-Lelah- Wendy

119 16 5
                                    

"Wendy, aku bosan mendengar ceritamu tentang Peter!"

"Ya! Aku juga!"

"Aku sudah dewasa! Tahun depan aku sudah masuk Junior High School!"

"Aku juga akan segera masuk sekolah! Aku tidak perlu dibacakan dongeng lagi!"

Kedua adik kandungku, John dan Michael. Mereka berdua serempak protes kepadaku karena aku menceritakan kembali kisahku dengan Peter. Aku memang memaksa mereka mendengarkan ceritaku setiap malam tentang Peter Pan.

"Aku tidak ingin kalian melupakan Peter!!" tegasku pada kedua adikku.

"Kau tidak perlu membentak kami!!" tegas John membalasku.

Aku terdiam dengan perasaan marah. Aku tidak mau mereka melupakan Peter Pan dan semua petualangan itu. Perputaran waktu di bumi jauh lebih cepat dibandingkan perputaran waktu di Neverland. Cepat atau lambat John dan Michael bisa saja melupakan Peter. Aku tidak mau hal itu terjadi.

Peter harus tetap ada di ingatan meski dirinya nyaman berada sendirian di Neverland.

"Kalian tidak mengerti! John, Michael. Kita semakin bertambah umur disini dan perlahan ingatan tentang Neverland pasti menghilang!"

"Biarkan saja menghilang! Aku tidak mau mengingatnya lagi! Aku sudah bukan lagi anak-anak, Peter pun tidak pernah lagi mengunjungi kita, dia sudah melupakan kita. Sadar Wendy! Petermu itu tidak lagi mencintaimu!" ujar John begitu menusuk untukku.

John keluar dari kamarku disusul oleh Michael. Aku memilih duduk di dekat jendela kamarku yang dulunya sempat menjadi pintu keluar masuk Peter Pan. Aku menyenderkan kepalaku di pinggir jendela lalu menatap langit malam yang lagi-lagi tidak ada bintangnya. Aku benar-benar rindu sekali melihat dua bintang itu.

"Peter, aku harus apa? John dan Michael ingin melupakanmu," ucapku.

Aku kembali menangis dalam diam.

Kenapa dewasa harus menyakitkan? Kenapa pula orang dewasa harus berhenti mendengarkan dongeng! Rasa-rasanya aku kembali benci jadi dewasa.

Aku ingin kembali ke Neverland tapi aku tidak mampu pergi kesana tanpa bantuan Peter Pan dan Tink.

Aku rindu suasana liar dan menengangkan di Neverland. Aku rindu dengan suara jam dari perut buaya raksasa atau suku indian yang sedang ritual di Neverland. Aku juga rindu dengan suara nyanyian dari Putri duyung dan para peri yang sedang berpesta.

"Peter, kapan kamu datang lagi menemuiku?"

Aku memejamkan mataku dan perlahan-lahan aku terlelap dalam posisi duduk di jendela kamarku.

*****

Aku terbangun di pagi hari karena cahaya matahari sudah menembus jendela kamarku. Punggung dan pinggangku sakit akibat posisi tidur yang kurang nyaman. Aku bergegas mengambil seragam sekolahku lalu pergi ke kamar mandi untuk mandi.

Hari ini aku menyesali pemikiranku yang ingin kembali ke Neverland. Aku hanya rindu saja. Tidak benar-benar ingin kembali dan Peter pun tidak akan datang juga.

Kisahku dengan Peter sudah berakhir dan petualangan waktu itu juga hanya tinggal cerita saja. Mungkin saja Peter Pan juga merasakan hal yang sama sepertiku. Aku rasa dia memang tidak mau datang ke Bumi lagi karena takut terjebak cinta denganku lagi.

Astaga. Aku ini masih anak-anak tapi pikiranku mulai seperti orang dewasa.

Selesai mandi dan berganti pakaian tidur dengan baju seragam sekolah. Aku bergegas turun ke bawah menemui seluruh keluarga besarku. Tentu saja mereka akan menyambutku dengan sapaan yang ramah. Aku menghampiri mereka lalu ku lihat John sedang memasang sepatu di kakinya bersama Mike, salah satu anak lost boy.

Sepertinya John masih marah kepadaku. Dia tidak mau melihatku sama sekali. Aku akan minta maaf nanti. Semalam aku terlalu egois memaksakan keinginanku tanpa mau mendengarkan keluhan mereka.

"Wendy, Ayah dapat laporan dari sekolahmu. Kau tidak berbaur dengan teman kelasmu? Apa ada masalah?"

Aku terdiam sejenak. Aku memang sengaja menjauhkan semua teman-temanku. "Tidak ada masalah. Aku bisa mengurus hidupku sendiri, Ayah tidak perlu khawatirkanku!"

Ayahku mengelus rambutku. "Ada masanya kau butuh seorang teman untuk membantumu saat kesulitan, kalau kau terus sendirian nanti kau yang akan kesulitan. Jika kau tidak suka dengan mereka, paling tidak pilihlah 1 atau 2 orang untuk berteman denganmu!"

Aku tidak mau tapi aku harus menjawab nasihat Ayahku. "Iya baik, Ayah."

Mendengar jawabanku, Ayah tersenyum senang lalu kembali membaca koran. Aku juga pergi dari sana, aku menuju meja makan untuk sarapan.

Menurutku berteman itu harus siap timbal balik.

Saat aku senang, temanku harus ikutan senang. Saatku sedih, temanku harus menghiburku dan mengertiku. Begitupun sebaliknya. Tapi sayangnya, dijaman ini tidak ada teman yang tulus seperti itu.

Mereka semua berteman karena tidak ingin sendirian.

Teman terbaikku hanya Peter Pan.

Teman sekaligus Cinta pertamaku.






#####

Kalian kenal Peter Pan dari film apa?

Kalau aku dari film Peter Pan 2003, gak lama setelah itu aku kepoin banget karena terpikat sama cerita Peter dan Wendy yang eughhh romatis banget!! Aku pun mulai tertarik banget sama Peter Pan, aku tonton semua film yang berkaitan tentang Peter Pan kayak Once Upon A Time 2013, Neverland, Finding Neverland dan yg terakhir itu aku nonton Pan 2015

Ada Peter Pan 2022 ya? Ada yang udah nonton kah?  Aku juga belum sih karna baru tahu juga kalau ada Peter Pan 2022, Pemerannya Louis loh! Ganteng,, tapi Jeremy Sumpter tetep idaman nomer 1 sih!

Menurutku Peter Pan di versi lain-lain bagus-bagus kok tapi kan tergantung selera ya, nah! Selera aku ya Peter Pan 2003 hehe

After Peter PanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang