The beginning - 1.2

458 65 6
                                    

Marsha yang meresa kan zee melihat kearahnya langsung membuang muka seolah-olah dirinya tidak suka.
"Anjir, ka zee kenaapa natap ke arah sini si!!." Gumam kesal marsha lalu pergi meninggalkan hall basket.

Gadis cantik ini pun berjalan ke arah parkiran mobilnya, tapi dia merasa janggal seperti ada langkah kaki yang beriringan dengan dirinya.
"Keknya ada yang ngikutin gue deh nih. Atau perasaan gue doang?."
Dirinya pun memelankan langkah kakinya, tetapi suara langkah kaki dibelakangnya semakin mendekat dan membuat dirinya pun mau tidak mau menghentikan langkah kakinya.

"Aduh, lu kenapa berhenti si sha!!"

Deg!! Seakan jantungnya berhenti sejenak mendengar suara......

"Weh sumpah.... Ini suara ka zee anjir!!"

~~~~~~~~

Melihat marsha meninggalkan hall basket membuat zee mengikuti langkah kaki gadis tersebut.
Dan kembali ke dua sahabatnya itu kata. Tapi sekarang agak keras.

Deyo yang geram melihat zee tiba tiba kabur meninggalkannya dengan chiko berteriak.
"Woy!! Nerbener ye lu ini gue sama chiko ditinggalin!!"

Chiko yang memang tidak terlalu barbar seperti deyo hanya menghela nafas dan berkata.
"ANAK BABI LU ZEAN MALAH PERGI!! GUE BUKAN HOMO YAA LU TINGGALIN SAMA DEYO BERDUA SINI."

"Untung bos gue lu zee, klo bukan sumpah gue jadiin lu makanan uler gue." Geleng deyo

Chiko menatap horor ke deyo "jangan belaga gila deh lu dey."

"Eh cumi mending kita nyari warkop deh berdua."
"Ogah kek homo anjir berduaan."
"Eh denger ye chik! Gue klo jadi homo mah milih milih setidaknya kek bapaknya marsha deh berkarisma!!" Ujar deyo
"Dih asu, demen sama om gue!!"
"Oh iya lupa lu masih sepupuan yaa sama marsha wkwkwk." Saut deyo sambil meninggalkan chiko

~~~~~~

Marsha pun menoleh kebelakang dengan tatapan dibuat seolah olah dia kesal karena diikuti padahal mah dalam hatinya, ia sangat degdegkan.

Zee yang melihat marsha berbalik arah segera berkata dalam hati "mampus gue, bangunin macan."

"Ngapain ka zee ada disini."
"Loh kamu yang ngapain disini."
"Yakan ini tempat umum, lagi juga aku abis ada pemotretan dihutan kota kok!!" Jawab marsha seolah ia tidak terima.
"Ah massa?? Bilang aja kamu ngikutin aku kan? Ayo ngaku." Zee menaik turunkan alisnya.
Marsha menatap kesal ke arah zee. Karena menurutnya mukanya zee minta dicubit.
"Aku gk ada ya niatan mau ngikutin ka zee!!" Lalu ia melangkahkan kakinya dari tempat ini.

Zee tertawa dan berkata "yallah sha, klo suka sama aku bilang aja si."

Marsha yang mendengar itu berbalik arah dan memberi zeee "🖕🏼" jari tenggah dan pergi dari situ secepat mungkin.

