2 the Shooting Star 2

44 3 0
                                    

Hari itu, Roxxane dihadapkan pada seorang lawan yang tangguh. Akan ia bisa mengalahkannya untuk menjadi seorang Queen Mask Singer? Tentu saja bisa

Roxxane kembali duduk di ruangan nya. Menunggu sambil melihat performa bagus dari lawannya, Putri Lebah. Ia benar-benar butuh tenaga ekstra untuk bernyanyi lebih baik lagi untuk menarik hati para juri. Ia sempat bertanya pada dirinya,

"Apakah aku bisa melakukan ini?"

Setelah pertunjukkan yang dilakukan Putri Lebah. Kini Roxxane lah yang harus keluar menuju panggung. Ia pun menghela nafas dan berjalan memantap hatinya keatas sana. Saat masuk, para penonton setianya meneriaki dirinya dan memberi semangat padanya. Ia hanya melambaikan tangan kemudian berdiri di tempat awal dia berada saat babak penyisihan.

Elang gosong pun disapa oleh host terutama para juri. Mereka sangat menanti-nanti lagu apa yang akan dibawakan olehnya. Roxxane teringat sebuah lagu jepang berbahasa inggris yang liriknya menceritakan seorang anak perempuan yang kehilangan ibunya. Ia pun menarik nafas kemudian musik mulai dilantunkan.

Ia menarik nafas dan membuang nafasnya lagi agak tidak gugup dan mulai bernyanyi. Bernyanyi dengan sepenuh hati, seluruh penonton terdiam mendengar lagu yang dibawakan oleh Roxxane. Juri-juri sudah mulai mencarikan nama untuk menebak siapa yang ada dibalik topeng Elang gosong.

Hingga di salah satu liriknya, Roxxane sengaja mengeraskan suaranya untuk menarik perhatian juri. Hingga tiba-tiba, Roxxane memecah suasana hening itu dengan suaranya yang indah. Nada dan irama yang dinyanyikannya begitu pas dengan lirik sehingga terasa begitu jelas oleh para penonton yang ada disana. Salah satu juri fanelis pun terkejut salah satu dari mereka ada yang menangis.

"Bunda, bunda kenapa bunda?"

"Gak, gak ada"

Roxxane terus bernyanyi sambil menggerakkan kedua tangannya seolah meresapi isi lagu. Ia pun tidak sadar bahwa dirinya ikut-ikutan meneteskan air mata. Begitupun penonton-penontonnya. Mereka masih ikut bernyanyi hingga selesai.

Mereka pun bertepuk ria dengan performa Roxxane yang dibawanya saat ini. Host, yang pada saat itu datang. Memuji Elang Gosong karena menghayati lagu tersebut sampai-sampai host ini berpikir si Elang bakalan terbang ke angkasa karena mengangkat tangannya terlalu tinggi. Sekarang waktunya para juri fanelis berbicara. Mereka juga memuji kehebatan Roxxane. Namun mereka malah bertanya-tanya mengapa kontestannya ini malah memilih lagu yang sedih bukan bertema yang ceria atau semacamnya.

Roxxane berdalih bahwa ia sebenarnya hanya ingin mencoba lagu baru yang sangat mewakili isi hatinya. Hal itu malah membuat Juri fanelis beserta host mengira Elang gosong ini tengah bersedih. Mereka pun melontarkan candaan-candaan kecil dan salah satu dari mereka malah memberikan teori.

Roxxane hanya mengiyakan saja apa yang mereka lakukan. Awalnya Roxxane sempat tenang-tenang saja karena namanya tidak terpilih. Tapi,

"Eh ***. Lu ngerasa gak, sebenarnya kalau Elang bondol ini tuh Rexone"

"Roxxane!" sahut fanelis lain.

"Nah iya Roxane"

"Aha, ya allah Rexone" kekeh salah satu fanelis perempuan. Roxxane langsung merinding tak kala namanya sudah disebut oleh mereka semua. J-jadi, mereka mengenalku? Batinnya.

"Iya sih, dari awal-awal nya. Udah keliatan bakat-bakatnya si Roxxane ini"

"Aku juga ngerasa. Bahkan di awal tuh aku udah sempet mikir. Wah, jangan-jangan ini Roxxane yang terkenal itu" seketika itu Roxxane meneguk ludahnya sendiri.

"Terus? Kenapa gak jadi"

"Ya, aku sih. Jujur nih ya. Aku tuh merasa agak ragu aja"

"Nah itu" "Iya"

Hirata's ArtBookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang