Menunggu kabar

9 0 1
                                    

    Pemakaman pun selesai, tentunya Abian dan Abrina masih di selimuti dengan rasa sedih. Perasaan Abian campur aduk, pikiran Abian sangat kusut. Dia bingung harus melakukan apa, karna sekarang dia tinggal hanya berdua dengan adiknya dan tentunya dia harus mencari pekerjaan.
    Dia mulai memutar otaknya agar mendapatkan solusi dari masalah tersebut. Dia berencana untuk melamar kerja, memanfaat kan pendidikaanya yang menjadi lulusan terbaik.
    Pagi-pagi sekali Abian sudah siap untuk pergi melamar kerja. Dia berngkat sambil sekalian mengantar adiknya sekolahh, Abian melamar kesana kemari berharap dia dapat di terima meskipun gajinya tidak seberapa.
    Sebenarnya Abian ingin sekali lanjut ke masa kuliah. Tetapi itu pasti tidak mungkin karna keadaannya seperti ini. Abian masih mencari kerja kesana kemari hingga hari mulai gelap. Selama seminggu dia melamar kesana kemari tetapi belum mendapatkan kabar dari sana.
     Sambil menunggu kabar dari sana, Abian melakukan pekerjaan pekerjaan kecil seperti menjadi tukang cuci baju, berjualan kue, memungut sampah dan dia juga memanfaatkan kepintaraanya untuk membuka jasa joki tugas (mengerjakan tugas orang lain lalu di bayar sesuai tingkat kesulitannya) agar mendapatkan sedikit uang untuk makan sehari harinya. Abian kadang tidak makan, dia lebih mementingkan adiknya. Dia tidak peduli jika dia tidak makan karna yang paling penting adalah Abrina harus makan dan tidak merasa kelaparan meskipun hanya menggunakan lauk seadanya.
     Abirina tidak pernah meminta uang jajan kepada kakanya karna dia mengerti bahwa kakanya banting tulang untuk dia makan. Abrina suka mengurus urusan rumah seperti mencuci baju, melipat baju, menyapu, mengepel dan Abrina sangat rajin belajar agar tidak mengecewakan kakanya. Abrina tidak suka menonton tv bahkan dia sangat jarang menyalakan lampu agar tagihan listrik tidak mahal.
     Abrina memang masih kecil tetapi dia sudah dapat mengerti keadaan yang di alaminya. Setiap kakanya pulang dari bekerja Abrina selalu memijit kaki kakanya dan membuatkan kakanya minum. Kedua adik kaka itu saling melengkapi satu sama lain dan menguatkan satu sama lain.

abianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang