Prolog

1 0 0
                                    

22 Oktober 2018, Di kamar kost.

Seorang perempuan menggunakan piayama sedang duduk menghadap kamera sembari melakukan perawatan wajah, ia sedang merekam dirinya sendiri untuk kemudian diunggah di channel youtobe miliknya. Setelah selesai dengan kegiatannya, ia pun beranjak pergi ke kasur sembari melepaskan ikatan rambutnya yang membuat rambut panjang nan sedikit bergelombang itu tergerai dengan sempurna hampir menyentuh pinggang.

Ia mencoba memejamkan matanya akan tetapi nampaknya matanya belum ingin untuk terlelap, ia pun kembali mengambil ponselnya yang ia letakkan di lantai samping kasurnya, ia kembali menjelajah dunia maya, membuka konten-konten lucu yang mengundang tawa dan membuat dia tertawa terbahak-bahak tentu saja hal itu membuat rasa kantuknya semakin menjauh.

Sebuah panggilan masuk mengagetkannya, panggilan itu dari nomor kantor yang tidak dia kenal.

“Endorse ni endorse.” Gumamnya, senang.

Ia pun beranjak duduk, ia merapihkan bajunya sembari berdehem sejenak kemudian menerima panggilan itu.

“Hal....”

“Apa benar ini dengan Mbak Bianca Levronka?” ucap seorang pria, mendahului sapaan dari Bianca.

“Iya, benar. Saya Bianca.” Ucapnya, mengiyakan.

“Kami dari pihak asrama ingin mengabarkan kalau....”

Tiba-tiba telinga Bianca terasa menebal, ia seolah kehilangan kesadaran namun matanya terbelalak dan berair, ponselnya terjatuh ke lantai, Bianca tertunduk sembari menarik rambutnya.

Oktober tahun itu, menjadi Oktober terpanjang dan melelahkan bagi Bianca. Di pagi yang gerimis dengan langkah kaki yang berat, Bianca melangkah meninggalkan Jakarta dan kembali ke Palembang.

Dandelion's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang