Season 2 (8)

270 31 15
                                    

.
.
.
.
.
.
.


Sakura berulang kali melihat jam tangannya, ia kembali masuk kedalam kerumunan orang tua murid dan memandang Sarada yang memakai kostum pelangi untuk tampil di hari kelulusan TK nya, Sarada terlihat sangat cantik tetapi senyumnya belum terbit juga. Perasaannya dan perasaan Sarada sama, mengkhawatirkan Sasuke yang belum juga tiba.

Getaran di tas Sakura membuatnya merogoh kedalam tas, melihat ada nama Juugo disana. Sakura memutar bola matanya sebelum mengangkat telpon dari sekertaris Sasuke, Sakura paham pasti Juugo akan berbicara seribu alasan keterlambatan Sasuke. Saat mendengar suara Juugo Sakura terdiam membatu.

Sakura dan Sarada berlari di koridor rumah sakit, dan membuka pintu dengan tergesa. Sarada langsung berlari dan memeluk ayahnya yang terbaring di rumah sakit dengan beberapa perban di kepala. Sakura mendapat telpon dari Juugo sekertaris Sasuke bahwa Sasuke tidak dapat hadir karena kecelakaan beruntun, untung Sasuke tidak termasuk dalam korban jiwa. Tetapi lukanya cukup parah karena Sasuke sampai tidak sadarkan diri.

"Papa, bangunlah pa!" Rengek Sarada sedih.

Sakura yang melihat Sarada seperti itu mendekat dan merengkuh Sarada dalam pelukannya. Sakura pun memandang sedih Sasuke yang terbaring tak sadarkan diri.

.
.
.

"Rahasiakan ini dari Sakura!" Ujar Mikoto khawatir, Mikoto sangat yakin jika Sakura tahu tentang ini, menantunya itu akan sangat kecewa dan marah.

Juugo hanya mengangguk pasrah dan mundur meninggalkan nyonya besar Uchiha. Juugo hanya menghela nafas pasrah karena ulah bosnya yang terkadang membuatnya kerepotan. Juugo melihat Sakura yang duduk memakai baju kebanggaannya di luar kamar Sasuke dirawat.

"Apakah nona ada jadwal praktek malam ini?"

Sakura mendongak melihat Juugo dengan pandangan lelah, "Iya, aku ada jadwal operasi Caesar malam ini."

"Mau saya belikan anda kopi? Atau semacamnya?" Tawar Juugo.

Sakura menggeleng, "Tidak perlu Juugo-san" Sakura menunduk lagi memandangi ponsel pintarnya dengan tatapan kosong. "Apa aku terlalu keras pada Sasuke? Apa selama ini Sasuke merasa tersiksa, Juugo-san?"

Juugo jadi teringat keseharian bosnya setiap ingin melakukan apapun Sasuke selalu memandangi foto mereka bertiga, seperti mengumpulkan kekuatan dan baru melakukan aktivitas. Iya jelas Sasuke juga tersiksa dengan hubungan pernikahannya tetapi Juugo tidak mungkin menceritakannya, biarkan ini urusan mereka dan Juugo hanya bisa berdoa semoga bosnya dan nona Sakura di berikan jalan keluar atas kerumitan pernikahan mereka.

"Aku hanya, cemburu. Tetapi aku terlalu lama larut dengan kecemburuanku yang belum tentu jelas." Sakura mendongakan kepalanya memandang dinding yang kurang lebih sekitar 2 meter jauhnya dari dirinya. "Aku berfikir jika wanita dan pria didalam 1 ruangan hanya berdua mereka sudah pasti melakukan sesuatu, apa aku salah berfikiran seperti itu?"

Juugo menggeleng, "Tidak juga nona, nona wajar berfikir negatif!"

"Maaf, aku jadi bicara melantur padamu".

"Juugo-san bagaimana keadaan Sasuke?"

Juugo menoleh kebelakang saat mendengar suara yang familiar, Shion! Juugo terkejut dan sangat bingung harus menyikapi bagaimana.

Line TwoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang