Page Nineteen : Dream

148 26 2
                                    

Satu kata yang mendeskripsikan perasaan Taehyun saat ini adalah, heran. Mobil Taehee berhenti di sebuah rumah yang sangat besar menurut Taehyun, sudah seperti istana saja. Entah akses apa yang dimiliki bundanya, mobil mereka bisa masuk ke dalam dengan sangat mudah. Dan lagi, penjaga disana terlihat sangat menghormati Taehee.

Taehyun benar-benar tidak mengerti. Se-penting itukah posisi Taehee di rumah ini?

"Ayo turun"

"Huh?" Taehyun tersadar dari lamunannya. "Tapi, Jisung-"

"Dia disini"

Lagi-lagi Taehyun keheranan. Jisung ada disini? Di rumah besar entah punya siapa ini? Pertanyaan Taehyun cuma satu. Darimana Taehee tahu?

"Cepatlah, bunda tidak ingin membuang waktu"

Taehee keluar dari mobil, dan Taehyun buru-buru mengikutinya. Saat mereka sampai di depan pintu, tanpa ba-bi-bu dua penjaga disana langsung membukakan pintu. Mereka juga terlihat menunduk memberi hormat.

Seingat Taehyun, dia bukan anak presiden.

"Nona Taehee" sapa seorang pria cukup berumur disana. Pria itu menghampiri mereka, tersenyum manis pada Taehyun dan bundanya.

"Sudah lama nona tidak pulang, bagaimana kabar anda?" tanya pria tua itu.

"Pulang...?" guman Taehyun bingung, otak cerdas Taehyun rasanya tidak bisa menangkap apa yang terjadi.

"Baik. Bagaimana denganmu, paman Kim? Apa pinggang mu sudah sering sakit sekarang?" Taehee berucap diakhiri kekehan tipis, membuat pria yang dipanggil paman Kim itu tersenyum.

"Realistis saja, nona. Saya sudah semakin tua" paman Kim kini beralih menatap pada Taehyun.

"Anda pasti tuan muda Taehyun, perkenalkan saya Kim Insu. Anda bisa memanggil saya paman Kim, kakek Kim juga tidak masalah. Saya akan sangat senang dengan itu" masih dengan senyumannya, paman Kim memperkenalkan diri. Tidak lupa membungkuk memberi hormat.

Taehyun menanggapi dengan kikuk, ia ikut membungkuk serta memperkenalkan dirinya juga.

"Bunda, sebenarnya ada apa disini? Jisung dimana?" tanya Taehyun mendesak, tujuan utamanya adalah mencari Jisung, bukan malah bertamu.

Taehee hanya mengangguk mengerti permintaan anaknya, ia kembali pada ekspresi datar yang tadi. "Dimana Donghae?"

"Tuan Donghae tidak di rumah. Beliau bilang akan pulang larut malam ini"

Taehee mendengus, lantas tersenyum miring. "Kau paling tidak ahli dalam berbohong, paman. Katakan yang sebenarnya, dimana Donghae? Aku punya urusan penting dengannya"

"Saya-"

"Taehyun?"

"Hyung..."

Mendengar keributan di ruang tamu, Jeno yang sedang mencari snack di dapur itu ter tarik atensinya. Terkejut karena ada Taehyun dan juga Nyonya Kang disana. Apa yang mereka lakukan di rumahnya malam-malam begini?

"Ada apa ini?" tanya Jeno saat ia sudah mendekat.

"Jisung hilang hyung!" jawab Taehyun cepat. Terlihat jelas wajah anak itu khawatir.

Jeno terkejut, "Jisung hilang?" ulangnya.

Lagi, Taehyun mengangguk dengan brutal. "Hyung hyung, apa hyung melihatnya? Dia bilang akan langsung pulang tapi sampai sekarang tidak terlihat..."

Jeno diam, dirinya langsung memikirkan kemungkinan terburuk. Jeno harus segera mencari ayahnya, kalau Jaemin sampai tahu bisa-bisa dia yang diamuk kembarannya itu.

The Dream Chapter : Tomorrow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang