Mia menghela nafas panjang , seorang pelayan baru memberinya tagihan yang membuat nya hanya mampu menelan ludah ,
"Saya tidak punya uang" Sahutnya lirih .
Sekarang giliran pelayan itu yang menghela nafas.
"Kalau nggak punya uang kenapa sok - sokan mentraktir orang !"katanya ketus.Mia tertunduk,
"Maaf.."Ia menggelengkan kepalanya ,
Rasanya ingin mati saja , ternyata banyak sekali hal yang membuat ku ingin mati ah tidak bukan begitu seharusnya , bagaimana cara nya agar aku tidak mati sekarang?
Dengan kepalanya, pelayan itu memberi kode Mia untuk mengikutinya .
Mia pun berdiri ,dengan kaki berat ia melangkah mengikuti gerak sang pelayan .
Banyak mata memandang sambil berbisik, terasa seperti belati yang mencabik - cabik kulitnya .
Seseorang tampak berdiri garang menunggunya . Seorang lelaki setengah baya dengan perut gendut dan kumis melintang tebal . Mungkin dia eksekutor yang bertugas memenggal kepalanya .Pelayan berbisik kepadanya sebelum pergi meninggalkan mereka berdua .
"Jadi kamu tidak punya uang untuk membayar semua pesanan ?"tanyanya dengan suara berat khas bapak- bapak .
"Maaf "sahut Mia tertunduk . Tangannya memilin jemarinya sendiri seolah hendak membuat anyaman.
"Apa kau tahu ,bapak bisa melaporkan mu ke polisi?"
"Jangan pak?"potong Mia cepat .
"Hei kenapa kau teriak padaku ! mengagetkan saja ."
"Maaf saya juga kaget waktu bapak ngomongin polisi ,jantung saya mau lepas ."
"Aduh anak zaman sekarang ,tak ada sopan - sopannya dengan orang tua . Oke siapa namamu?"
"Mia ."
"Mia ,berikan nomor telfon orang tua kamu !"
"Saya tidak punya orang tua."
"Jadi kamu lahir dari batu ?"
"Bukan begitu ."
"Hanya karena orang tua kamu meninggal bukan berarti mereka tidak ada ,durhaka loh itu namanya !"
"Maaf"
"Terus siapa wali kamu ?"
"Tidak ada ."
"Oke terus intinya siapa yang bakal bayar semua tagihan kamu !"
"Pasti dia dikerjai temannya pak ,lihat saja tampang ngenes nya . " Kata seorang pelayan yang lewat sambil membawa nampan pesanan .
"Kau fikir aku tidak tahu ! " Sahut nya pada pelayan .
"Heh Mia orang boleh miskin ,tapi jangan mau juga di bodohin ! Memang lulusan apa kamu!"
"SMP "
"Oh ya ampun lengkap sudah penderitaan mu nak !"menepuk jidatnya.
Mia mengeluarkan sesuatu dari celananya ,
" Boleh di bayar dengan ini?"Sebelah alis lelaki itu terangkat ,
"Pesanan 2 juta mau kau bayar dengan hape jadul ,katakan apa hapemu itu sudah ada nada deringnya ? Atau masih poliponik? Itu mungkin mahal di jaman SMA bapak tapi sekarang buat beli gorengan saja cuma nyelip di perut? ""Lalu bagaimana ,saya bisa cuci piring?"
"Apa kau tahu berapa gaji tukang cuci piring disini? 1,5 juta sebulan jadi apa kau mau 2 bulan cuci piring disini ?"
"Saya tidak bisa selama itu , pekerjaan saya bagaimana ?"
"Jadi kamu bekerja , baguslah! Berapa gaji kamu?"
"Satu juta ."
"Hanya satu juta ?"
"Saya masih magang "
"Jadi kamu mau puasa 3 bulan?"
"Tidak bisa ,bolehkah saya mencicilnya 6 bulan ?"
"Ampunilah pak ,kasihan anak orang!"kara seorang pelayan .
"Iya pak !"imbuh pelayan lain
" Lihat saja badannya kurus tak ada dagingnya!"entah siapa yang ngomong
"Dia sudah kurang gizi pak ,masa harus disuruh puasa lagi Pak!"terserah siapa yang ngomong.
"Ya ampun kenapa rasanya jadi bapak yang jadi peran antagonisnya ! Iya bapak memang jahat ,jadi bagaimana kalau kalian yang baik hati , ku potong gaji kalian buat gantiin tagihan dia!"
"Jangan Pak !!!" Sahut mereka kompak .
" Dasar !!! Oke ,setiap pulang kerja selama seminggu kamu nyuci piring di sini.
Sekarang beri KTP kamu buat jaminan!"Mia mengambil dompetnya ,dan mengeluarkan KTPnya .
"Ini pak ," mengulurkan nya .
"Sekarang pergi ke belakang sana !"
"Ayo ! "
Kata seorang pelayan mengajaknya pergi ke pantry.
Aduh..bisa bangkrut kalo terus begini!"
"Terimakasih sudah menolong saya ."kata Mia.
"Sudahlah , sesekali pak Burhan memang harus di paksa buat sedekah !" Katanya lirih sambil tertawa ,memaksa Mia akhirnya ikut tersenyum .
"Saya Siska , kamu? "
Mia mengulurkan tangannya ,
"Mia"