"HAHAHA MUKANYA MERAH!" Teriak zee

~~~~~~~~~~~,

Anin berjalan ke arah suaminya, ia harus memberitahukan bahwa mereka akan dititipkan dua anak gadis dari abangnya yang ngeselin itu. Ia melihat puco sedang Asik bermain PS diruang tenggah.

"Ah gimana si kris. Masa gitu aja kalah sama abi!" Ucap sombongnya kepada anaknya.
"Gapapa adek kalah tapi setidaknya, adek gak pernah nyakitin perempuan kaya abi." Gumam kecil kris yang dapat di dengar oleh abinya.
Puco menggelengkan kepalanya dan berkata.
"Ini udah jalanannya, mami kamu juga sudah bahagia dengan pilihannya. Abi gk bisa maksa mami kamu untuk sama abi. Maaf kalau kesannya abi nyakitin mami kamu." Ia mengusap kepala anak bontotnya itu. Akan tetapi dia tidak sadar dibelakangnya sudah ada anin yang tengah menahan tetesan air matanya.

"Harusnya aku engga egois minta puco untuk tetap sama aku, padahal bisa aja aku hidup tanpa dia. Toh aku juga udah punya chiko anak biologis dari puco sama aku." Lirih anin.

Anin mengusap pelan lengan lelaki yang dulu pernah pergi meninggalkan dirinya dan mungkin bisa dibilang lelaki ini membuatnya dimadu tapi aya ibu dari kris ini memilih untuk mengakhiri pernikahannya.

Ia mengelus pelan lengan suaminya, lalu ia berkata.
"Bsk kita tinggal dirumah abang dulu."
Puco pun binggung "loh kenapa?"
"Abang, mau pergi ke luar negeri dulu sayang."ujar pelan anin.
"Hmmm.. oke deh."
Kris yang mendengar itu pun ikut nimbrung "ih Asik dong ketemu atin sama ka marsha." Girangnya jawaban yang keluar dri mulut kris.

~~~~~~~~

Sesampainya dirumah setelah memasukan mobilnya kedalam garasi segara ia menaiki anak tangga dan membuka pintu rumahnya.
Ia membuka pintu tersebut sembari memberi salam.  Ia memberi salam tapi tidak ada jawaban, tanpa ambil pusing dirinya pun segara menuju kamar orang tuanya untuk memastikan apa orang tuanya berada dirumah atau tidak. Soalnya ia tidak melihat mobil kesayangan papanya digarasi tadi.
Tapi ternyata sebelum kekamar orangnya ia sudah mendapati ibunya keluar dari dalam kamar.
"Loh sudah pulang kamu ka." shania terkejut melihat putrinya.
Marsha menarik nafas dalam lalu berkata
"Belum ma aku masih dijalan."
Shania menaikan satu alisnya laku berkata " yeh si kakak kocak."

Marsha pun hanya tertawa kecil dan bertanya kepada mamanya.
"Papa boby yang ganteng itu kemana ma? Tumben gk nempel kaya prangko sama mama?"

Shania pun hampir ketawa saat anaknya berucap seperti itu. Memang fakta yang ada untuk manusia macam boby selalu nempel kepada dirinya ketika berada dirumah.
" oh papa lagi pergi sebentar tadi. Paling nanti pulang"

"Oh gitu" jawabnya dengan singkat dan padat. Lalu marsha segera turun meninggalkan shania yang masih menggelengkan kepalanya melihat anak gadis pertamanya itu sudah sangat besar.

~~~~~~~~~~~
"Sallamualaikum." Ucap anak lelaki itu dengan sangat lantang. Membuat bundanya pun menghampirinya dan menjewer telinganya.

"Aduh aduh." Ucap zee saat shani menjewer telinganya. Lalu setelah dilepas shani berkata kepada putranya.

"Huft.. bagus si ka kalau masuk rumah ngasih salam, tapi engga usah menggelegar satu isi rumah bisa?" Ucap kesal shani melihat putra pertamanya.

Zee yang hanya membalas bundanya dengan perkataan. "I'm sorry ibunda yang tercintahh." Sambil mencium pipi sang bunda.

"Weh Weh bini gue tuh main cium aja. Cari lah sana istri untukmu wahai anak muda."  Vino yang tiba tiba muncul dari arah samping itu. Melihat anaknya mencium istrinya.

"Vin, sama anak sendiri gak boleh iri." Ujar shani lalu kembali melanjutkan "lagi kamu ini, anak kita baru 21 tahun di suruh nikah."

Vino mengkerutkan keningnya dan berkata "loh, aku nikahin kamu pas umur aku keknya masih 21 deh shan."
"Oh iya bener juga si, tapi engga ah."  Shani mengakukan kepalanya lalu menggelengkan.

Zee melihat obrolan kedua orang tuanya itu pun berkata." Kalau misalnya aku ada calonnya boleh bun yah?" Tanyanya seperti itu.

"Idih kaya ada yang mau aja sama ka zee"  ujar adiknya sembari menuruni anak tangga

























~~~~~~~~~~










Sekian ceritanya, sampai sini dulu ya!! Aku mau uas dulu mungkin bakalan update after uas ku kelar.

Jangan lupa vote dan komen serta follow yaa gais. Terima kasih

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Beginning Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang