22.43

4 1 0
                                    

Kejujuran

Maukah kamu mendengar sebuah kisah tentang sebuah kejujuran?
Harapku kamu mau.

Seberapa lama kepercayaan berada dalam situasi penuhnya?
***

Seorang gadis 19 tahun pernah mengungkap keinginannya berpacaran pada pemuda yang baru dikenalnya tiga hari belakangan, dan pemuda itu setuju.

Seiring berjalannya hari, si gadis merasa sangat terikat pada pacarnya. Dia merasa, inilah orang yang tepat. Yang nampak sangat mencintainya, mengungkap perasaan sayang setiap saat, dan mau mendengar cerita-ceritanya lewat chat yang mereka tukarkan.

Lagi, si pemuda adalah anak yang cerdas. Terkenal pintar, tampan (walaupun sering merasa insecure), dan talk active. Semua hal yang ada pada diri si pemuda membuat si gadis nolep yang tidak mencolok itu kebingungan karena saking bahagianya.

Semuanya berjalan begitu saja. Si gadis dengan kuliahnya dan si pemuda dengan pekerjaannya. Menjelang hari ke-15, mereka bertukar berita tentang orang yang mereka temui sebelum jadian.

Tidak ada yang aneh. Si gadis dengan mantan pacarnya dan si pemuda dengan gadis yang ia sukai sebelumnya. Semuanya terasa sangat kondusif. Si gadis malah berpikir bahwa dia semakin menyukai pacarnya dan mereka masih bercakap-cakap seperti biasa.

Hari ke-20, si pemuda mengajukan pertanyaan.

"Bagaimana pikiranmu tentang mencintai seseorang?"

Gadis itu terdiam sejenak, memutar otak kemudian mengetik jawaban, "Aku akan mencintainya semauku. Tidak akan memintanya membalas, dan tidak akan mengganggu."

Tak berselang lama, si pemuda menjawab "Bagaimana kalau dia tidak menyukaimu kembali?"

"Aku tidak menuntut balas. Aku bersyukur dia mengizinkan aku mencintainya," balas si gadis lagi dengan bangganya.
Lalu, "Ada apa?"

Room chat mereka terdiam sejenak sesaat setelah pesan itu bercentang biru.

Si pemuda membalas. "Tidak ada apa-apa. Tentang yang kau cinta dan yang menyukaimu, kau akan memilih yang mana?"

Di seberang telepon, si gadis kebingungan.

Betapa susahnya memilih, pikirnya. Dia mengetuk-ngetuk lantai sembari mengetik "Aku lebih percaya pada perasaanku sendiri. Aku bisa mengaturnya dan aku kurang percaya perasaan orang lain."

Si pemuda membalas dengan cepat, "Walaupun dia menyukaimu? Dan yang kamu cinta tidak menoleh sedikitpun padamu?"

"Iyaa," jawab sang gadis. "Aku akan tetap memilih perasaanku sendiri."

Percakapan stagnan sejenak. Tak lama kemudian, balasan dari si pemuda terbaca.

"Baiklah. Terima kasih atas jawabannya☺️," lalu sedetik kemudian, "besok harus bangun pagi, aku pamit tidur lebih dulu Sayang."

Si gadis menghembuskan nafas yang sempat dia tahan saat membaca kalimat terakhir. Diliriknya jam, 'oh, seperti biasa' pikirnya.

"Iyaa, Kak. Selamat beristirahat."

Percakapan berakhir di sana dan si gadis tidur dengan perasaan bahagia.
.
.
.
.
TBC

Have Good Days!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang