4. 18

7.4K 50 2
                                    


Jagat frustasi.

Ia tidak pernah menyangka Lala menyukai dirinya sungguhan. Demi apapun! Lala memang dapat dikatakan cantik untuk ukuran laki-laki. Bahkan beberapa mantan perempuan Jagat, kalah cantik dengan Lala. Tapi, ya Tuhan. Jagat bingung sekali.

Ting.. Ting.. Ting..

Bunyi berasal dari ponsel Jagat. Ternyata itu pesan dari Sekala. Jagat tidak berniat untuk membalasnya sekarang karena Ia sendiri masih belum paham apa yang dirinya rasakan. Ponsel dibiarkan terbuka begitu saja. Bahkan roomchat Ia dengan Lala belum ditutup.

Bocil

|Jagat?
|Gue minta maaf buat yang tadi.
|Harusnya gue gak kayak tadi, malu-maluin banget, kan?
|Sorry for being so annoying. Gue juga baru sadar selama ini.
|Awalnya gue kira, gue gak bakal pernah suka sama lo. Tapi namanya perasaan, iya kan? Gak bisa gue cegah bakal suka ke siapa.
|Jujur gue lega, lo bisa tau perasaan gue.
|Sekarang, gue bakal terima resiko apapun, karna juga udah terlanjur. Termasuk lo enggak bakal sedeket kayak dulu lagi.
|Thank you so much. Kalau butuh apapun, gue masih ada di sini.

Jagat
read|

****

Sudah seminggu, 7 hari 7 malam, Jagat dan Lala tidak berinteraksi. Kalau di sekolah mereka bertemu, Jagat akan lebih dulu pergi dengan cepat tanpa sepatah apapun. Lala pun, hanya dapat melihat Jagat dari kejauhan. Bahkan Lala memilih untuk tak keluar kelas agar Jagat dapat dengan leluasa istirahat di Kantin. Bersyukur mereka tidak ditempatkan dalam satu kelas yang sama. Karena jika iya, akan sangat susah untuk Lala move on.

Setelah seminggu tidak berinteraksi, Lala memantapkan diri untuk move on dari lelaki tan itu.

"Ayo, La! Harus bisa, harus semangat! Move on doang gampang."

Katanya sih memang begitu, tetapi memang kadang hati dengan otak tak sejalan. Saat tak sengaja berpas-pasan dengan Jagat, hatinya tak karuan berdetak. Bahkan mukanya dengan cepat berubah warna menjadi kepiting rebus.

Di lain sisi, Jagat sendiri berusaha keras menghilangkan bayang-bayang si lucu alias Lala dari pikirannya. Demi apapun ya! Setiap Ia melakukan kegiatan, ada saja hal yang mengingatkan Ia dengan sang sahabat itu.

Sebenarnya kalau dibilang, Jagat nyaman bahkan sangat nyaman berada di dekat Sekala. Sahabatnya mengerti semua hal tentang dirinya. Dan tak jarang, Ia mendapati dirinya berdetak kencang akibat tingkah lucu dan gemas Sekala. Tapi entah apa yang membuatnya terus menyangkal bahwa perasaan Lala salah.

Padahal kan perasaan itu bisa berlabuh ke siapa dan kapan saja. Bahkan Jagat sendiri pernah berkata seperti itu dulu kepada Lala untuk wejangan karena Lala sama sekali belum pernah menjalin kasih dengan siapapun. Oleh sebab itu, sebagai sahabat yang baik, Jagat membantu memberi wejangan untuk Lala.

Plak, Kepala Jagat dipukul pelan oleh Juna.

"Sakit woi! Dasar tenaga sapi."

"Ya lagian lo! Ngapain bengong. Dipanggilin gak nyaut-nyaut lagi." Dengus Juna.

Juna merupakan teman dekat Jagat selain Lala. Sebenarnya Lala kenal Juna namun hanya sebatas nama saja. Juna dan Jagat bertemu saat MPLS kelas 10 dan berteman hingga saat ini. Banyak kesamaan sifat yang dimiliki keduanya sehingga mereka dapat dekat seperti sekarang. Bahkan keduanya mengikuti ekstrakurikuler yang sama.

"Woi! Jangan bengong lagi dong." Jujur saja, Juna capek dengan Jagat. Padahal Ia yang mengajak, Ia juga yang malah tidak jelas.

"Ya maaf, marah-marah mulu daritadi, heran gue."

18Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang