Waktu itu sangat berharga, maka saya mengucapkan Terimakasih banyak karena sudah meluangkan sedikit waktu anda untuk membaca karya pertama saya🙏🏻
Thanks for coming by!
-
I'm so Tired, sitting here waiting
If I hear one more "Just be patient"
It's always gonna stay the same
So let me just give up
So let me just let go❝ Katelyn Tarver ❞
-You Dont Know-*
✎ Tidak sedikit orang tahu bahwa saat April mop kita bebas melakukan banyak lelucon. Entah itu dengan cara berbohong sampai bisa menjadikan lelucon bohongan itu menyakitkan bagi orang lain.
Namun ini bukanlah tentang April Mop.
*
Ricuh para siswa SMA Orion memenuhi kelas XI- A yang saat itu tengah melaksanakan kelas kesenian. Seorang gadis dengan mata sembab mendobrak paksa pintu kelas itu yang membuat semua orang di dalamnya menjerit.
Sama halnya dengan Ayumi, bahkan lukisan danau dan kunang-kunang yang baru saja selesai kini malah tercoret akibat dirinya yang tersentak kaget.
Gadis yang diketahui bernama Teresa dari kelas XI-C itu adalah mantan pacar anak kelas sini, yaitu Maxime. Mereka sudah putus sekitar sebulan yang lalu, namun masih menjadi pertanyaan kenapa gadis itu mendatangi Max sambil menangis.
"Lo harus tanggung jawab! Gue hamil." Teresa berucap. Membungkam kericuhan seluruh siswa disana.
Seketika semua orang yang menyaksikan itu memelototkan mata, tak percaya dengan perkataan Teresa yang begitu entengnya mengucapkan itu apalagi di depan umum.
"LO UDAH GILA YA?!" Max berdiri dari tempat duduknya. Menyangkal seluruh ucapan yang keluar dari mulut Teresa, pasalnya mereka memang sudah putus bahkan sudah cukup lama.
"Max plis... i'm not kidding. Kehamilan gua udah berjalan dua bulan." Gadis itu terisak. Maxime mengusap kasar wajahnya, melihat suasana makin ramai membuat Max menarik pergelangan tangan Teresa. Ini adalah hal yang perlu dibicarakan secara pribadi, mereka berdua menjauhi keramaian yang kemudian membuat suasana kelas kembali ricuh seketika.
"PLIS GUYS!! UDAH JANGAN KOAR-KOAR!! Buat anak kelas sini jangan sampai ada yang lapor ke guru." Ike selaku ketua kelas XI-A berteriak, menenangkan kembali kelas seni yang hampir berakhir.
Ayumi berkacak pinggang, bukan masalah mengenai Teresa dan Max. Melainkan lukisan yang sudah dikerjakanya menjadi jelek karena satu coretan tinta hitam yang mengenai gambar kunang-kunang. Dirinya sudah tidak peduli dengan masalah milik orang lain, ia hanya peduli pada lukisanya yang sudah pasti tidak akan mendapat nilai A plus dari Pak Jafar selaku guru kesenian.
Suara Ike menggelegar di ruang kelas, menyumpal satu persatu mulut anak cowok yang malah semakin bergosip dengan suara keras. Masih banyak siswa asyik membicarakan tentang kehamilan Teresa yang belum pasti. Pasalnya Teresa memang sangat terobsesi pada Max saat dulu mereka masih menjalin hubungan. Itu alasan yang membuat Max memutuskan hubungan dengan Teresa, dan takutnya rumor kehamilan gadis itu hanyalah kebohongan untuk menarik Max kembali ke dalam pelukannya.
"Bisa-bisanya tuh cewe gapunya malu. Bilang hamil di depan kelas lain." Ike Jengah, berucap lirih sambil memandang Ayumi yang nampak membetulkan gambar kunang-kunangnya.
"Ya gimana gak di kelas lain. Orang mantan pacar terakhir dia ada di kelas lo." Ucap gadis lain yang ikut nimbrung. Dia Geby wakil ketua osis SMA Orion sekaligus sahabat dekat Ayumi dan Ike. Padahal Geby anak kelas sebelah, namun karena kedua sahabatnya berada di kelas yang sama dan kebetulan ada keributan membuatnya tertarik untuk melihat. Apalagi saat itu kelas sedang tidak dalam pengawasan guru yang mengajar.
