Cowok itu sungguh keterlaluan padaku, apa dia tak menyadari ? Disini aku terluka karenanya. Sikapnya yang tak konsisten itu, membuat fikiranku bercabang tentangnya. Kadang dia baik, perhatian dan sungguh ramah, membuatku semakin nyaman didekatnya. Tapi, terkadang dia pun menunjukkan sisi lain dari sikapnya yang baik itu.
Pernah aku mengirim sms padanya, bukan pernah lagi, tapi sering. Dia hanya menjawab dengan kata Ya saja, selain itu, jika kita berjumpa sengaja atau tak sengaja, dia hanya memasang ekspresi dingin. Mengapa dia begitu? sungguh membingungkan.
Apa dia gak peka dengan perasaanku sekarang? Oh ya... belajar tentang peka padanya, dijamin tak akan pernah berhasil. Ya, menurutku dia tak perduli dengan perasaan orang lain di sekitarnya. Dia hanya memikirkan, bagaimana perasaannya sendiri tetap berada di zona nyaman.
Ada salah satu sikapnya yang sangat membuatku terluka, bukan soal balasan sms atau tentang pertemuan kita yang kurang menyenangkan.
Saat itu aku pulang sekolah, seperti biasa, selalu sendiri. Hmmm... sendiri ya ? padahal aku punya pacar, satu sekolah terus jalan pulang pun satu arah. Kenapa tidak pulang bareng saja bukan?
Itu masalahnya, karena dia gak peka dan gak akan pernah peka mungkin ! itu sebabnya aku selalu pulang sendiri dan sendiri, membosankan.
Hal yang paling menancap hati adalah... ketika aku melihat dia pulang dengan orang lain, bukan diriku. Aku tak apa jika dia pulang bareng dengan teman sekelasnya. Tapi, dia pulang bareng dengan orang yang sangat aku kenal, dan memang orang itu aku tak suka.
Orang itu pernah menjadi masa lalunya dia, bagaimana aku nyaman dengan pemandangan itu?
Sebagai pacarnya, wajar jika aku cemburu dengan hal itu. Tapi, keadaannya tetap sama, dia gak pernah peka dengan rasa cemburuku ini..
Ingin sekali aku membaca fikirannya, dan melihat apa yang sedang ia bayangkan.
Suatu hal yang mustahil jika aku bisa begitu, ya aku sadar dengan siapa diriku sebenarnya. Aku hanya seorang manusia biasa yang tak sempurna, dan berusaha menjadi yang sempurna.
Jika aku merenung, memikirkan keadaan hidupku yang sekarang dengan yang dulu, aku lebih suka hidupku yang dulu. Karena jauh sebelum dia datang lalu masuk dalam cerita hidupku ini, keadaannya sungguh berbeda sekali.
Dulu,,, aku bisa berfikir bebas tanpa beban yang menggangguku. Tetapi sekarang, rasanya otakku berat untuk berfikir yang aku mau. Selalu saja, yang terfikirkan dia dan dia, membuatku pusing karena berita tentangnya dengan gadis itu sudah tersebar luas di telinga orang-orang. Entah suatu keb0hongan besar apakah yang sedang dia sembunyikan, aku pun tak tahu.
Aku hanya bisa menyikapinya dengan diam diri, aku ingin beranjak dari kediaman ini, aku ingin menguak tentang benar tidaknya berita itu, tapi,,, mungkin diriku terlalu pengecut untuk melakukan hal itu. Dan nyatanya sekarang,,, aku hanya bisa menahan sisa-sisa buah kesabaran dihatiku.
Dan ketika aku harus menerima sebuah kenyataan tentang siapa dia sebenarnya, sulit untuk aku percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL'S PSYCHOPATH
RomantizmCowok yang begitu menarik, senyumannya yang begitu misterius membuatku semakin tertantang untuk mengenalnya. Pangeran berkacamata, panggilanku untuk dirinya. Sayangnya kami dihadapkan dalam situasi cinta segitiga yang begitu rumit. Dan ketika aku h...