2. Perasaan Aneh

3K 40 0
                                    


Jagat masuk ke kamar Lala tanpa permisi. Memang sudah tidak diherankan lagi, bahkan Ia sudah memanggil bundanya Lala dengan sebutan yang sama dengan sang sahabat.

Pertemuan sembilan tahun lalu, membuat mereka akhirnya dekat secara alami dan menjadi sahabat. Entah bagaimana caranya, intinya di saat ada Jagat maka di situ akan ada Lala. Bahkan seluruh orang yang belum mengenal mereka akan dengan mudah mengira mereka adalah sepasang kekasih!

Jagat berbaring di kasur Lala menunggu sang empunya kasur selesai membersihkan tubuh. Jangan heran, padahal sudah siang tetapi Lala memang suka sekali mandi siang! Kalau kata bunda sih "jorok banget." Namun jika Lala mendengar bunda berkata demikian, sudah dipastikan Lala akan memberi 1001 alasan. Dan alasan yang sering sekali dipakai adalah, "Ih apaan sih, Bunda! Lala kan cuma di kamar, gak ngapa-ngapain. Gak jorok dong!" Berakhir adu pendapat antara anak-bunda itu.

Jagat biasanya menjadi tim kompor, jelaslah Ia akan membuat Lala sebal hingga merajuk kalau bisa. Sudah seperti menjadi rutinitas, jika Lala tidak merajuk sampai menangis maka Jagat pun tidak akan berhenti.

Perkataan Jagat kecil ternyata tidak salah, bahkan sampai sekarang, saat melihat Lala menangis, Ia menemukan kelucuan di wajah sang sahabat.

Mengingat kejadian sembilan tahun lalu, selalu dapat membuat Jagat tersenyum sendiri. Biasanya, jika Lala melihat Jagat seperti ini pasti Jagat sudah dikatai orang gila. Memang si manis itu selalu suka mengatai Jagat, mungkin sudah hobi. Walau tidak sesering Jagat menganggunya.

"Ngapain ke sini?" Ucap Lala sembari mengeringkan rambutnya yang masih basah.

Jagat memutar bola mata malas, "emang gak boleh?" Mengubah posisi semula dari berbaring menjadi duduk bersandar di kasur Lala.

Jagat menarik tangan Lala dan menyuruhnya duduk di bawah. Handuk Lala untuk mengeringkan rambut diambil, dan Jagat mulai mengeringkan rambut Lala.

"Agat, mau hadiah apa buat ulang tahun?" Lala menyandarkan badannya ke kasur sembari membuka ponsel dan mulai menyetel lagu. 18 by one direction mulai mengalun indah di kamar cukup besar nan nyaman milik Lala. Bibir kecilnya bersenandung kecil, lirik demi lirik Ia nyanyikan. Sebenarnya pertanyaan Lala untuk Jagat di atas hanya untuk berbasa-basi. Karena Lala sendiri sudah menyiapkan hadiah untuk sang sahabat.

Be it a false one, I know

"Orang biasanya tuh diem-diem, ini malah langsung nanya." Ucap Jagat membuat Lala mendongak dan menatap Jagat sinis. "Kemarin dibeliin tas malah ngomel mulu, kan males gue sama lo!" Kekehan Jagat terdengar. Ia pun menaruh handuk yang digunakan untuk mengeringkan rambut Lala dan menarik Lala hingga anaknya duduk di samping Jagat.

Baby, I don't want to feel alone

Jagat pun mulai memeluk Lala dari samping. "Lepas bisa gak sih!" Lala mendengus kala Ia melihat Jagat bukannya melepas pelukannya namun malah memejamkan mata. Mau tak mau Lala biarkan saja.

So kiss me where I lay down

Sebenarnya Lala sangat suka afeksi yang diberikan Jagat kepada dirinya, namun namanya remaja gengsi. Jujur Lala sangat malas jika harus mengakui hal ini kepada Jagat. Karena apa? Karena sudah dipastikan Jagat akan meledeki Ia.

My hands pressed to your cheeks

Lala menoleh kesamping dan mendapati Jagat sudah tertidur dengan sangat nyenyak. Lala capek! Heran, sahabatnya sudah seperti kerbau. Gampang sekali tertidur. Tangan Lala terangkat dan mengusap pelan pipi sang sahabat.

Lala bingung, mengapa lelaki di sampingnya memiliki postur wajah yang sangat sempurna ketika Ia meranjak remaja. Bulu mata lentik, mata yang sangat cantik, rahang tegas, dan bentuk bibir yang menggoda sekali untuk dikecup. Ugh- mari lupakan yang satu ini.

A long way from the playground..

Entahlah, rasanya benar-benar aneh. Bahkan Lala sendiri tidak tau apa yang Ia rasakan sekarang. Biarlah Tuhan yang tahu saja. Untuk sekarang, setelah melihat Jagat tertidur, rasa kantuk mulai menguasai Lala. Akhirnya mereka tidur sambil berpelukan. Memang dasar anak muda.

18Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang