Terryyyyy.... Sudah kubilang untuk melawan mereka kan. Apa guna nya otot-otot mu itu jika tidak kau gunakan " Omel nya padaku. Cerewet memang. Namun, aku menyukainya.
" Aku malas, kau tahu sendiri kan berurusan dengan mereka tidak ada habisnya"
" Astaga baiklah-baiklah. Omong-omong....... Nanti malam aku akan kencan dengan Daniel" Ujar nya. Sakit? Tentu saja. Tapi aku tak ingin merusak hubungan kami.
" Coba ku hitung, sudah berapa banyak lelaki yang kau kencani" Ujar ku dengan gestur menghitung.
" Heii tidak sebanyak itu, lagipula kenapa kau tidak cari pacar saja? "
" Tidak banyak apanya? Terhitung kau sudah berkencan dengan 5 lelaki tahun ini. Pacar? Gadis yang kucintai sudah berkencan dengan lelaki lain. Aku lebih senang melihat nya bahagia"
" Wah sungguh kata-kata yang indah terry" Ucapnya dengan memainkan alisnya.
" Sudahlah Bel, ayo pulang. Aku lelah, obati lukaku juga nanti yah"
" Baiklah-baiklah"




Skip malam 23.00

Aku sedang membaca buku di kamarku, sampai bunyi ponsel mengganggu ku. Bela menelpon ku. Sebagian otakku bertanya-tanya ada apa, sebagian lagi sudah menebak apa yang terjadi.

Di telpon

" Heeeiiyyyy terryyyyyy hehhee "
" Kau mabuk? "
" Aakuuu tiidak mabuukkk... Aku hanya minum 2 botol saja hehe"
" Dimana kau sekarang? "
" Dirumah hihi"
" Aku kesana sekarang "

Aku mematikan telpon dan bergegas kerumahnya. Dia pasti putus lagi.

Skip rumah Bela
Aku masuk kerumah Bela dengan kunci yang ada di bawah pot bunga. Di ruang tengah aku melihat gadis itu sudah minum botol ke3. Separah itukah patah hatinya.
Aku merebut minuman nya, dan dia melihat kearahku.
" Owhhoo kau disini? "
" Berhenti minum, kepalamu akan sakit nanti"
" Baiklah aku akan berhenti "
" Kau putus dengan kekasihmu lagi yah? "
" Wahh kau sudah tahu rupanya "
" Apa dia menyakiti mu? "
" Tidak Terry, aku yang menyakiti nya"  Ucapnya dengan senyum sedih.  "Apa yang kau lakukan? "
" Terry... Aku lelah melakukan ini. Hiks aku lelah menyakiti orang lain hanya untuk menghilangkan perasaan ini" Dia mulai menangis. Aku memeluknya agar dia lebih tenang.
" Terry... Aku menyukai mu.... Tidak... Aku mencintaimu.... Tolong jangan benci aku"
" Apa? "
" Aku berkencan untuk melampiaskan nya, aku tahu kau hanya menganggap ku sahabat mu jadi aku-"
" Siapa bilang kau hanya sahabat bagiku? "
" Aku"
" Kau salah. Aku juga mencintaimu"
" Jangan menghibur ku seperti itu Terry... Kau tau aku tak suka keboho-"
Aku mengecup bibirnya untuk memotong perkataan nya.
" Huwaaaaaa Terryyyyyy kenapa tidak kau katakan saja dari dulu" Dia menangis keras sambil memukuli tubuh ku tentunya.
" Aku tak ingin hubungan kita rusak"
" Huwaaaa kau jahat hiks..... Aku benci.... Tapi tidak bisa hiks"
" Maaf.... Berhentilah menangis " Aku memeluknya dan mengusap surai hitam panjangnya. Astaga dia semakin imut saat menangis.
"Terry temani aku tiduurrrrr" Racau nya. Kulihat matanya sudah tertutup sempurna. Aku menggendong nya,  membaringkan tubuhnya di kasur. Menutup tubuhnya dengan selimut. Saat aku hendak beranjak pergi, dia memegang tanganku.
"Heiiyyyyy Terryyyyyy sudahhh kubilanggg temani aku tidurrrr" Wah ternyata dia masih sadar, kukira dia sudah tidur.
"Baiklah-baiklah" Aku berbaring di samping nya. Memeluk tubuh kecilnya itu. Tak kusangka pukulan yang tadi kuterima dari gadis bertubuh kecil ini terasa cukup menyakitkan. Aku membelai surai panjangnya. Aku mengecup keningnya. Ku bisikkan sepenggal kalimat setelah dia benar-benar tertidur.


"Goodnight Bel. I love you"



















░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░

Wkwkw pendek aja lah yahhh namanya juga cerpen yahhh kannnnnn
Next cerpen nya apalagi yahhhhhh
Vote komen jangan lupaaa
See youu next timee

Yesterday Today TomorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang