Naya berjalan pelan menelusuri kelas yang tampak kosong karena penghuni nya yang entah kemana menghabiskan waktu istirahat mereka
" Naya" suara keras membuatnya menoleh,ia tersenyum saat melihat Gara berjalan menghampirinya dengan Bella yang mengekor di belakang tubuh pria itu membuat nya sedikit pedih
" Kenapa Gar? " tanya nya lembut
" Maksud kamu apa sih! bikin Bella di hina orang-orang gitu " wajah Gara terlihat menahan marah
" apaan si Gar, aku ga ngerti " sahut naya bingung ia melirik Bella yang terisak
" jangan ngomong disini " kata naya melirik ke sekitar nya yang sedikit ramai ia tidak ingin menimbulkan gosip baru di sekolahnya
Sampai pada akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk masuk ke ruang musik yang sepi'
Bella terduduk di depan piano sedangkan Naya dan Gara terlihat bertengkar, gara yang masih terus menuduhnya dan naya yang berusaha meyakinkan gara bahwa bukan dia yang menyebarkan isu miring tentang bella." aku ga pernah ngehasut siapapun buat benci sama bella! " tegas naya kesekian kali nya
" alah! alesan terus mereka tau dari mana coba! mereka bilang bella nikung kamu dari aku,maksud nya apa? "
Naya melirik bella yang tengah sibuk mengusap air mata nya,gadis itu terduduk dengan kepala menunduk dalam seolah ia yang paling tersakiti padahal sejatinya naya lah yang merasakan ribuan duri menusuk hatinya,
" bell, lo bilang sama gara bell, gue gak sama sekali ngejelekin lo, bilang sama gara bell "-karena lo yang dia percaya
" gatau, tapi kenapa mereka tau gara suka kerumah gue " lirih bella kembali terisak, lagi dan lagi hati naya di hancurkan dengan keras mengetahui jika kekasih nya sering kerumah perempuan lain ya meskipun itu teman dekat nya sendiri
Naya menghela nafas panjang, ia sangat lelah, bahkan hatinya terus berdenyut ngilu seolah ada luka dalam yang terkoyak disana.
" kamu cemburu aku jemput bella terus? " tanya gara menatap naya yang menunduk
" kamu tau sendiri kan aku gak bisa jemput kamu karena jaraknya jauh dan bella tuh deket sama rumah aku, kenapa kamu tega nuduh temen kamu sendiri? "naya menghela nafas kasar ia sangat lelah jika harus berdebat dengan gara hanya karna bella, karena ujung ujung nya gara pasti akan membela bella mati-matian.
Karena bella adalah anak dari sahabat orang tua nya gara bermodal kata kaya adik sendiri membuat naya tak bisa menuntut lebih
" terserah gar, kamu mau percaya atau engga sama aku terserah! " sahut naya pelan ia sangat lelah jika harus berdebat dengan gara yang tak pernah berpihak padanya, di mata gara hanya bella yang penting
" egois! gak bisa ngertiin sama sekali, buat apa jalanin selama setahun kalo kaya gini " perkataan gara menusuk hatinya membuat naya sebisa mungkin menahan tangis
Gara menghampiri bella ia menarik gadis itu yang tak sedikitpun melirik naya yang berdiri menahan tubuhnya yang bergetar karena tangis yang seakan ingin meluap
" yauda kita putus! " ucap naya dengan hati yang terluka membuat langkah gara terhenti ia menoleh menatap naya tajam dengan rahang mengeras
" putus bukan jalan terbaik buat nyelesain masalah! harus nya lo harus bisa mikir lebih dewasa , hubungan kita ga semudah yang lo kira nay " sahut gara lalu meninggalkan naya yang langsung luluh lantah ke dingin nya lantai,
Ia menangis tersedu sedu di sana, meremas kerah bajunya lalu memukul dada nya yang terasa sesak ia lelah terus menahan rasa sakit yang menjalar memenuhi hati nya yang remuk,
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA
General FictionDi khianati oleh teman,di hancurkan keluarga dan di patahkan oleh cinta? rasa sakit mana lagi yang tak pernah ku cicipi ,luka mana lagi yang belum pernah bersarang di tubuh ini ? Ini tentang anak perempuan yang hidup namun terus di matikan , Anak pe...