Bab 3 (stranger man)

15 3 1
                                    

Jam 19:05 ialah jam biasa Untuk Fana pulang dari tempat les matematika nya.
Fana yang baru saja akan pulang tiba tiba mendapati notifikasi pesan.

2 message from: Nahwa bear🐻
Cuy jam delapan pergi ke cafe langganan kuy.

Eh Jan lupa bawain baju gua juga yang lu pinjem kemarin!

Heuhh ucap Fana.
Kalo dia harus memilih antara nongkrong sama tidur, ya pastinya ia memilih untuk tidur.
sudah capek ngerjain tugas,pulang sekolah jam 17:20 dilanjut les matematika,belum lagi ngerjain pr dirumah.
Hadeh, ini lagi malah diajak nongkrong sama temenya.

Fana answer the messages:
"Itu juga kalo gua sempet!"

Fana membalas pesan temanya itu dengan sangat singkat.Mungkin yang dipikirkanya saat ini ialah tidur,ia sangat lelah sekali.
Fana segera memesan ojek online.
Sembari menunggu ia membeli beberapa camilan untuk menambah stok jajananya dirumah.
hehee karena Fana sangat hobi sekali membeli camilan untuk disimpanya ketika ia sedang menonton Netflix dirumah.
Fana jajan di toko terdekat yang tidak jauh dari tempatnya saat ini berada.

Ketika ia selesai berbelanja ia mendapati seorang siswi perempuan yang masih memakai seragam putih abu abunya yang lengkap di taman yang tengah berbincang dengan sosok pria berjubah hitam yang menutupi seluruh anggota tubuhnya. Nampaknya mereka sedang berbincang dengan sangat serius.
Semakin Fana menatap gadis itu semakin tidak asing wajah itu baginya.
Gadis itu menatap ke arah fana sontak fana mengalihkan pandangannya.

"Mbak,atas nama Fana?"
Pandangan Fana teralihkan dengan kedatangan bapak ojek yang tadi ia pesan
"Oh,E-e iya pak"
Fana melihat lagi ke tempat arah gadis itu berada,namun gadis itu menghilang dari pandanganya begitu saja.

        ***

Fana mengecek laptopnya dan mencari beberapa artikel terkait dengan kasus kecelakaan truk waktu itu.
Entahlah ia masih penasaran saja dengan ucapan ibu ibu di bis yang duduk di sampingnya kemarin malam.
Ia mendapati banyak artikel yang mengaitkan kasus itu dengan hal hal mistis.
Salah satunya ialah
"MISTERI KECELAKAAN SOPIR TRUK, DARI PIHAK KEPOLISIAN SANG SOPIR KINI MASIH TIDAK DIKETAHUI KEBERADAANYA".

artikel itu menunjukkan beberapa foto yang membuat Fana tercengang, lantaran ada foto wanita yang mirip dengan wanita yang ia lihat kemarin malam di saat kecelakaan bis itu terjadi.

ringing 📞
From +62*********

Fana mendapati telfon dari seseorang yang tidak ia kenal lagi.

Fana beberapa kali Reject panggilan itu namun dering telfon itu benar benar menggangunya.
Akhirnya ia mengangkat telfon tersebut.
Dan ternyata...
Itu telfon dari Reygan,alias sepupunya.
"HAI KAK FANA!"
Suara berat yang terdengar dari telfon membuat Fana sempat tidak mengenali suara itu.
"Hallo,dengan siapa?"
"Tukang service AC mbak,Hahaha ini aku Reygan kak".
"Reygan,beneran kamu? suaranya udah kek bapak bapak sumpah,aku pikir tadi siapa!".
karena kesibukannya setelah masuk SMA fana benar benar lupa dengan sepupunya itu.
Sudah jarang ketemu, ditambah suara sepupunya sudah seperti orang dewasa sekarang,ya sudah jelas itu membuatnya hampir tidak bisa mengenali sepupunya lagi.
"Kenapa Rey?"
"Kata mamah kita bakal pulang malam ini kak,aku sama Caca juga ikutan sekalian liburan,atau bisa jadi kita bakal tinggal disana".
"SERIUS?"
Fana benar benar senang,karena akhirnya ia sudah tidak terlalu kesepian lagi dengan kedatangan mereka.
Apalagi ibunya sekarang masih di rawat di rumah sakit,jadi ia benar benar tinggal di rumah sendirian, hanya ditemani dengan whiskey si kucing gemuknya itu.
"Yeah sure,nanti aku telfon lagi kalo udah Deket kak,good night!"
Telfon dimatikan.

