"Hah? Aku dimana?"
Suara Jieun terdengar bergema meski di sekelilingnya begitu ramai. Jieun menatap satu persatu orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya dengan sibuk. Sesekali ia mencoba untuk menepuk pundak orang yang ada di depannya tetapi tentu saja nihil, ia seperti menggapai angin.
"Halo? Adakah yang bisa melihatku?" Ujar Jieun tepat di depan orang-orang yang tengah berkumpul.
Jieun mengabaikannya, juga seingatnya ia tengah tertidur beberapa saat sebelumnya. Atau ini mimpi?
Jieun memperhatikan semua orang yang memakai pakaian tradisional. Semuanya tampak berjalan berlalu lalang di tempat ramai.
Di tempatnya berdiri kini terdapat meja-meja yang di depannya banyak bahan yang dijajakan. Mulai dari sandang hingga pangan. Semuanya tengah bertransaksi jual beli namun tidak menggunakan uang.
"Koin?" Gumam Jieun.
Ia menilik lebih jelas pada sosok anak kecil yang tengah berada di depan gerobak kayu yang menjajakan mainan.
"Ah, ternyata hanya koin perak tanpa nominal uang." Gumam Jieun.
Kini Jieun berjalan kecil ke arah sekumpulan orang yang tengah berkumpul tak jauh darinya. Jieun mendekat dan melihat orang-orang itu menonton dua ekor ayam yang tengah beradu.
"Yaampun, kenapa tidak ada yang memisahkan?" Gumam Jieun.
Ia terlihat begitu panik bahkan untuk memisahkan dua ekor ayam di depannya pun ia begitu takut. Sementara orang-orang di sekitarnya bersorak begitu ramai dan membuat Jieun begitu terheran.
"Augh, apa yang diharapkan dari menonton dua ekor ayam yang beradu?" Gumam Jieun seraya berjalan meninggalkan keramaian tadi.
Jieun berjalan mengikuti satu-satunya jalan yang ada disana. Entahlah kakinya akan membawa dirinya kemana, yang jelas Jieun hanya ingin pergi dari tempat itu.
Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri. Suasana yang tak pernah ia lihat sebelumnya, masih hanyak pepohonan dan juga burung-burung serta hewan liar yang berkeliaran disana.
"Woah? Apa ini?" Gumam Jieun setelah dirinya sampai di sebuah bangunan kuno yang membuatnya takjub.
"Kerajaan." Gumamnya lagi.
Jieun mundur beberapa langkah ketika pintu pagar yang terbuat dari baja itu terbuka. Menampilkan sekumpulan pasukan berkuda yang keluar dari kerajaan dan semuanya membawa senjata dengan seseorang yang ia kenal berada di barisan depan; Kim Hansung.
"Taehyung!" Teriak Jieun.
"YA! KIM TAEHYUNG!!!"
Entah karena kebetulan atau bukan, tetapi Hansung alias Kim Taehyung itu menoleh ketika Jieun memanggilnya dengan nama Kim Taehyung. Seolah sedang mencari seseorang, Hansung terus menoleh ke arah belakangnya sebelum menit berikutnya pasukan berkuda itu hilang dari pandangan Jieun.
Jieun masuk ke dalam kerajaan, jangan tanya apapun mengenai kerajaan apa yang dimasuki Jieun. Karena jelas ia tidak tau menahu perihal itu.
"Hah? Itu Taehyung?" Gumam Jieun lagi yang begitu terkejut karena melihat sosok yang baru dilihatnya beberapa saat lalu.
"..Dan, itu aku?" Gumam Jieun lagi.
Jieun berlari kecil, mengikuti sosok wanita yang begitu anggun di depannya. Berkali-kali Jieun menilik wajah wanita itu dari dekat.
"Woah, daebak! Aku seanggun ini di masa lalu?" Gumam Jieun seraya terkekeh.
Jieun kembali diam saat ia memasuki ruangan tetapi ruangan itu seolah menjadi waktu yang berbeda. Ya, kini Jieun paham. Setiap dirinya lewati sebuah pintu, itu akan membawanya ke waktu yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
- VIU SERIES PART 2 -
FanfictionKumpulan fan fiction Kim Taehyung dan Lee Jieun dengan berbagai genre..