01

1 0 1
                                    

     Cilok or Cilor .

Suara deru motor terdengar memasuki area parkir sekolah, lalu berhenti saat sudah berada di jejeran motor lain. Joagas, si cowok dengan seribu tingkahnya.

"Pagi mas Jo, makin ganteng aja." ucap pak omar satpam penjaga gerbang belakang.

Joagas berjalan, menaruh helm nya di meja pak Omar. "Alhamdulillah, abis maskeran pake bumbu dapur, jadi makin berkilau nih muka." canda Joagas membuat pak Omar tertawa.

"Gak sekalian pake oli, mas."

"Makin ngadi-ngadi aja nih pak mar." Joagas tertawa.

Pak Omar menyeruput kopinya.

"Pagi-pagi udah ngopi, apa gak sakit tuh perut?"

"Udah kebal ini mah," pak Omar menepuk perutnya. "Paling balik tiga kali ke kamar mandi." candaan pagi mereka semakin receh, hingga membuat keduanya tertawa.

"Jo ke kelas dulu deh, pak. Semangat ngeden!" Joagas mengangkat tangan sebelahnya. Kemudian berlari pergi dari sana.

Suasana sekolah sama seperti sekolah pada umumnya. Joagas melihat seorang cewek dengan rambut gelombang dari kejauhan. Niat nya untuk iseng mulai muncul. Joagas berlari, kemudian menarik ujung rambut cewek itu.

"Woy!"

"Anjiiiw! Sakit monyet!" Radis menoleh ke samping, dengan enteng tangan memukul pundak Joagas sebagai balasan.

"Yang ramah dong kalo nyapa orang, songong bener." ucap Radis dengan pandangan tak suka.

"Maaf atuh yaang, lain kali gua sleding lu."

"Mata mu!" Mata Radis membulat.

"Hihi, gemes." Joagas mengusap pelan kepala Radis.

Mereka berjalan berdampingan, dengan Joagas yang tak pernah puas untuk menjahili sang pacar. Sementara Radis hanya bisa kesal, dan sabar.

Tiba saat nya mereka melewati kelas Joagas. Mereka beda kelas, ini yang membuat keduanya tak bisa bucin di kelas.

"Bye! Pulang sekolah tungguin gua, kita makan angin!" pesan Joagas sebelum berpisah dengan Radis.

"Jajanin gua cilok! gak mau tau!" ucap Radis tak terima.

"Iya iya, udah sana ke kelas. Belajar yang pinter."

"Lu juga! daaah, muach!" Radis memberikan fly-kiss kepada Joagas, kemudian dirinya berlari. Entah karena takut terlambat atau karena malu.

Jam pelajaran di mulai. Hingga tiba saatnya waktu pulang. Sesuai dengan pesan Joagas, kini Radis tengah menunggu cowok itu di kantin.

Hari ini Joagas ada jadwal latihan musik, yang membuatnya harus pulang lebih lama. Segelas es teh jus sudah habis, begitu pun dengan es batunya. Dari tadi Radis mengeletuk es batu sambil menunggu Joagas.

"Duuuh lama amat nie orang, bisa jamuran gue." ucap Radis.

Dari arah masuk kantin, Joagas tengah berlari menghampiri nya. Dengan nafas yang memburu, Joagas terduduk di samping Radis.

"Napa lo? di kejar setan?" tanya Radis.

"Enggak, gua takut lu keburu pulang." jelas Joagas.

"Udah ah yuk, ntar cilok nya abis. Lu tau kan cilok di pertigaan? laris banget, baru buka aja itu orang udah pada ngantri."

"Tenang aja, ntar gua beli ke gerobaknya sekalian."

"Sok banget, bon lu di ibu kantin banyak!" Radis mengusap kasar wajah Joagas dengan tangannya.

JOJO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang