"Rin, nanti siang waktu istirahat pertama, jadi gak ke perpustakaan?"
"Jadilah.... Tapi nanti anter aku dulu ya,,, hhe"
"Anter kemana Rin?"
"Ke kantin, mau kan?"
"Mau ngapain ke kantin?"
"Mau ketemu seseorang dulu..."
"ciie...siapa nihh?"
"Ya...ada weh. Kepo amat sih."
"yaudah sihh gak maksa ini. Wleee"
Begitulah, temanku Viola memanggilku Rin / Ririn, sapaan akrab yang biasa orang-orang kenal.
Rianti Putri, tertulis di akta kelahiranku, tapi mengapa orang menggunakan panggilan yang begitu sangat singkat, Rin.
Mungkin panggilan itu lebih enak diucapkan, dibandingkan dengan memanggil Rianti, ataupun Putri. Yasudahlah terserah mereka.
Bel istirahat pertama pun berbunyi, teeeeettt...teeeeettt...teeeeettt... anak-anak kelas saling berburu untuk pergi ke kantin. Hanya aku dan Viola saja, yang dengan santainya berjalan sambil mengobrol menuju kantin.
"Vi hayuu..anter aku dulu ya" ajakku pada Viola.
"Iya Rin sabar. Aku ngambil uang dulu" jawabnya.
"Ok.."
Sesampainya di kantin,,,
"Rin katanya mau ketemu seseorang, mana?" tanya viola, penasaran.
"Seseorang siapa emang?" aku balik tanya.
"Ehh... ko malah balik nanya sih? Kan kata kamu sendiri tadi, kalo kamu mau aku anter ke kantin dulu, soalnya ada seseorang yang mau kamu temui." Jelasnyanya.
"Iya gitu? Engga ahh perasaan. Aku ngajak kamu ke kantin bukan untuk itu"
"Lalu apa?" Viola kembali bertanya.
"Cuma nyuruh kamu buat makan dulu, sebelum kita ke perpus. Soalnya kamu rese kalau udah laper."
"Udah? Cuma gitu doang? "
"Ya..."
"Kamu tuh yang rese, ke kantin aja banyak ngelesnya kaya bajaj."
"Udah diem ! makan aja sana ! ntar keburu masuk lagi."
"Iya bawel... huuuu "
Sambil menunggu Viola makan, seperti biasa aku selalu curi-curi pandang, lirik kanan lirik kiri. Semoga saja ada pangeran tampan yang mencuri hati.
"Woooii... nyari siapa? " dia bertanya dengan mie yang masih di mulut.
"Siapa? Gak nyari siapa-siapa ko. Hhe, udah makan mah makan aja. Gak usah kepo urusan orang ! "
"Hmmm,,,"
Setelah Viola selesai makan, kita berdua langsung menuju perpustakaan. Ketika sampai di perpus, aku kebingungan mencari tempat, karena semua tempat sudah penuh dengan kelas lain. Entah kenapa, mataku ini sangat ingin melirik ke sebelah meja yang dekat dengan rak-rak buku. Disana aku melihat seorang cowok yang tak lepas dari pandanganku. Tapi aku tak tahu siapa dia, melihatnya saja baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL'S PSYCHOPATH
RomanceCowok yang begitu menarik, senyumannya yang begitu misterius membuatku semakin tertantang untuk mengenalnya. Pangeran berkacamata, panggilanku untuk dirinya. Sayangnya kami dihadapkan dalam situasi cinta segitiga yang begitu rumit. Dan ketika aku h...