Seoul.Berhenti sekolah dan menjadi seorang pengangguran bukanlah hal yang menyenangkan, sebagian remaja mungkin berfikiran bahwa diam di rumah hanya berbaring sembari bermain ponsel adalah hal yang paling damai tapi nyatanya kita memerlukan uang agar tetap hidup.
pagi hari di hari libur
Seorang gadis yatim piatu dengan baju lengan panjangnya serta celana jeans kedodoran tengah bercermin di depan kaca lemari kamarnya, ia baru selesai mandi
setelah selesai memakai baju gadis yatim piatu itu beranjak dari kamarnya kemudian berjalan menuju dapur rumahnya ia membuka kulkas kecil miliknya dan hanya ada air putih dingin disana, ia menghela nafasnya kasar
gadis itu merasa lapar tapi ia tidak memiliki makanan.
"apa aku jual diri saja, t-tapi aku tidak menyukai penis" ucapnya
ia tersadar akan ucapannya barusan kemudian ia menggelengkan kepalanya
gadis itu berjalan keluar rumah ia ingin menemui temannya, jarak rumah temannya tidak jauh hanya seling 1 rumah saja
"bam... bambamm!" teriak gadis yatim piatu ketika sampai di depan rumah temannya
.
"nah makanlah, kau inii cepat cari pekerjaan lisa aku sudah tidak sanggup memberimu makan lagi" ucap bambam
namanya LISA gadis yatim piatu yang tidak mempunyai uang sepeserpun lisa selalu mengandalkan bambam jika ia kelaparan.
"jangan pelit padaku"
bambam terkekeh mendengar penuturan lisa
BAMBAM berusia 25 tahun dulu mereka tetangga yang hanya saling menyapa jika bertemu kini mereka berteman baik bahkan bambam sudah menganggap lisa sebagai adik kandungnya sendiri, beruntung bambam memiliki pekerjaan tetap dan gaji yang cukup untuk dirinya dan lisa
bambam pernah mengajak lisa untuk tinggal bersama tapi lisa menolak alasannya ia tidak mau di perkosa bambam, padahal itu tidak akan pernah terjadi.
"aku pulang dulu, terimakasi makanannya suami" ucap lisa
"suami katanya, aku tidak menyukai gadis puber sepertimu"
"sialan usiaku sudah mulai dewasa" kesal lisa
.
.
di rumah lisa hanya berbaring di kursi panjangnya, ia menempatkan bantal kecil di pinggiran kursi tersebut jika tidak lehernya akan terasa sakit.
bagaimana lisa bisa memiliki rumah sederhana ini? apa lisa membelinya? dari mana uangnya?
kedua orang tuanya hanya meninggalkan rumah ini untuk lisa, paling tidak lisa bisa berteduh dan tidak menjadi gelandangan di luaran sana.
.
lisa memainkan ponselnya ia mengecek paket internetnya apakah masih ada atau sudah habis karena jika habis lisa tidak akan sungkan minta di belikan pada bambam
ternyata paket internet yang dimiliki lisa masih banyak, mungkin bambam mengisinya secara diam diam lisa masih ingat ia kehabisan paket internetnya dua hari lalu, bambam begitu baik padanya walaupun bukan saudara kandung bambam selalu ada jika lisa sedang kesusahan dan kelaparan.
walaupun lisa terkesan tidak sopan dan kasar pada bambam tapi jauh di dalam lubuk hatinya ia merasa sangat amat berhutang budii pada bambam.
kenapa lisa tidak mencoba cari pekerjaan? siapa yang akan menampung remaja lulusan sekolah dasar?
