"Dunia ini terlalu keras untuk di hadapi dengan serius, butuh sebuah sandiwara untuk menimbunnya."
•
•
•
Bersemangat pergi ke sekolah adalah pelariannya setelah melewati malam yang penuh ke gabutan dan melelahkan, serta dengan tugas-tugas yang di kerjakan di malam hari.Rain bersenandung kecil setalah memarkirkan motornya, berkaca dari spion motor sebelum melangkah meninggalkan parkiran.
"Hai, Rain," sapa Syifa, teman sekelasnya yang juga baru sampai. Rain yang menyadari pun kembali menyapa dan tersenyum.
"Oii, tumben pagi lo datengnya," sindir Rain sedikit menghina Syifa, bagaimana tidak Syifa ini orang yang jarang banget dateng pagi lebih tepatnya Syifa selalu terlambat.
"Salah lagi deh gue, dateng pagi di tanyain dateng terlambat malah di omelin," gerutu Syifa, Rain terkekeh mendengarnya.
"Ya dong salah, di dunia ini mana ada yang betul, hahaha." Syifa tidak peduli dengan ocehan Rain, ia berjalan meninggalkan Rain yang masih tergelak di parkiran.
Rain yang merasa dirinya di tinggal pun segera berlari menyamakan langkahnya dengan Syifa. Berjalan sambil bercerita ria itulah mereka bukan mereka tapi hanya Rain yang excited sendiri, ya inilah Rain yang berbeda ketika bersama orang lain.
Sesampainya di kelas ternya kelas masih kosong tanpa penghuni, ini masih di bilang pagi banget jam masih menunjukkan tepat pukul 07.00 WIB.
"Sepi banget nih kelas kalau pagi." Rain bersuara tapi hanya di balas anggukan kepala oleh Syifa.
"Kantin ajalah, ngapain juga duduk di kelas," ajak Syifa dan di angguki oleh Rain.
🔸🔸🔸
Gelak tawa memenuhi kelas 12 IPS 1 bukan seluruh isi murid di sana tapi hanya satu orang yang tertawa dengan lepas, siapa lagi kalau bukan Rain. Kerjaannya tertawa terus, entah apa yang di tertawakan itu tidak jelas bagi yang melihat tanpa menyimak pembahasan pasti beranggapan begitu.
Rain, Syifa, Ayu dan Lala, mereka ber-empat yang selalu buat ricuh dalam kelas, tapi itu tidak masalah bagi seisi kelas. Satu kelas juga sudah tahu bagaimana ricuhnya mereka jadi di bawa santai saja.
"Woi, Lala suara lo bisa di kecilin dikit nggak sih, ganggu aja." Suara menyebalkan terdengar di telinga mereka ber-empat siapa lagi kalau bukan Dimas laki-laki paling sewot di kelas ini, tapi tenang meskipun begitu ia tidak serius kok hanya sekedar bercanda namun sangat membuat hati jengkel kalau lama-lama.
Lala yang tak terima langsung membalas dengan suara juteknya, "diam aja lo, gue nggak ngomong sama lo!"
Dimas hanya menatap kesal ke arah Lala, percuma juga dia melawan gadis satu ini pada akhirnya dia juga yang akan kalah lebih baik ia diam saja lagi.
Sepuluh menit lagi jam istirahat, namun tugas yang di berikan oleh guru belum siap mereka kerjakan karena daritadi asik dengan perbincangan aneh dan gelak tawa saja.
"Cepat kumpulkan tugas yang ibu berikan tadi," suruh guru mata pelajaran sejarah Indonesia, mereka yang mendengar itu bergegas menyelesaikan tugasnya.
"Waduh gawat, kita belum selesai satu soal lagi, gara-gara lo sih Rain ngajak ngobrol terus," protes Syifa, Rain yang tidak terima dengan ucapan Syifa pun menyela.
"Lha siapa suruh kalian dengerin gue, mampos lah lagi cepet kerjain tuh tugas, gue mah nyontek aja." Pernyataan dari Rain mendapat tatapan tajam dari ke-tiga temannya, menyadari di tatap seperti itu Rain terkekeh lalu pura-pura membaca buku untuk mencari jawabannya.
Memang tadi yang mengajak mengobrol duluan itu Rain, sehingga mereka terbawa-bawa memang dasarnya Rain ini sesat.
🔸🔸🔸
Bel pulang sekolah telah berbunyi, selain jam istirahat jam pulang juga menjadi favorit bagi anak sekolah. Tapi tidak bagi Rain jam pulang bukan hal yang ia tunggu, pulang ke rumah bukan tujuannya percuma ia pulang yang di cari nya saat pulang tidak ada.
Rumah nya memang ada namun penghuninya dan tempat dirinya bersandar tidak berada di dalam rumah tersebut, raganya telah pulang tapi jiwanya melayang kemana-mana.
"Yahh pulang, nggak ada gunanya gue pulang ke rumah," gumam Rain sambil memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.
"Kenapa?" Ternyata Syifa menyadari ucapannya baru saja, Rain mengalihkan pandangannya lalu menggeleng pelan.
"Udah yok pulang," ajak Ayu yang sudah siap untuk pulang, mereka mengangguk lalu berlalu meninggalkan kelas yang sudah kosong.
23 November 2022
Jangan lupa follow yaa
Ig: indiiii18_
Wp: ndiani18
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Perfect
Short StoryDi balik tawa yang keras ada luka yang di sembunyikan dengan samar, agar tidak terlihat oleh orang lain. Di balik bahagianya ada sakit yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Yang terlihat kuat tidak sekuat yang di lihat, yang terlihat sepert...