"Jisung, Papa ingin membersihkan diri, kamu bisa tidak mengantarkan Jaemin ke kamar?" Tanya Tuan Park kepada Jisung.
"Kamar yang mana?" Tanya Jisung polos, karena rumahnya hanya memiliki dua kamar yaitu kamar kedua orang tuanya dan kamar dirinya sendiri.
"Tentunya kamar kamu dong, kalau kamar papa kan tidak mungkin! Masa Jaemin harus tidur dengan papa dan mama" seru Tuan Park dengan nada bercanda.
Jisung tersenyum mendengar candaan sang Papa, jadi kemudian menatap Jaemin.
"Maaf ya kak, rumah kami memang hanya memiliki dua kamar. Kakak tidak masalah kan berbagi kamar dengan Jisung?" Tanya Jisung merasa tidak enak dengan Jaemin.
Jaemin menggeleng dan tersenyum, "Aku tidak keberatan kok"
Jaemin memang tidak keberatan, malah itu adalah kesempatan yang bagus bukan? Jaemin tidak perlu bersusah payah mendekati Jisung karena sekarang dia tinggal satu atap bahkan satu kamar dengan kesayangannya itu.
Ah, lupakan soal adik. Sekarang Jisung bukan lagi adiknya karena mulai dari detik ini Jaemin akan menjadikan Jisung sebagai miliknya.
•••°Manipulative°•••
Jisung membuka pintu kamarnya dan mempersilahkan Jaemin masuk. "Ayo kak masuk"
Jaemin mengangguk, dirinya menatap sekeliling kamar Jisung dan menemukan foto masa kecil Jisung yang menurutnya tak kalah indah dengan Jisung yang telah tumbuh dewasa seperti sekarang.
"Kakak, bisa memasukkan baju baju kakak di lemari ini" seru Jisung menunjukkan sisi lemari yang kosong.
Jaemin mengangguk, "Terima kasih ya Jisung sudah mau berbagi dengan kakak!"
Jisung tersenyum manis kemudian mengangguk, "Tidak apa-apa kok kak! Lagian kakak kan temannya papa! Jadi sudah seharusnya Jisung bantu kakak seperti papa yang bantu kakak"
"Aduh kamu baik banget sih, kakak jadi keingat adik kakak!" Seru Jaemin dengan memasang wajah sendunya.
"Kalau begitu telepon saja adik kakak" saran Jisung.
Jaemin menghela napas panjang kemudian memasang wajah sedih, "Andai saja bisa! Namun nyatanya itu tidak bisa kakak lakukan"
"Kenapa kak?" Tanya Jisung penasaran.
"Adik kakak sejak balita sudah tidak ada di dunia ini! Andai saja dia masih hidup pasti sudah seumuran dengan kamu! Ini semua salah kakak karena tidak bisa jaga adik kakak dengan baik jadi Tuhan mengambilnya dari kakak" seru Jaemin dengan nada sedihnya dan wajah sendu.
Jisung yang mendengarnya merasa kasihan kepada Jaemin. Pasti Jaemin sangat sedih dan kesepian karena kepergian adiknya itu. Jadi tanpa ragu Jisung memeluk Jaemin untuk menenangkan Jaemin.
Jaemin diam-diam menyeringai, sangat mudah baginya untuk mendapatkan perhatian dan empati dari orang-orang baik seperti Jisung dan Tuan Park.
"Maaf ya kak, Jisung udah buka luka kakak" seru Jisung setelah melepaskan pelukannya.
Jaemin tersenyum kemudian mengangguk, "Tidak apa-apa kok! Kakak malah senang bisa berbagi sama kamu, setidaknya kakak meringankan beban yang kakak rasakan"
Jisung mengangguk kemudian menatap mata Jaemin, "Kalau kakak tidak keberatan, kakak bisa kok anggap Jisung sebagai adik sendiri"
"Benarkah?" Tanya Jaemin tidak percaya.
Jisung mengangguk semangat, "Iya! Lagipula Jisung juga ingin merasakan bagaimana rasanya memiliki seorang kakak"
Jaemin tersenyum senang, Jisung benar benar memakan umpannya dengan sangat baik. Memang adiknya ini tidak pernah mengecewakan dirinya.
Jisung yang melihat Jaemin tersenyum ikut tersenyum juga. Dalam pikiran Jisung, Jaemin sangat senang karena akhirnya dia menemukan adik padahal kenyataannya Jaemin sama sekali tidak memikirkan hal tersebut.
"Kalau begitu bolehkah aku memeluk mu?" Tanya Jaemin.
Jisung mengangguk dan merentangkan tangannya. Keduanya kini saling berpelukan.
•••°Bersambung°•••
Apakah menurut kalian karakter Jaemin itu manipulatif?
Atau tidak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Manipulative : JaemSung
Mystery / Thriller"Tidak perlu memikirkan hal yang benar atau hal yang salah, karena aku bisa membuat hal yang salah menjadi benar" cover by : @AZrLtza16 / @_JaemJis