Page Fifteen : Cucurma

158 26 0
                                    

Jisung berdiri dengan lesu di halaman sekolah. Dia tidak jadi ke toko bunga Wendy. Setelah dirampok begitu saja Jisung memutuskan untuk kembali ke sekolah. Jisung mau mengadu pada Taehyun, tidak mau tahu!

Namun sebelum berjumpa anak-anak lain dan mereka membicarakan bau badannya, Jisung sudah lebih dulu pergi ke toilet. Mengganti bajunya dengan setelan olahraga yang memang selalu ia simpan di loker.

Tak lama menunggu, akhirnya anak-anak klub basket terlihat keluar dari gedung olahraga. Sudah dipastikan jika Taehyun dan Chenle melihat sosok Jisung, mereka pasti akan langsung menghampiri. Kai yang tertinggal hanya mendengus kesal, jahat sekali dirinya ditinggal.

"Tyun..."

"Ada apa?" Taehyun mendekat, memiringkan kepalanya menunggu Jisung yang sepertinya akan mengadukan sesuatu. Terlihat jelas dari wajahnya yang cemberut, ditambah kedua sudut bibirnya melengkung ke bawah.

"Aku...dicuri..."

"Hah? Kau dicuri? Diculik?" Chenle tidak konek. Maklum, batrenya sudah habis minta makan. Di otaknya hanya terpikirkan, kenapa Jisung dicuri? Bagaimana ceritanya Jisung dicuri? Kalau dia dicuri kenapa bisa disini? Siapa yang mau mencuri Jisung?

Kai disana menggetok kepala Chenle penuh kasih sayang. Membuat sang empu mencebik kesal, anak ini datang-datang malah melakukan kdrt. Kekerasan dalam ruang teman.

"Kau dicuri...maksudmu apa, Jie?" Taehyun ikut bertanya, dia sendiri juga bingung.

"Uang, dicuri..." wajah si pemuda Park makin masam, ia menatap Chenle dengan mata berkaca-kaca. Sekarang, bagaimana cara ia memberikan hadiah pada teman lumba-lumba nya ini?

"Hah?! Kau tidak apa-apa kan?" lagi, Taehyun bertanya. Seketika panik mendengar jawaban dari Jisung. Dia memutar-mutar badan saudaranya, memastikan.

Sementara Chenle masih loading, Kai menahan diri untuk tidak menggeplak kepala itu lagi.

Jisung menggeleng, masih dengan wajah sedih menatap Chenle. Si pemuda lumba-lumba bingung, apa ada yang aneh dengan dirinya?

"Jie..."

"Lele maafkan aku..."

Dengar, suara anak itu sudah berubah serak. Taehyun menghela napas, saudaranya ini pasti akan menangis. Chenle makin bingung, Jisung berbuat salah apa sampai harus meminta maaf padanya? Oh ayolah, otak Chenle makin hari sudah makin buruk. Tolong jangan dipaksa berpikir keras terus!

Akhirnya Chenle memutuskan memeluk Jisung. Biarlah hamster bongsor itu menangis. Si pemuda China menatap Kai dan Taehyun bergantian, meminta kejelasan. Kenapa kesannya hanya dia yang tidak tahu apa-apa?

"Kau bisa jelaskan apa yang terjadi tidak, Jie?" kesal karena Taehyun dan Kai diam saja, Chenle akhirnya bertanya pada Jisung yang masih sesenggukan.

Yang ditanya menggeleng, makin mengeratkan pelukannya pada Chenle. Jisung mau menangis pokoknya, sampai dia puas. Jahat sekali orang-orang itu mencuri uang tabungan yang Jisung siapkan untuk Chenle. Mereka tidak memikirkan perasaan Jisung sama sekali ya? Jisung kesal! Besok-besok mau ikut taekwondo saja agar bisa berkelahi.

Tidak mau memaksa, Chenle membiarkan Jisung agar dia tenang dulu. Dan Chenle sudah bisa memproses kalau Jisung baru saja dirampok. Makanya anak itu sedih. Chenle tidak bisa menenangkan juga sih, secara dia kalau dirampok santai-santai saja. Maafkan, Chenle kalau terkesan pamer. Tapi melihat seberapa sedihnya seorang Park Jisung sekarang, Chenle rasa uang itu adalah sesuatu yang berharga untuknya.

Chenle tidak tahu kalau selama ini Jisung diam-diam menyimpan uang jajannya untuk membeli kado.

"Sudah ya? Nanti kau bisa pakai uang ku dulu" Taehyun berujar. Membuat Jisung melepas pelukannya pada Chenle dan berakhir memeluk sang saudara.

The Dream Chapter : Tomorrow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang