Di sepertiga malam Xiao terbangun dari tidurnya. Dalam keadaan pelipis yang dibanjiri oleh peluh dingin serta nafas yang tak hentinya terhembus cepat. Wajahnya memucat. mimpi buruk adalah hal yang paling tidak Xiao sukai setelah keributan. Gelas air diatas meja nakas disamping tempat tidur ia raih dengan berhati hati. Takut jika tangannya ternyata terlalu lemas untuk sekedar meraih gelas itu.
Mimpinya tak mengenakkan.
Ia bermimpi hal yang cukup aneh. Dimana dalam mimpi itu semua orang berteriak penuh rasa frustasi. Langit seakan menghujam apapun yang ada dibawahnya menggunakan ribuan anak panah. Tanah tempatnya berpijak basah dan becek berbau anyir berwarna merah pekat. Xiao jelas shock.
Didalam mimpi itu ia memegang sebuah tombak. Angin terasa beriak di sekelilingnya, memancarkan amarah dari aura hitam yang dikeluarkan oleh tubuhnya. Tapi sepasang tangan ramping datang merengkuhnya dari belakang.
Sejuk yang dirasakan sangat menenangkan namun belum bisa membuatnya berhenti. Barulah saat suara rendah lembut itu berbisik di telinganya, seakan memanggil namanya dengan-
"Alatus..."
PRANK!
Benar saja, gelas di genggaman tangannya merosot jatuh kemudian pecah menghantam lantai kamar yang dingin. Xiao menunduk, mengintip dari atas kasur pecahan yang besar dan kecil di bawah sana. Desahan leah keluar dari mulutnya. Sungguh Xiao merasa malas untuk turun dan membersihkan nya.
Bulan bersinar terang di langit. Xiao bisa melihatnya dari balik kaca jendela yang tidak tertutup tirai. Ah ternyata dia lupa untuk menutupnya. Sepasang mata terang itu mengikuti pergerakan sosok familiar di jalanan perumahan, berlari dengan kencang tanpa bisa dilihat ekspresi wajahnya seperti apa.
"Venti..?" Xiao menggumam.
Ia yakin dengan penglihatan nya. Lagipula, wujud Venti itu memiliki ciri khas. Badannya yang ramping dan kepangan pada rambut nya serta sebuah topi yang terkadang menutupi kepalanya. Tapi apa yang dilakukan pemuda itu pada pagi dini hari seperti ini?
Tunggu dulu Xiao, sejak kapan kau memperhatikan Venti hingga sedetail itu? maksudnya hingga kau tau badannya seperti apa.
Xiao menyingkap selimut dari kakinya kemudian turun dari kasur. Atensinya sudah dicuri. Xiao ingin memastikan apa yang dilihatnya adalah benar. Jadi ia segera turun dari kasur empuknya, memakai sandal dan turun dari kamarnya.
Saat berada diluar rumah, Xiao menoleh kanan dan kiri mencari keberadaan Venti. Nihil, tidak ada satupun jejak keberadaan pemuda itu. Xiao menoleh ke kanan, mengikuti jejak Venti terakhir terlihat. Dia sedikit terburu buru entah apa yang sedang dikejar ataupun mengejarnya.
Sadar akan jalan yang diambilnya, Xiao yakin ini adalah jalan menuju taman kecil di ujung jalan sana. Terkadang anak anak kecil setelah pulang dari sekolah akan mampir disana bermain seluncuran dan membangun pasir bersama. Apa yang dilakukan Venti disana?
Sepuluh menit Xiao berjalan kini ia sampai di depan gerbang taman yang terbuka. Sepertinya baru saja dibuka oleh seseorang. Insting Xiao mengatakan bahwa itu adalah Venti.
Derit gerbang berkarat berbunyi nyaring saat di dorong dengan gerakan pelan. Xiao sedikit meringis mendengar bunyinya yang bisa mengagetkan orang. Tapi siapa yang akan terjaga di pagi buta seperti ini? Bahkan embun pagi sudah seperti kabut yang menutupi jalanan sekitarnya. Xiao menggeleng memasuki kawasan taman. Sebentar melihat lihat pepohonan yang tumbuh tinggi menjulang, jalan setapak yang di hiasi dedaunan kering yang berjatuhan dan seorang pemuda yang duduk di sebuah ayunan sambil menggerakkan ayunan itu secara pelan.
"Huh? Xiao? Itu kau?"
Langkah Xiao terhenti saat suara khas Venti menginterupsi nya. Mereka berjarak lima meter tapi Xiao bisa melihat dengan jelas wajah itu. Venti terlihat mengerikan dengan kantung mata hitam dan sudut mata memerah serta hidungnya yang mungil juga ikut memerah. Apakah dia habis menangis?
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH (XiaoVen)
Fanfic"Apakah kamu mengenalnya?" "Ya, semua orang mengenalnya" "Siapa... dia? Dia sangat..." "Bebas. I know. Dia Venti" "Venti..."