"Lu sendiri tau kan gimana posesifnya si Teresa ke Max. Apalagi pergaulan Max di luar juga udah bikin hal kaya gitu gak asing lagi." Ike kembali berdecih. Sebal dengan sikap playboy yang Max tunjukkan kepada banyak wanita di luar sana. Menjabat sebagai anggota geng motor liar tidak membuatnya keren sama sekali. Yang ada, hal seperti itu hanya akan menimbulkan keributan saja.
"Apa bedanya lo sama yang udah susah payah lo sumpal mulutnya pake gulungan kertas tadi ke? Jangan gosip, kita gak tau itu bener apa engga." Satu kalimat yang Ayumi lontarkan kembali membuat kedua sahabatnya terdiam. Baginya mendengarkan seseorang bergosip hal yang tidak pasti adalah suatu waktu yang terbuang dan merusak gendang telinga saja.
Ayumi hendak berdiri karena jam kesenian sudah habis. Namun langkahnya oleng karena seorang cowok dengan hoodie hitam dan earphone yang masih terpasang ditelinga melesat melewatinya. Alhasil beberapa kuas yang dibawa Ayumi jatuh berserakan di lantai.
Cowok itu berhenti. Tidak berbalik, hanya menolehkan kepalanya sambil mengucapkan kata "sorry" dengan wajah ketus khasnya kemudian kembali berjalan. Ayumi memandangnya kesal, namun memang seperti itulah sifatnya.
"Gue kadang respect sama tuh cowo. Punya sodara kembar yang sifatnya spek calon napi masih bisa ya dia sabar." Ike berujar. "Ichi tuh emang beda. Sebenci-bencinya dia sama lo yum, masih minta maaf kalau punya salah." Lanjut Ike. Ayumi masih memandang jejak cowok itu yang sudah terbawa angin. Menjadi rival sejati dalam bidang prestasi sejak kelas satu sma membuat keduanya memang tidak bisa akur.
Namanya Ichi Zarega Rayyenzha. Saudara kembar Maxime Averio Rayyanzha yang hanya terpaut waktu lima menit lebih tua. Mereka memiliki wajah yang sama namun juga bisa dibilang sedikit berbeda. Jangan tanyakan kepribadian mereka yang sudah jelas sangat berbanding terbalik. Maxime itu sangat friendly dan Ichi sangatlah misterius. Walaupun mereka saudara kembar, hubungan keduanya tidak berjalan dengan baik. Lebih anehnya lagi sejak kelas satu sma mereka selalu berada di kelas yang sama.
"Gue jadi mikir dua kali soal rumor yang banyak diomongin di kantor bokap gue." Geby berbicara saat Ayumi kembali duduk setelah mencuci beberapa peralatan lukis miliknya.
"Rumor apaan geb?" Ike menyahut. Ayumi juga ikut mendengarkan.
"Bokap gue kerja di perusahaan film milik bokapnya Max sama Ichi. Katanya Ichi ga tinggal serumah sama Max dan ortu nya. Kalau soal itu gue juga ga yakin bener apa engganya. Tapi ada rumor yang lebih parah lagi soal mereka, banyak yang bilang kalau Ichi itu hidup cuma buat nutupin something yang Maxime lakuin. Apalagi mereka itu kembar, banyak orang yang sulit bedain mereka."
"Dan gue harap jangan sampai kali ini gue denger kalau Teresa ngekonfirm kalau dirinya beneran hamil tapi ternyata anaknya Ichi. Secara mereka berdua aja ngga pernah deket apalagi pacaran. Lo pada paham kan maksud gue?"
*
Thanks buat kalian yang udah mau mampir 🥺
Vote dari kalian sangat berharga bagi saya 🫶🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
FIREFLIES in RAIN [ON GOING]
Teen Fiction❝ Karena kunang-kunang kembali mengingatkanku bahwa ❝ kita tak sedekat itu. ❞ [ Jika kamu tau cara menghargai orang lain. Maka Jangan menulis ulang cerita ini❗️] Follow & vote juga biar saya semangat update :3