1. TRIPLETS G

1.4K 97 8
                                    

HAPPY READING

Mata Vreya melotot melihat ketiga putranya yang masih tertidur lelap. Padahal jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi.

Menarik nafasnya dalam, wanita itu tersenyum miring "GEVAN, GAVIN, GIVAN. BANGUNNNNNN!" teriaknya dengan wajah angkuh ketika melihat ketiga putranya yang langsung bangun terduduk.

"Minum dulu" segelas air putih tersodor padanya, dengan senyum manis Vreya langsung menerimanya.

"Makasih sayang" ujarnya

"Aduhh Ma, untung Avin nggak punya riwayat penyakit darah rendah. Tiba-tiba bangun langsung duduk gini" ucap Gavin sembari menguap.

"Makannya bangun, udah jam berapa ini" sinis Vreya, lelah dia tuh. Makin besar, kelakuan mereka makin astagfirullah. Terutama Gavin.

"Jam set--...." mata Gavin melotot horor melihat jarum jam "MAMAAAAA KENAPA NGGAK BANGUNIN DARI TADI SIHHHH" teriaknya dan langsung bangkit menuju kamarnya sendiri.

"Salahin aja terusss" mata Vreya menatap sinis Vano "anak kamu tuh" ketusnya dengan nada tak bersahabat.

Sementara Vano hanya bisa tersenyum Sabar.

Tak!!

Tak!!

Tak!!

"Ma, Pa. Avin berangkat dulu, assalamualaikum" pamitnya sembari menyalami tangan Vreya dan Vano. Tak lupa tangannya mencemot satu roti tawar yang sudah Vreya oleskan selai.

"Loh loh, Avin nggak makan dulu?" tanya Vreya

"Nggak Ma, Avin udah telat. Bay" cowok dengan seragam urakan itu langsung meleset pergi ke sekolah menggunakan motor besarnya.

"Abang sama Adek belum berangkat?" tanya Vano sembari menyeruput kopi hitamnya.

"Sekolah Ivan masuk jam delapan hari ini" jawab Givan

"Kelas Evan jam kosong" balas Gevan

Vano dan Vreya mengangguk mengerti.

Sepuluh menit berlalu, Givan berdiri lalu memeluk erat Vreya "Ma, Ivan pergi dulu ya"

Cup!!

Lalu cowok itu beralih pada Vano "Ivan pergi dulu Pa. Assalamualaikum" ucap Givan dengan senyum manis, cowok tampan dengan pakaiannya yang rapi itu mulai menaiki mobil lalu pergi ke sekolah.

Tersisa Gevan, cowok yang khas dengan raut datar nya itu tetap tenang. Headshet bluetooth serta hoodie hitam tak pernah lepas dari cowok itu. Sangat persis seperti Vano dulu.

Duh, jadi ingat masa lalu kan.

"Ma, Pa. Evan pergi dulu. Assalamualaikum" pamitnya sembari menyalami tangan kedua orang tuanya. Langkahnya santai menuju motor besar berwarna hitam, menyalakannya kemudian pergi menuju sekolah.

***

SMA Budi Mulia, tempat di mana Gevan menuntut ilmu. SMA Bintang, tempat Gavin. Dan SMA Semi One, tempat Givan.

Aneh? Memang. Vreya juga pusing melihat anak-anaknya yang tak ingin satu sekolah.

Saat ini ketiganya resmi duduk di kelas XI, Gevan memandang datar bangunan tiga lantai itu. Hari pertama masuk sekolah, ajaran baru di kelas XI. Sudah pasti jam kosong.

Turun dari motornya, cowok tampan yang mempunyai nama lengkap Karelio Gevandra Januarta itu mulai menapaki jalan satu persatu. Pandangannya lurus ke depan. Aura dingin menguar dari dalam dirinya.

TRIPLETS GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang