PROLOG

26 7 0
                                    

•••

How Everything is Started

•••

"Sampai bertemu dilain hari, Alle!"

Kalimat yang diutarakan di akhir bulan Juni yang lalu kembali berputar di kepala seorang gadis dengan hoodie putih yang tengah duduk menatap hujan diluar jendela yang sedang mengguyur Jakarta malam ini.

Dia tidak melakukan apa-apa sebelumnya selain menatap kosong keluar sembari sesekali menyeduh susu vanilla hangat favoritnya. Sampai akhirnya bayangan terhadap kawan lamanya memenuhin kepala.

Saat-saat  dimana mereka masih tertawa bersama dan tak pernah terbayang mereka akan terpisahkan oleh waktu, juga saat dimana masing-masing dari mereka dapat merasakan yang namanya kehangatan dalam persahabatan. 

Allegra kembali menyeduh susu hangatnya dan memaksa untuk melupakan bayangan barusan. Namun hujan yang turun dengan tenang diluar seolah tak membiarkannya untuk dapat melupakan kenangan terindah semasa Sekolah Menengah Pertamanya. 

"Alleee! Cepetan sini keburu dingin ntar susunyaaa." 

"Itu juga baru selesai dibuat, Rea! Nggak usah gitu deh." 

Allegra mencebik malas sebab dirinya masih belum puas bermain hujan. Ini merupakan kesempatan yang selalu ia impikan dari dulu, tahu. Bermain hujan tanpa adanya petir dan guntur yang mengganggu. Tanpa perlu khawatir mamanya akan memarahinya nanti.

Walau begitu bibirnya tetap mengukir senyuman tipis. Ia terlalu asik tersenyum, hingga tanpa sadar sudah ada dua orang dibelakangnya yang siap membuatnya kembali murka. 

"DOR!! AWAS AL AWAS ADA KODOK" 

"AAAAA DIMANA?" 

"HAHAHA SUMPAH AL KOCAK BANGET KAGET MU MIRIP KODOK."  

"ZIDANE KURANG AJAR! AWAS KAMU YAAA!" 

"HAHAHAHA AMPUN ALLEGRAAA" 

Setelahnya terjadi adegan kejar-kejaran ditengah hujan seperti yang ada di film-film. Sedang kawannya yang satu lagi, Zelvan, hanya tertawa melihat mereka saling kejar-mengejar. Ia memilih untuk pergi ke pinggir dan mendatangi Andrea yang sudah tersungkur ke lantai sebab tertawa terbahak-bahak.

Tanpa sadar, sudut bibir gadis itu terangkat membentuk senyuman tipis. Baru teringat secuil dari kenangannya saja ia sudah sebahagia ini. Bagaimana jika kelak mereka harus dipertemukan kembali? 

Lamunan bahagianya seketika sirna ketika dering alarm dari handphone nya berbunyi. Dengan gerakan malas ia mematikan suara yang sangat menganggu itu. Second kemudian matanya terbelalak kala melihat pengingat yang tertulis pada layar handphone nya.

"Astaghfirullah al'Adzim, aku lupa!"

3 jam menuju ulangan sejarah, semangat!

Dia bergegas membuka buku catatan sejarahnya dan mulai menghafalkan inti materi yang ada. Ah, sungguh, ia sangat benci menghafal sejarah. Namun dengan sikap profesional hidup, walau mengeluh dan banyak protes, tetap dikerjakan demi keselamatan.

Bodoh. Dia pikir hanya butuh kurang lebih 10 menit untuk sekedar melamun dan sedikit mengenang masa lalu. Ternyata waktu berjalan begitu cepat, sekarang sudah pukul setengah 4 dini hari yang berarti ia sudah melakukan hal sia-sia selama 3 jam!

"Dengan kekuatan iman dan doa, aku pasrahkan ulangan sejarah besok pada mu, Ya Rabb!"

•••

Balikpapan, 23 Februari 2023
liya -

Never GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang