Prolog : Dream Catcher

613 38 0
                                    

Sebuah rumah yang cukup besar di pinggir kota. Berbaris rapi dengan rumah-rumah lain menyusuri jalanan yang ramai. Rumah bernuansa modern dengan didominasi warna putih itu ditinggali sebuah keluarga kecil. Sepasang suami-istri, dan dua anak mereka.

Seorang bocah tinggi saat ini asik menyirami beberapa bunga matahari di taman belakang rumahnya. Bunga-bunga yang ia tanam dan rawat sendiri. Seperti malika. Tersenyum sendiri melihat bunga-bunga kuning itu tampak segar setelah disiram.

"Jie!"

Terlonjak kaget, bocah itu sampai menjatuhkan selang di genggamannya. Menoleh ke arah pintu dimana saudaranya berdiri. Bocah itu tersenyum semakin cerah, berlari mematikan keran lalu menghampiri saudaranya.

"Tyun!" serunya, menampilkan deretan giginya hingga matanya hilang. "Tyun sudah pulang?" lanjutnya bertanya.

Bocah lain yang dipanggil Tyun menatap datar, kemudian mendengus. "Kalau aku belum pulang kau tak akan melihatku disini, Park Jisung!"

Jisung, bocah itu meringis pelan. Masih sakit hati ternyata ketika Taehyun-saudaranya masih memanggilnya dengan marga ibunya. 7 tahun sudah dirinya disini, Taehyun masih tak menerimanya, ya?

"Hehe, Tyun bagaimana sekolahnya?" Jisung bertanya antusias, selalu. Dia selalu penasaran dengan kehidupan sekolah. Tak ingin berbohong, Jisung memang iri pada Taehyun.

"Ck, aku sudah muak dengan pertanyaan mu" Taehyun berujar tak minat, anak itu melangkah memasuki rumah. Diikuti Jisung yang cemberut karena tidak mendapatkan jawaban yang dia inginkan.

"Apa Tyun dapat teman baru? apa mereka baik hati? ceritakan padaku!"

"Hm. Seseorang bernama Kai, dia baik. Kadang bertingkah aneh seperti dirimu"

"Aku tidak aneh, Tyun!" yang lebih pendek mengendikan bahunya acuh. Kemudian memasuki kamarnya, masih dengan Jisung yang setia mengikutinya.

"Kau kenapa kemari?!" Taehyun meninggikan suaranya, membuat Jisung lagi-lagi terkejut.

"Emm...aku bosan. Bi Hana sedang pergi. Aku tidak punya teman bermain"

Taehyun menoleh pada jam dinding. Masih pukul satu siang. Seingatnya Jisung masih memiliki sejam lagi untuk berkutat bersama guru privatnya.

Ya, Jisung homeschooling.

Menyadari apa yang dipikirkan Taehyun, Jisung melambai-lambaikan kedua tangannya sambil menggeleng. "Guru Jung tidak datang. Hari ini libur, katanya"

"Pergilah, aku ingin tidur"

"Boleh aku menemui Beomie?"

Beomie lagi. Taehyun sebenarnya penasaran siapa sosok pemilik nama yang selalu saja Jisung sebutkan. Tapi masa bodoh, dirinya lelah sehabis menjalani hari pertamanya di sekolah menengah. Tak ada waktu untuk memikirkan itu, Taehyun cuma mengangguk mengiyakan menghadirkan pekikan senang dari saudaranya.

"Dadahh, Tyunnie!!"

Jisung berlari kecil meninggalkan kamar Taehyun. Ia mengambil hoodie abu-abu kesayangannya dan pergi ke sebuah taman di dekat rumahnya. Biasanya Beomie akan ada disana sepulang sekolah. Dan dengan senang hati menemani Jisung menikmati harinya.

"Masih sepi, apa karena hari ini panas sekali ya?" gumam Jisung saat tak melihat siapapun disana. Biasanya akan ada beberapa anak yang bermain.

Tak menghiraukan mentari yang menyengat, Jisung memilih duduk di salah satu ayunan. Untungnya, pohon besar disana berbaik hati melindungi Jisung dari teriknya matahari.

Cukup lama Jisung disana. Matanya menangkap anak-anak yang baru pulang sekolah. Ada yang datang bersama orangtua, teman, ada juga yang datang sendiri.

Dari banyaknya anak sekolah yang datang, ia tidak menemukan sosok Beomie yang ia tunggu sedari tadi. Apa hari ini dia tidak datang, ya? Apa sepulang sekolah dia langsung pergi tidur seperti yang dilakukan Taehyun?

The Dream Chapter : Tomorrow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang