Di sebuah dimensi antarruang dimana kekosongan dan keheningan gelap gulanda tercipta sejauh mata memandang. Sebuah jiwa melayang tak teratur dan tak terikat hukum melayang di dalamnya, entah berapa lama jiwa tersebut melayang tak tentu arah melewati jutaan bahkan lebih dari miliyaran tahun hingga sesuatu pusaran tercipta didekatnya dan menariknya berpindah tempat.
Sebuah surga, begitulah makhluk fana menyebut tempat ini sejauh mata memandang dimana penuh bunga bermekaran dengan pohon pohon yang menari senang, langit nan biru tanpa awan, serta penuh dengan udara yang menyejukan pikiran. Begitulah yang dirasakan oleh jiwa Ryujin setelah menyadarkan dirinya, walaupun dirinya mendapati bahwa dia hanya jiwa dia merasa tahu bahwa ini akan terjadi dan dia tak bisa menolaknya hingga sebuah suara menyadarkan dari lamunan keindahan tempat ini.
"Indah bukan?" tanya seseorang dibelakangnya
Dia yang mendapati sebuah suara pun mengalihkan penglihatannya kearah suara tersebut hingga mendapati raksasa dengan pakaian putih seperti selendang membalut tubuhnya, kulit jernih dengan empat tangan serta tatapan agung kepadanya.
Dirinya merasa kecil dihadapannya, tetapi entah mengapa dirinya tak ingin tunduk dihadapannya, menurutnya jika dihadapannya Tuhan sekalipun dia akan berusaha untuk tidak merendahkan dirinya alih alih lebih penting menghormatinya saja
"Ya indah kurasa ini bukan surga kan?" tanya Ryujin dengan acuh tak acuh terhadap sosok tersebut yang mendapatkan sebuah senyum dari sosok itu
"Ya kau benar ini adalah domainku, aku Asura sebut saja Dewa Tertinggi" balas sosok tersebut
"Yah tentu kau tahu siapa aku, dan dimana Nerakanya aku akan kesitu kan?" tanya Ryujin lagi dengan acuh
"Sabar bukan disitu tempatmu nak, apa kau tidak ingin bereinkarnasi?" ucap Asura
"Tidak terima kasih, aku ingin tenang" jawab Ryujin
"Nah mengapa begitu? Bukannya kau suka bertarung atau memusnahkan orang hehe" tanya Asura
"Aku lelah dengan sifat manusia itu saja" jawabnya singkat
"Kau tahu nak, di dalam hidup dimana ada cahaya pasti akan ada kegelapan, itu dapat di ibaratkan seperti ada Yin tentu saja ada Yang, api tentu ada air dan ada langit tentu ada bumi kau tahu itulah siklus kehidupan dan kematian yang mendasari sebuah dunia" ucap Asura
"Yah dan aku paham tentu apa maksudmu maka dari itu biarlah aku hanya ingin tenang 4 tentu sudah tak ada yang bisa membuat darahku mendidih untuk menjalani hidup itu" jawab Ryujin dengan entengnya
Memang yang dikatakannya adalah kebenaran, kekayaan sudah penuh memenuhinya, kekuatan sudah diraihnya juga lalu apa yang harus dia lakukan? Menghancurkan negara tentu saja opsi itu tak akan dilakukan olehnya karena masih banyak generasi muda yang butuh hidup dan masa depan.
"Setelah melewati Void bukan menjadi Gila karena rusaknya energi itu malah menguatnya jiwamu kau sungguh menarik dan tak ingin kau memasuki surga atau neraka apa kau tak ingin bereinkarnasi sungguhan nak" tanya Asura lagi
"Tidak" jawab Ryujin seketika tanpa pikir panjang
"Meski pun itu di dunia dimana novel yang kau baca?" ucap Asura menggoda
"Hei apa maksudmu, itu hanya sebuah fiksi karya tak mungkin ada di alam semesta ini, jangan katakan.. " tanya Ryujin
"Ya kau benar sungguh kepintaran yang bahkan dapat menyamaiku, karena kerasnya keinginan itu tercipta lah sebuah dunia tersebut dimana banyak orang yang menginginkan terdapatnya dunia itu dan kau tahu doa dimana banyak orang ingin tentu saja aku kabulkan kan hehe jadi bagaimana" ucap Asura lagi
"Kau tahu kau sungguh dewa keras kepala yang sungguh tidak tahu malu" jawab Ryujin dengan mencemooh
"Dan baik bila ada dunia tersebut tentu dunia lainnya juga ada kan?" lanjutnya
"Betul serta sebenarnya karena karmamu itulah aku tak bisa mengirimmu ke surga karena aturan karmamu sudah tak bisa dihitung jadi kau ingin permintaan seperti apapun akan terwujud" jawab Asura mengakui
Ryujin yang mendapati dirinya hanya dijebak ingin sekali melompat dan menendang wajah sosok tersebut, kenapa tak bisa bicara lebih awal menurutnya karena telah menghabiskan banyak waktu untuk omong kosong ini.