Fana kembali fokus dengan laptopnya.Ketika baru saja ia meletakan handphone nya ke meja
Tiba tiba ia mendapati kembali telfon dengan nomor yang tidak dikenal.
Fana segera mengangkat nya,ia pikir itu Reygan.
"HALO?"
Tidak ada respon sama sekali dari panggilan tersebut.
Entahlah itu siapa yang pasti itu bukan Reygan suara yang terdengar tidak jelas hanya seperti suara seorang yang tengah berlari di semak semak yang menghalanginya,lalu suara itu berganti seperti suara handphone terjatuh kedalam kolam.
Fana segera mematikan telfon itu.

Lalu ada pesan yang masuk.
Pesan itu berisikan foto paparizi Fara yang sedang memandang layar laptopnya.
Foto itu seperti diambil dari belakang kaca yang ada di kamarnya Fana.
Fana mengecek fotonya,
fana yang sedang memakai baju biru,celana abu abu,dan tata letak kamarnya yang berantakan seperti sekarang.
Ya tepat sekali foto itu diambil ketika ia sedang mecari tahu informasi kecelakaan itu, kira kira sekitar 15menitan yang lalu sebelum Fana Berbincang dengan Reygan.

Fana benar benar ketakutan.
Tidak begitu lama ada yang mengetuk ngetuk pintu rumahnya,Jarak Kamar Fana dengan pintu depan rumah tidaklah jauh, jadi ketika ada seseorang yang mengetuk pintu depan rumahnya itu terdengar sampai ke kamarnya.

Fana benar benar ketakutan,ia mencoba menghubungi teman temanya,dan juga polisi.
Tubuhnya gemetar dan keringat membasahi seluruh wajahnya.
Fana mengambil beberapa alat dari kamarnya yang mungkin itu bisa dijadikan senjata untuknya.
Suara ketukan dan gerakan gagang pintu semakin keras.
Fana perlahan mencoba mendekati arah pintu,sebelum membukanya Fana melihat ke arah jendela terlebih dahulu untuk memastikan.

"AAAAAAAAA!!!"
FANA BENAR BENAR BERTERIAK SANGAT KENCANG,LALU IA PINGSAN DAN TUBUHNYA LANGSUNG TERGELETAK DI LANTAI!.

        ***

Fana yang pingsan kini ditemani sesosok pria di kamarnya.
Fana yang sedari tadi pingsan akhirnya sadarkan diri dan perlahan membuka matanya.
"Hei,are you okay?"ucap sesosok cowok berkulit putih dengan suaranya yang berat,badanya yang tinggi tegap dengan rambutnya yang sedikit Curly tengah duduk menemani Fana di samping tempat tidurnya.
"Aiden?"
Aku mau balikin kaset indie yang kemarin aku pinjem ke kamu.
"Kamu sakit fa?,soalnya aku tadi liat kamu pingsan untungnya pintu rumah kamu enggak di kunci!"
"Yeah,gua gapapa".
Entahlah yang Fana rasa hanya ingin pingsan lagi saja,jelas jelas pria yang dihadapannya ini ialah seorang pria yang pertama kali membuatnya jatuh cinta dan yang pertama kali juga membuatnya patah hati.
Fana menyukai Aiden,Fana juga bingung mengapa ia bisa sesuka itu sama Aiden padahal sudah jelas pria itu hanya menganggapnya sebagai sahabatnya saja, setelah Fana mengungkapkan perasaannya pada Aiden entah mengapa hubungan pertemanan mereka sekarang malah menjadi renggang.
Suasana menjadi canggung,
tiba tiba datanglah Nahwa dari pintu kamar Fana dan langsung berteriak dan segera memeluk Fana yang kini sedang duduk di kasurnya.
"MY DEARR LU KENAPA?"
Dengan kedatangan temanya itu Fana menyuruh Aiden pergi,namun ia tetap tidak lupa untuk mengatakan terimakasih kepadanya.
"Den kamu bisa keluar dulu nggak, aku mau ngobrol sama Awa"

"E-em iya". Bagaimanapun Aiden tetap memahami perasaan Fana ia segera meninggalkan Fana dengan sahabatnya itu.

"Na ko dia bisa disini si?"
Fana benar-benar jengkel dengan pertanyaan itu,Ia hanya menjawab seperlunya saja.
"I don't know,and I don't care!".
Fana mengalihkan pembicaraan.
Ia menceritakan segala hal yang sekarang terjadi pada dirinya,mulai dari telfon,dan pesan anonym yang terus mengganggu nya sampai surat yang ia temukan di gudang kemarin.
"Wa I'm serious,jelas-jelas tadi gua lihat orang itu pake kepala gua sendiri".
"Hmm,Ok mending sekarang lu tenang dulu,kita bakal selidiki itu nanti ya,gua bakal nginep disini dulu kok buat temenin Lo,oke!
Nahwa mencoba menenangkan Fana yang kini sedang panik.

Sementara itu terdengar suara jeritan wanita yang sangat keras dari luar kamar Fana.

Mysterious student Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang