❗cerita ini mengandung spoiler untuk chenjaem sosmed au "one-strike"
if you read it, leave a trace by giving vote and comment!
***
Nael Jaemin...
He's the sin ; the fatal temptation.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Jaemin berdiri di depan pintu apartemen Chenle. Jarinya yang hendak menekan tombol bel berhenti dan malah berpindah untuk memencet passwords.
Pintu pun terbuka dan Jaemin masuk ke apartemen Chenle begitu saja.
Ketika sampai di ruang tamu, tidak ada tanda-tanda kehidupan disana. Jaemin menatap sekitar sebelum berjalan menuju dapur dan meletakkan bahan makanan ke atas meja. Setelah itu dia berjalan ke lantai dua dan membuka pintu kamar Chenle tanpa izin ketika dia menemukan pintu itu tidak dikunci.
Jaemin mengerutkan kening ketika dia juga tidak menemukan Chenle di dalam. Namun kepalanya langsung menoleh ke arah kamar mandi ketika dia mendengar suara samar Chenle berasal dari sana.
Jaemin tanpa berpikir panjang melangkahkan kakinya ke kamar mandi.
Namun ketika tiba di depan pintu dan hendak mengetuk, Jaemin tiba-tiba saja membeku.
Dia mendengar sesuatu.
Sesuatu seperti erangan dan geraman serta desahan rendah namun di saat bersamaan ada nada frustasi dan putus asa terselip dari bibir pria bermarga Zoe itu.
Yang terpenting dari segalanya, dia memanggil nama Jaemin.
"Hahh Jaemin..."
Diiringi juga dengan suara cabul yang Jaemin yakini berasal dari gesekan tangan Chenle pada penisnya.
Ya, Chenle meneriakkan nama Jaemin sambil melakukan sesuatu pada kontolnya.
Tidak tahu apa yang dipikirkan, namun Jaemin tanpa sadar berbalik dan meninggalkan tempat itu segera.
**
"Woi, Jaemin!"
Jaemin mengangkat kepalanya dan menatap Haechan dengan datar.
Haechan mendengus. Tidak takut dengan ekspresi sangar Jaemin, dia malah mencibir. "Lu mikirin apa sih sampai gua panggil berkali-kali kaga nyaut-nyaut?!"
Jaemin memainkan lighter di tangannya, tanpa sadar kembali hanyut dalam pikirannya sendiri.
"Nah. Nah. Mulai lagi si cungut!" ucap Haechan yang menunjuk Jaemin dengan ekspresi horor.
