Take Over (Side Story) | CHENNO

6K 284 74
                                    

mention of sex ; vulgar words : 🔞🔞🔞

***

Part III : who wins who

***

Chenle bangun dan duduk di tepi kasur. Bagian atas tubuhnya yang telanjang memperlihatkan pemandangan punggungnya yang penuh dengan garis-garis merah panjang, sebuah bukti betapa Jeno dengan ganas dan serampangan menggaruk punggung Chenle sebagai pelampiasan nikmat dari malam bergairah mereka.

Semalam mungkin Chenle tidak peduli dan tidak terlalu merasakan sakitnya karena semua inderanya hanya berfokus pada kepuasan yang didapat dari menyetubuhi Jeno tanpa jeda.

Sekarang, saat dia membungkuk untuk mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai, keningnya berkerut sedikit karena rasa nyeri yang berdenyut di setiap jejak goresan yang Jeno torehkan padanya.

Pria itu selalu mengatakan tidak tetapi tubuhnya berteriak untuk meminta lebih.

Setelah selesai berpakaian, Chenle bergerak menuju meja disamping kasur, lalu mengambil secarik post it note dan menuliskan sesuatu di sana.

Akhirnya atensi Chenle beralih pada Jeno, yang terlihat tertidur dengan selimut yang hanya mencapai pinggang, menampakkan seluruh tubuh bagian atasnya yang setiap inci kulitnya tidak ada satupun yang polos. Semua dinodai oleh mahakarya Chenle.

Chenle tahu pria itu telah bangun.

"Nomor gue ada di atas nakas. Gue tidak keberatan dengan hubungan jangka panjang bahkan official hanya jika lo bersedia untuk menjadi eksklusif buat gue. Ingat. Hanya satu kesempatan, Jeno. Just one yes or else no reason for us to meet again," bisiknya pada telinga Jeno, rendah dan serak, dengan sedikit penekanan.

Setelah itu Chenle berdiri dan meninggalkan tempat itu.

Jeno yang sedari menutup matanya, berpura-pura tidur, segera membuka matanya setelah mendengar suara pintu yang tertutup. Dia bangun dengan ceroboh, alhasil dia langsung mendesis kesakitan, lalu mengutuk Chenle sebanyak yang dia mau.

Setelah puas mengutuk, matanya tanpa sadar menatap pada post it note yang tergeletak di atas nakas. Tangannya terjulur untuk meraih kertas itu dan melihat isinya.

Ketika mengingat apa yang pria itu katakan sebelumnya, amarah Jeno meledak.

"HAH. Sombong sekali dia," cibir Jeno. Jeno telah bersumpah bahwa semalam adalah yang terakhir. Momen itu seperti skala terbaliknya, begitu memalukan dan menyedihkan untuk diingat.

Jeno, dengan segala harga dirinya, tidak akan sudi untuk mengalah. Never.

Di tengah pergolakan batinnya yang berdebur dengan ganas, sebuah notifikasi dari m-banking miliknya menginterupsi.

From : NEOBANK

Kamu menerima dana sebesar 20.000.000 dari XXXX-XXXX-XXXX pada 23 November 2022 08.35 WIB

Huh? Jeno tercengang. Dia hapal nomor rekening abang-abangnya dan maminya, jadi dia yakin ini bukan salah satu dari mereka.

Kemudian ada notifikasi lain yang berasal dari aplikasi chatting. Nama Haechan tertera di layar pop up.

From : Haechan

Jeno, barusan Chenle minta norek lo ke gue jadi gue kasih.

Mata Jeno membelalak. Sedetik kemudian, dia melempar ponsel itu ke seberang ruangan.

BIRTHDAY BOY 🔞 | ZCLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang