3

85 10 0
                                    

Besok harinya

"Cie...siapa yang kemarin membuat tim kita menang dengan lemparan jauhnya" Ucap Hyunsuk

"Haha, sudah pasti....Haruto Watanabe namanya" Asahi

"Kalian ini bisa aja, tapikan...bersyukur kita udah menang" Haruto

"Pasti, lumayan dapat uang sebagai hadiah, iyakan Asa? hahahaha" Jawab Hyunsuk

"Jelas...hahahahaha aduh aduh" Jawab Asahi tapi sempat meringis karena lututnya sempat sakit

Mereka bertiga sedang berjalan diperumahan untuk mengantar Haruto pulang, dan kebetulan rumah mereka juga dekat dari rumah Haruto

.

.

.

.

"Aku masuk dulu ya...kalian hati-hati dijalan" Ucap Haruto

"Iyaaaa....dadah" Hyunsuk

"Dadah" Haruto

Harutopun masuk kedalam rumahnya 

Ayah Haruto sedang melakukan sebuah pekerjaan kebiasaannya dirumah

"Ayah nih, dari kemarin kerjaannya itu mulu...gak pernah ganti ganti" Haruto ke ayahnya

"Iya dong, ini tuh hobi ayah sejak kecil, jadi gk bisa diganti ganti sama yang lain"

"Hadeuh..." Haruto geleng-geleng kepala mendengar ucapan ayahnya

"Bunda...Haru pulang" Teriak Haruto memanggil bundanya

"Iya sayang, Bunda disini" Bunda

"hffttt" Haruto

"Kenapa sayang? pulang pulang mukanya kok cemberut gitu?" Tanya sang bunda

"Haru cape bun....PR Haru banyak sekali dari guru" Keluh Haruto

"Hm...sabar sayang, itu namanya sekolah, kalau gak ada PR, bukan sekolah namanya" Bunda

"Haduh haduh, pulang pulang mukanya mesem, sini bukunya" Ucap abang Haruto

"Eh ish abang!" Haruto mengejar abangnya

"Gimana sih? katanya males, mengeluh PR terlalu banyak" Tanya abang Haruto

"Ih tapi buku Haru jangan diambil juga, sini balikin gak!" Haruto berusaha mengambil bukunya yang disembunyikan oleh abangnya

"Gak mau gak mau" 

"Abang....udah deh, jangan bikin gara-gara sama adekmu" Ucap bunda menghentikan pertengkaran kakak adik ini

"Tuh denger, sini bukunya" Haruto dengan cepat mengambil buku miliknya dari sang kakak

.

.

.

.

.

"Masih mengingat pertandingan kemarin, Haruto memukul bola itu jauh sampai lawan harus lari mengambil bolanya, seperti ini" Ucap Jihoon lalu memeraktikkan cara Haruto memukul bolanya 

"Masih lebih keren Haruto" Jaehyuk

"Memangnya yang mau dibilang keren siapa? kan aku cuma ingin memeraktikkan doang" Jihoon

Jeongwoo hanya diam

"Hei, oooh...dia sedang memikirkan Haruto ternyata" Jihoon menyenggol Jeongwoo

"Tidak, siapa yang sedang memikirkan si jelek itu?" Jeongwoo

"Jeongwoo, dengar ucapanku ini, semakin kamu mengejek dia, nanti lama-lama akan suka" Peringat Jaehyuk

"Nah, benar itu" Jihoon

"Hahah, percaya legenda orang tua?" Jeongwoo menertawakan ucapan temannya itu

"Yasudah kalau tidak percaya, dadah, kalau kau suka nanti, jangan salahkan kami ya, Jaehyuk ayo lari, tinggalkan si bucin suatu saat nanti" Jihoon

"Ayo ayo, dadaahhhh" Jaehyuk dan Jihoon lari meninggalkan Jeongwoo sendiri

"HEI!!" Jeongwoo mengejar 2 sahabatnya itu

My Love Since 1949Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang