9

2.1K 125 4
                                    

Siang hari ini Iki menutuskan untuk pergi ke rumah Ivan, dia sudah sangat bersemangat hingga memilih bajunya yang terbaik

Tidak peduli dengan Rizal yang sedang berbaring di sofa

"Rizal, gue mau keluar sebentar lu jangan lupa makan siang"

tapi nyatanya tanpa sadar dia tetap perhatian pada rizal

"iya bawel.."

"Lu pasti mau ngapelin si Ivan" tanya rizal terang terangan

"i-iya kan lu tau gue suka sama ivan"

"hahhh..."

rizal dengan pemikirannya sendiri, dia tidak boleh tertinggal, dia juga harus maju jika tidak mau kehilangan iki

"Iki lu sadar gak sih, selama ini gue perhatian dan menjaga lu"

rizal bangun dari sofa dan berjalan ke arah iki, lalu mencengkram kedua bahu iki

"a-apa" tanya iki

"Iki gua bakal nekat ngomong ini, tapi setelahnya lu jangan ngejauhin gue, tetap jadi iki yang seperti ini, Oke?"

"I-iya"

iki mulai gugup sekarang, semoga yang dipikirannya gak bener!

"Gue suka sama lu ki" kata rizal to the poin

dan..

blank///

iki gatau harus gimana

"A-hah-ha-ha" gue juga suka sama lu zal, kan kita udah temenan lama

rizal kesal dengan pernyataan iki sekarang

"maksud gue itu, suka yang kek begini"

perlahan rizal mendekatkan wajahnya pada wajah iki

iki hanya bengong karena masih syok dengan pernyataan rizal

hanya tinggal kurang dari satu senti saja bibir mereka akan bersentuhan

pintu dengan kasar terbuka menampilkan Ivan dengan raut marah di wajahnya

melempar sebuah kotak kecil di tangannya ke arah rizal, dan tepat mengenai wajahnya

"ASW IVAN BABI!!"

Iki yang terkejut dengan situasi ini langsung tersadar

"I-ivan, Rizal! kalian berdua kenapa?!"

Iki bingung sekarang, harus memihak rizal atau Ivan

"Rizal! Hidung lu berdarah!!"

dengan segera Iki membawa rizal ke kamarnya, karena hanya disana ada kotak P3k

Iki terus mengobati rizal sampai lupa bahwa ada ivan disana

"ekhem.. kalau begitu saya sebaiknya pergi" kata ivan tiba-tiba

Tapi Iki melihat penyesalan di mata ivan

ivan juga mengganti bahasanya lagi, itu artinya dia benar benar kecewa sekarang

Hahh.....

dia harus bisa menguasai keadaan ini

"Ivan kemari, duduk di samping rizal"

rizal kaget begitu juga dengan Ivan, mereka itu rival bagaimana bisa mereka duduk bersebelahan

"Kalau kalian berdua masih mau ngeliat gue, sekarang duduk!"

tanpa pikir panjang mereka menurut

Iki berdehem sebentar lalu beriri di depan mereka berdua,

fyi Rizal dan ivan duduk di pinggiran kasur iki

"Sebelum gue mulai, gue mau meluruskan sesuatu"

ivan dan rizal hanya diam mendengarkan

"K-kalian berdua.. SUKASAMAGUE??!!"

ucap iki cepat

hahh/hem

Iki menarik nafas kembali, sebenarnya dia malu mengatakan ini

"K-kalian suka sama gue??"

sontak rizal dan ivan mengangguk cepat

Hah.. oke

"Sekarang gue mau buat kesepakatan, maaf u-untuk sementara gue belum bisa nerima perasaan kalian sampe kalian akur!"

ucap iki dengan kepala tertunduk

"Iki jika kami akur apa kamu akan menerima salah satu dari kami atau kamu mau kita berdua?" tanya Rizal langsung

Iki gugup tidak bisa menjawabnya,

karena setelah ada ivan maupun rizal, dirinya tidak lagi kesepian dengan kepergian orang tua nya

dan dia menyukai hal itu, dia tidak ingin kehilangan keduannya ataupun salah satu dari mereka

"g-gue...."

rizal bangkit dari duduknya, disusul ivan

"Iki kalo lu gabisa yakin hati lu buat siapa, gue maupun ivan gak tau harus apa"

"......."

"Jujur ki sebenarnya gue dateng ke indonesia hanya karena gue masih terbayang bayang lu ki, tapi sekarang gue sedikit kecewa karena sekarang lu bahkan bingung sama diri lu sendiri" ucap rizal

Ivan maju dan memeluk iki,

"iki, maaf membuatmu bingung, tapi dengan itu artinya kamu menyukai kita berdua benar"

"aku memang kecewa tapi aku senang karena aku memiliki sedikit harapan untuk memenangkan hatimu" ucap ivan

"m-maaf gue akan berusaha juga untuk meyakinkan hati gue!" ucap iki sedikit teriak

rizal dan iki hanya tersenyum kemudian mereka saling pandang satu sama lain, seakan memiliki pikiran yang sama

"A-apa.."

Rizal mengecup kening iki, dan ivan mengecup pipi sebelah kanan

blusss////

iki kaget dengan yang barusan

tapi hatinya menghangat, kemudian tersenyum dan memeluk mereka berdua

Ini masih siang hari tapi mereka memilih tidur di ranjang iki dengan iki berada di tengah keduanya

jangan lupakan rizal dan ivan yang selalu berdebat karena hal kecil

muka iki sangat datar sekarang

"Van tangan lu jangan di situ! gue jadi gabisa meluk iki!"

Ivan menulikan pendengarannya, malah semakin erat memeluk iki dan kepalanya mendusel ke ceruk leher iki

dan perdebatan itu terjadi sangat lama

bibir iki berkedut melihat kelakuan mereka berdua

"MAU GUE BUNUH KALIAN HAHH!!!!"

Entah bagaimana tadi, kini rizal dan ivan berada di luar kamar iki

"Salah lu meluk iki" ucap rizal

"aku juga berhak atas iki" ivan menimpali

hening sebentar lalu mereka pergi berlawanan arah

tapi mereka tidak tau bahwa di dalam kamar iki sedang menatap langit langir kamar dengan wajah bersemu merah


















TBC...

[BL] Love Iki Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang