6 tahun yang lalu

3.5K 197 0
                                    

/Tok tok tok/

Lelaki manis yang tengah bergelung dibawah selimut itu menoleh ke arah pintu kamarnya yang berbunyi. Dengan segenap hati mengumpulkan tenaga, lalu...

"Siapa?"

"Sunghoon? Nak?" Bundanya ternyata.

"Iya bunda?" Sunghoon bangun dari acara rebahannya, menyingkirkan selimut dari atas tubuhnya lalu melemparkan benda tersebut kesamping kasur. Berjalan menghampiri pintu berniat membukakan pintu untuk sang bunda.

"Kenapa bunda? Bunda butuh bantuan?" Tanya Sunghoon.

Bunda menggeleng. "Nggak sayang."

Jemari halus itu terangkat ke pipi sebelah kiri anak bungsunya. "Kamu sakit? Kok pucet? Udah makan? Kakak bilang kamu gak ada keluar seharian ini? Pasti masakan bunda gak kamu makan ya?"

Melihat wajah sedih bunda, Sunghoon gelagapan. Diraihnya tubuh ramping itu dan didekapnya erat.

"Maaf bunda, Sunghoon lagi gak nafsu makan makanya gak keluar kamar sama sekali, tapi tadi udah makan roti kok."

Kedua sisi wajahnya ditangkup. "Beneran?" Tanya bunda memastikan. Sunghoon mengangguk yakin.

"Yaudah kalo gitu kita turun yuk. Makan malem sama-sama, mumpung ayah pulang awal."

Sesampainya di ruang makan Sunghoon terkejut melihat kekasih yang seharian ini mengabaikan chatnya tengah tersenyum lebar.

'Hallo.' Mulutnya mengucapkan kata tanpa suara.

"Sayang... Mama kangen banget sama kamu~"

Tubuhnya dipeluk erat oleh wanita paruh baya. Iya, kedua orangtua kekasihnya juga ada disini.

"Jay jahat banget jarang bawa kamu ke rumah." Wajah ayu itu menekuk tanda merajuk pada putra tunggalnya.

"Aku kan sibuk skripsian, Mah." Ucap Jay membela diri.

"Alasan."

Bunda mengusap pelan pundak Jay saat melihat anak itu hendak membalas perkataan ibunya. "Udah.. kita makan dulu nanti keburu dingin masakannya, ya?"

"Iya bunda, maaf."

"Gapapa. Duduk sini nak!"

Sunghoon mendudukan dirinya di samping bunda. Tepat didepannya, sang kekasih yang sepertinya tidak tau akan kesalahannya itu terus menerus menatap dirinya dengan senyum tertahan.

"Kenapa sih?" Tanya Sunghoon tanpa suara.

"Nothing."

Sunghoon mendelik melihat gerakan mulut itu, sedangkan yang dipelototi hanya tersenyum sambil meneruskan suapannya.

Karena memang hari ini nafsu makannya hilang, Sunghoon hanya makan separuh dari porsi makan biasanya. Meletakkan kembali alat makannya, jemari lentik itu meraih gelas berisi air putih. Yang tanpa disadarinya, sang kekasih memperhatikan semua kegiatan yang ia lakukan.

Ehem.

Deheman Jay membuat tatapan semua orang di meja makan itu mengarah kepadanya.

"Eumm.. Tanpa mengurangi rasa hormat, sebelumnya Jay mau minta maaf sama Bunda dan Ayah karena nggak izin sama sekali mau datang kesini."

Sunghoon mengerjap saat tubuh didepannya terduduk kaku. Canggung? Entahlah.

Sedang ekor matanya menangkap raut kebingungan di wajah kedua orang tuanya.

"Jay juga minta maaf ngebuat Bunda masak ekstra karena Jay bawa serata Mama sama Papah kesini mendadak." Jay membungkuk saat menerima lambaian tangan Bunda yang mengartikan tanda tak keberatan.

"Jay juga mau minta maaf sama Sunghoon karena seharian ini Jay nggak balas satupun spam chatnya."

"Ohh jadi ini yang buat kamu gak nafsu makan?" Jay tersenyum melihat Bunda mengusak rambut Sunghoon yang menunduk malu disahuti tawa semua orang.

"Maksud kedatangan Jay, Mamah dan Papah kesini yaitu..."

Papah menyikut pelan lengan Jay pelan saat mendengar ucapan anaknya terhenti. Mamah hanya meremas tangannya pelan berniat memberi semangat saat melihat anak itu menelan ludah gugup.

"Jay berniat meminta restu Ayah dan Bunda untuk menikah dengan Sunghoon."







To be continue







Sat set aja ya gaess, karena ini cuma bumbu doang, fokusnya nanti di daily life mereka bersama 3 kurcil (kurcaci kecil) alias sunwonki

Di tunggu yaa^^

RAINBOW (Jayhoon) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang