Hallo, Daddy

1.7K 143 16
                                    

"Ndaaa.. Bundaaa?" Si bungsu berjalan menghampiri Sunghoon dengan membawa sesuatu ditangan kanannya.

"Kenapa sayang?" Sunghoon menjawab tanpa menolehkan kepalanya.

"Daddy mana bunda?"

"Ada tuh di ruang tamu, kenapa sayang?" tanya Sunghoon lagi.

"Iki mau minta wangi-wangi punya Daddy." tangan kanannya yang ternyata terdapat sebotol parfum milik daddy-nya Riki tunjukan ke arah Sunghoon.

"Parfum? Tapikan adek belum boleh pake yang itu, itu khusus untuk orang dewasa kayak bunda dan daddy."

Dengan pengertian Sunghoon menjelaskan kepada anak bungsunya. Terlihat Riki merengut tidak terima.

"Ishh! Tapi adek suka baunya, nih coba bunda cium!" sekali coba tutup parfum itu berhasil dibuka dan bagian spray parfum tersebut Riki arahkan langsung ke hidung Sunghoon.

Sunghoon mengernyit, karena memang ia sendiri kurang suka dengan jenis wangi parfum milik suaminya yang satu itu yang tercium agak menyengat.

Tapi tiba-tiba..

Hueek!!

"Bunda?"

Riki menjauhkan tangannya saat dilihat bundanya menutup hidung dan mulutnya seperti akan muntah.

Hueek!!

Lagi. Sunghoon melempar pakaian yang tengah dilipatnya untuk berlari kearah kamar mandi saat dirasa mualnya semakin menjadi.

"BUNDAA!"

Riki menangis saat dilihatnya sang bunda tiba-tiba bersimpuh didepan closet.

Jay yang berada diruang tamu mendengar kegaduhan tersebut langsung menghampiri anak bungsunya yang sedang berjongkok sambil meraung-raung.

"Hey, kenapa nak?"

"D-daddy... heuk! B-bunda muntah-muntah." tangan kecilnya menunjuk Sunghoon di kamar mandi yang lumayan terlihat dari tempat anak-ayah itu berada.

Jay melihatnya, terlihat Sunghoon yang terus-menerus mengerang berusaha mengeluarkan sesuatu dari perutnya.

"Cuupp gak usah nangis ya jagoan? Bunda gak apa-apa kok. Daddy nyamperin bunda dulu, oke?"

Riki mengangguk mengerti, berusaha menuruti permintaan ayahnya untuk berhenti menangis.

...

Hueekk!!

Sunghoon berusaha memuntahkan sesuatu diperutnya namun yang keluar dari mulutnya hanya cairan putih bening yang semakin lama semakin terasa pahit.

"Hey, are you okay?"

Ia rasakan suaminya berjongkok disampingnya dan langsung memijat area leher dan tengkuk belakangnya.

Dengan jelas Sunghoon menggeleng. "Mual. Perutku sakit." cicitnya kecil.

Pijatan itu berubah menjadi usapan lembut dipunggung atas Sunghoon.

"Masih mau muntah?" tanya Jay.

Sekali lagi Sunghoon menggeleng. "Nggak mau, pahit. Gak keluar apa-apa."

Dengan perlahan Jay usap dagu basah Sunghoon dengan handuk kecil di kamar mandi tersebut.

"Kalo gitu kamu istirahat, aku antar ke kamar." ucap Jay.

Diraihnya tubuh Sunghoon dengan mudah untuk ia bawa ke kamar agar beristirahat.

Sesampainya di kamar, Jay rebahkan tubuh Sunghoon dengan perlahan diatas kasur lalu diselimutinya tubuh yang sedikit menghangat tersebut.

RAINBOW (Jayhoon) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang