#5 : the brother

222 22 26
                                        

Jungmo berhasil menghentikan satu percobaan pembunuhan hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungmo berhasil menghentikan satu percobaan pembunuhan hari ini. Seseorang harusnya memberinya nobel perdamaian.

Sejujurnya dia juga masih bingung bagaimana tadi dia bisa menghentikan seorang Koo Junhoe dari mengamuk hebat di mansion besar kediaman keluarga Kang setelah ucapan Minhee tadi. Orang itu memang kurang ajar. Harusnya Jungmo biarkan saja tadi kakaknya menanamkan satu-dua pukulan di wajahnya yang sok oke itu biar dia jera.

Namun karena Jungmo adalah orang baik dan selalu berbesar hati (bohong) maka dia dengan sangat baik hati mencegah kakaknya berusaha membunuh Kang Minhee dengan tangan kosong. Alasannya?

Sederhana, karena Jungmo belum memegang ponselnya dan tidak siap merekam adegan itu. Nanti sia-sia ada tontonan seseru itu tapi Jungmo tidak bisa merekam untuk menontonnya berulang kali.

Namun hal itu kemudian mengarah ke sekarang.

Junhoe menutup pintu mobil dengan membantingnya, namun dia masih berbaik hati membawakan tas dan gitar adiknya. Namun tumbuh bersamanya sejak kecil membuat Jungmo tahu kakaknya itu sedang marah sekarang. Dia hanya bisa berharap kemarahannya tak ditujukan padanya —Junhoe kadang-kadang gak bisa tertebak, meski Jungmo tahu kakaknya menyayanginya setengah mati dan akan lebih memilih lompat dari jembatan penyeberangan daripada harus memarahinya.

"Mama!"

Tuh, kan. Baru masuk rumah saja suaranya sudah menggelegar seakan dia berbicara memakai toa.

"MA?! MAMA?! MAMA DI MANA?!"

Kalau Jungmo adalah anak papa sekali, kakaknya sebaliknya. Dari kecil kakaknya itu sangat dekat dengan ibunya, dan hal itu berlanjut meski dia sudah sebesar ini.

"MAMAAAA."

"Haduh, June. Jangan teriak-teriak di rumah. Kamu kira kita tinggal di hutan,"

Kedua kakak beradik itu menoleh ke asal suara, seorang perempuan paruh baya namun masih sangat cantik dan segar yang menuruni tangga dengan hati-hati.

"Papa mana, ma?"

"Kamu teriak-teriak manggil mama cuma buat nyariin papa? Kenapa nggak papa yang kamu teriakin tadi?"

Junhoe membuat ekspresi wajah kesal yang saking julidnya ingin Jungmo gebuk.

"Ma, tunangannya si adek dicepetin aja tanggalnya. Nggak usah nunggu dia lulus SMA dulu. Biar pas Jungmo lulus mereka langsung nikah aja."

Kedua mata Jungmo melotot kaget, tak percaya itu yang akan keluar dari mulut kakaknya. PENGKHIANATAN MACAM APA INI.

"EH KAK JUNE NGAWUR BANGET MULUTNYA—"

"MASA' YA MA, mereka udah tidur bareng! Tidur yang beneran tidur sama yang nggak beneran tidur. Bayangin! Baru kenal lho, ma! June nggak mau nantinya adek June dicap murahan atau semacamnya kalau kayak gitu sama orang asing yang bukan siapa-siapanya, makanya tunangannya dicepetin aja. Biar si Minhee sialan itu juga ngerasa ada tanggung jawabnya ke Jungmo. Heran, anak jaman sekarang."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ikigai +MinimoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang