Prolog

258 28 7
                                    

Disitu ia berdiri, dibawah sinar lampu jalan yang menyinari antero area luar apartemen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Disitu ia berdiri, dibawah sinar lampu jalan yang menyinari antero area luar apartemen. Gelapnya malam tampak remang-remang diakibatkan sinar lampu jalan yang sinarnya merekah.

Wajah lusuhnya menatap pada seorang yang kini tengah menggendong kucing gembil berwarna kelabu dengan sedikit corak mozaik dibagian atasnya. Memandanginya dengan netra nanar yang tersirat akan keputus asaan.

Dirinya pun tak tahu mengapa kembali lagi kemari, ia hanya menuruti langkah kakinya yang membawanya di dalam pundungnya malam yang mencekik.

Wanita itu, terlihat memandang dengan datar. Ia tetap mengelus kucing dalam dekapannya, tak peduli berapa banyak detik yang ia buang untuk saling melempar pandangan pada pria berkaos oblong putih dengan lapisan kemeja kotak-kotak.

Angin datang dari ufuk timur, mendesir daun-daun, menyapu wajah-wajah mereka yang tampak kacau dengan pikiran yang bergelut masing-masing.

"Kenapa kesini lagi, Yeonjun?" tanya si wanita, ia tampak sedikit bingung akan kehadiran pria itu.

Yeonjun. Atau lebih tepatnya Choi Yeonjun lengkapnya, pria yang sejak tadi memandang putus asa wanita itu tetap diam tak menggubris. Binar netranya terlihat memendung perasaan sedih amat luar biasa, namun ia hanya bisa diam tanpa mengeluarkan sepelik kata pun.

"Ada yang ketinggalan?" wanita itu bertanya lagi. Namun ia dapati Yeonjun tersenyum tipis lalu mendengus, menundukan pandangannya kemudian menatapnya lagi.

Ia menggeleng pelan sembari mengangkat bahu, "gak tau." ia separuh tertawa, tertawa miris. Menertawakan dirinya yang terlihat menyedihkan. Menyedihkan karena memiliki hasrat untuk pulang. Untuk kembali. Namun tak pernah tahu kemanakah ia harus berpulang?

Senyap, hanya ada suara dengkuran kucing yang mulai terlelap pada dekapan wanita berambut setengah coklat itu. Keduanya saling melempar pandang dengan kedua aura berbeda.

Yeonjun yang seperti manusia terpuruk, dan si wanita yang memancarkan kesan gelap.

"Kak." suara seraknya memanggil, ia terlalu lelah sehingga suaranya menguar tidak benar.

Perempuan yang usianya terpaut diatas satu tahun darinya masih setia memerhatikan Yeonjun, sampai akhirnya sebaris kalimat keluar dari bibirnya itu.

"Aku... gak tau harus kemana." katanya lirih dibawa angin malam yang dingin.

Wanita itu mendengarnya, meskipun suaranya teredam hiruk pikuk kesunyian malam, ia mendengarnya dengan begitu amat jelas.

Suasana kembali membisu dengan seketika, kembali pada mereka yang pikirannya saling berputar. Hingga akhirnya satu suara memecah keheningan, dan mengatakan.

"Mau masuk dulu?"

-Next-

Ps: Haii aku balik membawa cerita baru dengan karakter serta pairing baru, semoga suka yaaa^^

Ngomong-ngomong cerita ini sedikit ambil referensi dari drama Because This Is My First Life yaa, tentang marriage life gitu pokoknya. Semoga betah dan jangan lupa votement nya. Enjoy><

RUMAH PULANG [YEONJUN x SAKURA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang