Bab 3

4 0 0
                                    

                                       •••
"Naura,Fasyi bangun!"Panggil ibu.

"Hmm iya Bu"jawab Naura yang masih agak ngantuk.

Naura yang masih ngantuk itupun memaksa dirinya untuk bangun,walau masih agak sedikit kurang sadar.Disusul oleh Fasyi yang baru saja terbangun.

Jam yang menunjukkan pukul 04.50 membuat Naura segera mandi dan bersiap untuk sholat subuh dan berangkat ke sekolah.

Naura menjalankan hari-hari nya di sekolah seperti biasa.Belajar,bermain,dan bersenda gurau dengan teman-temannya

Singkat cerita akhirnya waktu menunjukkan pukul 14.30 seluruh siswa bersiap untuk pulang.

Naura tiba dirumahnya pukul 15.00,
sepulang sekolah ,Naura sudah disediakan berbagai makanan yang terpampang jelas dimeja makan.

Setelah selesai dengan urusan perutnya ,
seperti biasanya Naura dan adiknya akan bersiap untuk berangkat ke mesjid tempat mereka mengaji .

Setibanya mereka di mesjid tak lama kemudian shalat asar pun dimulai.
Setelah melaksanakan kewajibannya,para santri pun langsung meninggalkan tempatnya.

Ustadz Suwaiman langsung mengambil alih para santri agar tidak berkeliaran.

Belajar mengajar pun kembali terlaksana seperti biasanya.Setelah beberapa jam kemudian, akhirnya pembelajaran tersebut telah selesai.

Para santri pun bergegas pulang karena langit yang mulai gelap dan angin yang berhembus kencang,membuat para santri lari berkeliaran agar bisa tiba dirumahnya sebelum hujan mengguyur.

Namun berbeda dengan Alena,Naura dan adiknya.Mereka harus berdiam diri didalam mesjid karena harus menyelesaikan piket membersihkannya.

Tak hanya bertiga mereka juga ditemani oleh  ustadz Suwaiman yang memiliki tanggungjawab untuk mengawasi semua santri sampe mereka pulang.

Mereka berempat berkumpul didalam mesjid dengan ustadz Suwaiman yang berdiri disamping pintu masuk.

Suasana mesjid yang hening dan awan yang mulai gelap,membuat suasana semakin menakutkan .

Ditengah keheningan tersebut ustadz Suwaiman memulai pembicaraan.
"Oh iya kemarin pulpennya Naura ketinggalan,tunggu sebentar saya ambilkan"kata ustadz Suwaiman.

Naura yang merasa namanya disebut langsung mengarahkan pandangannya ke arah datangnya suara tersebut.Ia sontak menjawabnya "Iya ustadz"namun dengan pandangan yang masih menunduk.

Tak berselang lama kemudian ustadz Suwaiman telah datang dengan membawa pulpen milik Naura .Sembari menjulurkan pulpen tersebut kearah Naura .Tanpa berlama-lama Naura langsung mengambil pulpen tersebut .

"Terimakasih sebelumnya Naura karena sudah meminjamkannya"ucap ustadz Suwaiman

"Sama-sama ustadz"balas Naura

Keheningan pun kembali,tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka.

Tak lama kemudian hujan mulai reda, mereka bersiap untuk segera pulang , dikarenakan waktu magrib yang sudah akan tiba.
Ditengah perjalanan ,Alena tiba-tiba berkata
"Naura aku dengar-dengar katanya ustadz Suwaiman tuh pulang karena mau dijodohkan sama orang tuanya tau"ucap Alena yang sontak membuat Naura terkejut dan menghentikan langkahnya.

"Kamu serius?"tanyaNaura.

"Iyalah,masa bohong sih,tapi itu masih berita yang aku dengar-dengar dari para santri aja"jawab Alena.

Hal tersebut sontak membuat Naura menjadi kecewa dan sakit hati.Ternyata orang yang ia perjuangkan selama lima tahun ini akan dijodohkan dengan wanita lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Suwaiman & NauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang