Hallo guys jangan lupa buat Vote dan Komen yaa hehehe..
Selamat membaca...
-dii-
Mengedarkan pandangan ke sekeliling, berfikir sejenak sebelum kembali melangkah dan menuju ke arah sofa kecil yang sengaja di simpan untuk melengkapi isi kamar minimalis yang sudah Maudy tempati selama dua minggu ini, dan tentunya akan dia tempati sampai beberapa waktu ke depan.
Merenggangkan badan sambil membuka kembali map-map besar yang sedari tadi di bawa sejak pertemuan nya dengan Manager-nim, membaca ulang dengan teliti sesekali mengingat hal-hal apa saja yang di bicarakan bersama tadi.
Bangkit menuju arah meja kerja mencari barang lalu kembali duduk di sofa dan melanjutkan bacaan nya pada map-map besar itu.
" Selesai juga, untung Manager-nim berbaik hati merincikan semua nya dengan jelas." menata kembali map-map itu dan menyimpan nya di dalam lemari, " Pintu sama jendela udah di tutup belum yaa." gumamnya, sambil berjalan keluar untuk memastikan kembali ke lantai bawah.
Melangkah melewati beberapa pintu kamar untuk mencapai tangga lalu menuruni nya menuju ke lantai bawah, untuk ukuran sebuah rumah dapat di katakan ini memang sangat lah besar.
Jika berkeliling dan menyusuri setiap ruangan yang ada di dalam nya pun sudah pasti memerlukan waktu yang cukup lama jika ingin menyusuri seluruh sudut nya.
Bilang saja Maudy sangat lebay tapi untuk di sebut sebuah istana atau mension itu tidak akan berlebihan karena saking luas nya bangunan yang ia tinggali sekarang ini.
Dengan puluhan kamar yang ada, beberapa paviliun yang mengelilingi kisaran rumah, lalu di tambah juga ruangan-ruangan sebagai fasilitas penambah, mungkin cukup menjelaskan seberapa luas bangunan tiga tingkat yang Maudy tinggali ini.
Sempat merasa heran pada orang yang sengaja membangun tempat ini dari jauh - jauh hari yang sayang nya hanya untuk di jadikan sebuah tempat tinggal. Dan lebih gila nya lagi Maudy berhasil untuk menumpang tinggal di sebuah rumah berkedok istana ini.
Namun setelah mengingat kembali siapa yang telah di siapkan untuk menempati rumah ini ke depan nya, tidak heran lagi bagi Maudy mengakui nya. Mereka berhak mendapatkan tempat tinggal yang aman dan nyaman tentunya, sebagai sebuah boygrup yang nama nya sangat melejit di masyarakat kali ini terlebih dengan banyak nya anggota yang di miliki tidak heran mereka mendapatkan apresiasi sebuah istana seperti ini.
Langkah kaki nya terhenti sambil mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan juga melirik pada jendela-jendela besar di sekelilingnya, rupanya sudah tertutup rapi. Mungkin salah satu dari ketiga pemuda itu sudah lebih dulu mengecek nya tadi.
Lampu – lampu utama terlihat sudah redup berganti dengan lampu pengganti yang lebih remang cahayanya, bergerak menuju arah dapur pandangan nya menemukan pencahayaan yang masih sangat terang. Sepertinya lupa di matikan atau memang sengaja belum di matikan, berjalan maju hingga terdapat sosok lain yang terlihat oleh mata nya.
Seorang pemuda dengan postur tubuh yang tinggi dengan punggung yang terlihat tegap dan kokoh sepertinya masih terjaga dan memilih diam terduduk di selasar meja lesehan yang ada di dapur dengan tangan yang memegang sekaleng minuman.
" Aigoo kenapa diam disini tengah malam?" tanya Maudy sambil mengisi gelas dengan air putih.
" Hanya terbangun," jawabnya singkat sambil menegakkan badan dan memusatkan perhatian pada gadis yang kini berdiri di hadapan nya.
" Tidur mu sangat nyenyak tadi Oppa, pasti kamu bangun karena lapar." duduk di sebrang meja sambil mengambil kaleng minuman di tangan pemuda itu dan menggantinya dengan gelas yang sudah ia isi air putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANAGER DORM ( NCT )
FanfictionDemi membantu sahabat barunya, Maudy harus merasakan hari-harinya berjalan dengan lambat karena harus tinggal dan mengurus 26 orang pria tampan yang sialnya adalah idolanya. Update jika vote dan komen sampai di angka 30.