Sesuai janjinya yeonjun mengajak beomgyu untuk berziarah ke makam ayah mereka juga ibu beomgyu, mumpung hari Sabtu dan yeonjun juga kerja hanya setengah hari jadi ia mengajak yeji sekalian malmingan, ya gak papa lah beomgyu menjadi obat nyamuk, tak perlu ditanya beomgyu menggunakan motor siapa, tentu saja motor yeji, ya kali mereka bonceng bertiga ntar ditilang.
Selepas memberi bunga mereka bertiga berjalan menuju makam yang mereka tuju, berjongkok seraya mengucapkan salam mereka kemudian mulai membaca do'a untuk kedua orang tua mereka, beomgyu memandang nisan ibunya, sambil tersenyum ia mengelus nisan itu dengan halus."Bun, pak, maaf ya kita berdua baru Dateng ke sini, bang yeonjun sih sibuk Mulu, pacaran Mulu Ama kak yeji, jadi gak ada waktu buat ke sini" ucap beomgyu, sedangkan yeonjun hanya bisa mengelus dadanya untung ini sedang di tempat umum, coba kalo dirumah mungkin dia sudah habis dihajar oleh yeonjun.
"Tapi kita janji pak, kalo aku udah enggak sibuk, aku baka sering sering Dateng ke sini" timpal yeonjun.
Setelah acara ziarah mereka selesai mereka segera pergi dan kembali melanjutkan acara malmingnya, mereka pergi ke pasar malam menuruti keinginan yeji, sesekali mereka bertiga mencoba wahana yang ada disana, setelah merasa puas mereka segera mencari tempat makan untuk mengisi perut.
"Mau makan dimana ay?" Tanya yeonjun pada yeji.
"Terserah" jawab yeji.
"Di warung pecel lele wayv aja bang" saran beomgyu, yeonjun melirik yeji untuk meminta jawaban, kemudian gadis itu mengangguk, mereka bertiga kemudian berjalan menuju tempat yang dituju, karena memang jaraknya tak terlalu jauh.
Saat sudah sampai di tempat tujuan mereka segera memilih tempat duduk lalu memesan makanan, semuanya berjalan dengan baik, mereka bercanda tawa bersama sampai akhirnya beomgyu melihat pemandangan yang sangat membuatnya sakit hati."Ryujin? Dia sama siapa? Kok di gandeng cowok?" Tanya beomgyu entah pada siapa.
"Kenapa Gyu?" Tanya yeji
"Bang itu ryujin kan?" Tanyanya pada yeonjun, mendengar itu yeonjun lantas melihat ke arah yang ditunjuk adiknya itu.
"Kayaknya iya deh" jawabnya.
"Dia sama siapa anjir? Kok Deket banget?" Gumam beomgyu, wajahnya nampak begitu marah dan sedih
"Abangnya kali" tebak yeji.
"Tapi ryujin anak tunggal" jawab beomgyu. "Gak bisa kaya gini!" Beomgyu bangkit dari tempat duduknya dan hendak menghampiri ryujin namun dengan cepat yeonjun menahannya.
"Ngapain Lo?" Tanya yeonjun tangannya terus menggenggam pergelangan tangan sang adik menahannya agar tak membuat keributan
"Ya gue mau nyamperin mereka lah!" Ucap beomgyu.
"Gausah aneh aneh! Ini tempat umum!"
"Ya tapi itu ryujin di pegang pegang"
"Emang nya Lo punya hak apa?" Tanya yeonjun membuat beomgyu terdiam dan berfikir kembali benar, ia tak punya hak atas Ryujin ia tak berhak melarang gadis itu untuk dekat dengan siapapun karena dia bukan siapa-siapa bagi ryujin.
Tapi jika pemuda itu memang kekasih ryujin maka ia harus apa? Usahanya mengejar ryujin terbuang sia-sia, hampir tiga tahun ia tak membuka hati karna ia yakin ia bisa mendapatkan ryujin, tapi melihat hal tadi membuatnya berfikir apakah ia harus tetap mencintai seseorang yang sudah mempunyai kekasih? Rasanya hati beomgyu begitu sakit jika ia harus menerima kenyataan, rasa cintanya pada ryujin bukan main main, bukan anak SMA yang sedang menjalani fase cinta monyet, tapi Beomgyu benar benar serius mencintai ryujin.Tepat pukul 10 malam mereka pulang ke rumah namun sebelum itu yeonjun mengantarkan yeji pulang ke rumahnya terlebih dahulu, memastikan kekasihnya itu pulang dengan selamat dan tidak ada luka sedikitpun
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang [Yeongyu]
HumorKematian bukan lah hal yang gue takuti, hal yang paling gue takuti adalah ketika gue harus ninggalin Lo sendirian, gue takut gue gak bisa jagain Lo lagi, gue takut ngeliat Lo nangis sendirian, gue takut gak bisa ngeliat senyum Lo lagi, gue takut itu...