Prolog

0 0 0
                                    








Cahaya bintang dan bulan menyinari langit malam yang terlihat gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cahaya bintang dan bulan menyinari langit malam yang terlihat gelap. Lampu-lampu remang jalanan menyala menyinari sekitar.

Seorang laki-laki dengan perawakan tinggi berdiri di antara lampu remang yang ada di jalanan. Wajahnya tampan walaupun terdapat banyak luka yang menghalangi wajahnya.

"Huuhhhh" Terdengar, helaan nafas berat dari laki-laki itu.

Mata tajam bak elang yang di milikinya menelusuri setiap inci disekitarnya. Laun-laun, matanya itu terdapat genangan air yang ia tahan agar tidak keluar.

"Kenapa?" Ujarnya, ntah kepada siapa.

kepalanya ia dongakan ketika air yang sudah dia tahan memberontak untuk keluar. Senyuman getir terlukis di wajah tampannya, tanpa memperdulikan rasa nyeri yang menjalar di sudut bibirnya.

"Kenapa suka sama, Lo, sesakit ini?" Laki-laki itu menatap lurus ke langit. memandang bintang, dengan tatapan yang mengisyaratkan, bahwa dia sedang kecewa.

Air matanya jatuh bersamaan dengan rintiknya air hujan yang mulai turun. Tangannya mengepal erat, guna melampiaskan semua emosi yang dia pendam.

"Gue, pengen egois.... Tapi, gue gak bisa..."

"Kenapa?!"

"KENAPA?!"

Laki-laki itu berteriak, tanpa mengalihkan pandangannya dari langit malam yang penuh dengan bintang. Dirinya seakan-akan tengah mengadu ke salah satu ciptaan tuhan itu.

Bintang memang tidak mendengar. Tapi, dia adalah tempat yang tepat untuk berkeluh kesah.


Di sebuah kamar, terdapat tiga insan manusia yang sedang terduduk melingkar di atas kasur. salah satu dari mereka adalah seorang gadis. Gadis yang cantik dan beruntung karena memiliki dua Sabahat yang selalu menjaganya.

"Bin, Apa yang sebenarnya Lo pertahanin di dunia ini?" Tanya Gadis itu, kepada selaha satu di antara sahabatnya yang bernama Bintang.

"Lo" Dengan cepat dan tegas, bintang menjawab.

"Kenapa gue?"

"Gakpapa, gue pengen nya elo. emang gak boleh?"

"Boleh sih.. Tapi, Lo kayak gak ada lagi selain dia?" Yang menjawab bukan si gadis, melainkan Langit. Sahabatnya.

"Emang gak ada, semua yang gue pertahanin selalu nyakitin gue. So, buat apa pertahanin orang yang selalu menorehkan luka?"

'Walaupun Lo juga salah satunya dari orang yang selalu menabur luka...'

Kebahagiaan dan kesedihan itu sementara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kebahagiaan dan kesedihan itu sementara. Jadi, Jangan berlarut-larut dalam kebahagiaan, karna ada kalanya juga kesedihan akan datang, Dan juga sebaliknya. Lakukanlah dengan sewajarnya, karna yang berlebihan, akan merusak semuanya. -Bintang-








-LetterJeong -

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bintang Semesta||On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang